Senin (2/05), pukul 08.30 WIB terlihat puluhan mahasiswa dari rumpun Teknik berkumpul di tempat parkir lapangan Satu Bumi, Fakultas Teknik. Mahasiswa yang berasal dari berbagai angkatan tersebut bersiap untuk berjalan menuju Aksi Pesta Rakyat UGM di depan Gedung Pusat UGM. Sebelum mulai bergerak, Muhammad Retas Aqabah Amjad, mahasiswa Fakultas Teknik ’13 mengatakan bahwa aksi nanti adalah aksi yang simpatik, santun, dan beradab.
Mahasiswa dari rumpun Teknik, Sains, Medika, dan Vokasi bergerak menuju Gedung Pusat dengan menjemput mahasiswa lainnya di lokasi rumpun masing-masing. Menurut Ahmad Khinarto, mahasiswa Fakultas Teknik ’13, massa aksi dari keempat rumpun tersebut berjalan bersama supaya tidak mengganggu jalannya upacara disana. “Jika keempat rumpun tersebut bergerak sendiri, dikhawatirkan ada salah satu rumpun yang lebih dulu sampai dan mengganggu kekhidmatan upacara,” tegasnya.
Menurut Irfan, mahasiswa Sekolah Vokasi, mahasiswa Sekolah Vokasi mengikuti aksi karena isu Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan keresahan bersama. Salah satunya seperti yang dialami mahasiswa Diploma Teknik Sipil (DTS). “Mahasiswa DTS sudah membayar UKT, tetapi saat mengerjakan Tugas Akhir, mereka harus membayar biaya sebesar Rp. 300.000,00 untuk biaya laboratorium,” jelasnya.
Mahasiswa rumpun medika, khususnya dari Fakultas Kedokteran, juga terkena dampak dari isu kenaikan UKT. Hal ini karena Fakultas Kedokteran akan memiliki UKT termahal di UGM. “Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran nanti akan mendapat UKT tertinggi sekitar 26 juta rupiah,“ ujar salah satu peserta aksi dari Fakultas Kedokteran ’14.
Selain itu, isu adanya uang pangkal bagi mahasiswa dari jalur Ujian Mandiri (UM) juga menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa. “Jika mahasiswa membayar UKT beserta uang pangkal, justru itu akan memberatkan mereka,” jelas Ilham, mahasiswa Fakultas Biologi ‘15. Keresahan yang sama juga dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa Sekolah Vokasi, karena sebagian besar berasal dari jalur UM. “Jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan, maka mahasiswa Sekolah Vokasi akan menderita dampak terbesar,” jelas Ahmad.[Indrabayu Selo]