Gedung Fakultas Ilmu Budaya UGM terlihat ramai sejak pukul 18.30. Ratusan orang mengantri untuk memasuki Ruang Auditorium di lantai tiga. Begitu memasuki ruangan, cahaya lampu berwarna biru, kuning dan merah berpendar menghiasi langit-langit. Setelah semua orang duduk dengan tenang, dua orang naik ke atas panggung dan mulai menyemarakkan suasana. Sesekali beberapa di antara penonton tertawa menanggapi lelucon keduanya. Dua orang  ini adalah pembawa acara konser mini Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO). Tak lama setelah mereka membuka acara, lampu meredup. Perlahan, alunan melodi terdengar dari panggung, mencuri perhatian para penonton yang berada di ruang itu.
Serangkaian lagu anak-anak yang pernah dipopulerkan penyanyi cilik Tasya menjadi lagu pembuka konser mini kelima GMCO, Minggu (17/3) pukul 19.00. Selain lagu-lagu populer dari Tasya, Twinkle-Twinkle Little Star, Pelangiku, Laskar Pelangi dan lagu anak-anak lain turut dimainkan malam itu. Rachma Yulia Fatmawati, mahasiswa Jurusan Kimia â12, selaku Ketua Panitia berharap lagu-lagu tersebut dapat mengingatkan penonton terhadap masa kecil mereka. âLagu anak kecil sekarang sudah beda dengan dulu,â paparnya. Rachma menjelaskan alasan GMCO memilih cerita anak kecil sebagai tema utama mereka, âOrchestra biasanya identik dengan musik klasik, kami ingin mengangkat sesuatu yang berbedaâ.
Selain lagu anak-anak, dalam konser mini kali ini GMCO menampilkan sebuah lagu hasil komposisi Yosef Adicita, mahasiswa Jurusan Filsafat 2008. Lagu berjudul Dahlia Rhapsody tersebut merupakan gabungan melodi beberapa lagu ternama, antara lain A Whole New Worlddan Perahu Kertas. Wilson Lisan, penata aransemen konser mini, percaya bahwa setiap lagu yang tergabung dalam Dahlia Rhapsody memiliki warna tersendiri. Ia mencontohkannya dengan warna putih yang dimiliki lagu Perahu Kertas. âApabila kita gabungkan semua warna itu, akan terbentuk pelangi,â tuturnya. Menurutnya, melodi yang tercipta sangat sesuai dengan judul konser mini, Rainbow Symphony yang berartikan simfoni pelangi. Pendaran warna pelangi dianggap dapat merepresentasikan warna-warni cerita masa kecil yang menjadi tema konser.
Tidak semua lagu dibawakan dengan konsep full orchestra seperti Dahlia Rhapsody. Beberapa lagu di awal konser dibawakan hanya oleh dua hingga enam orang. Konsep ini dinilai cukup santai dan lebih mudah dinikmati penonton. Salah seorang penonton, Tiara Estu Amanda, mahasiswa Sastra Perancis â10, lebih menyukai konsep lagu sederhana. âSaya suka lagu yang dibawakan hanya dengan cello dan keyboard itu,â rujuknya terhadap lagu berjudul I Miss Youkarya Henry Mancini. Berbeda dengan Tiara, Tyas Nurul Hidayati, mahasiswa Teknik Industri â12, lebih menyenangi lagu Payphone yang dibawakan dengan konsep full orchestra. Ia berpendapat, âKolaborasi musiknya jadi lebih kaya dan indah.â
Konser yang menampilkan empat belas lagu ini didominasi oleh penampilan anggota baru GMCO. Rachma menjelaskan bahwa konser mini GMCO kali ini merupakan ajang pengenalan anggota baru kepada dunia pertunjukan. âUntuk orientasi sih, sekaligus pembuktian kemampuan angkatan kelima GMCO,â terang Rachma. Wilson turut menjelaskan bahwa hanya sedikit angkatan atas yang turut tampil dalam konser mini ini. âContohnya di bagian viola, itu pun karena angkatan baru nggak punya pemain viola,â jelasnya.
Antusiasme masyarakat UGM terhadap konser mini Rainbow Symphony cukup besar. Tiket yang berjumlah 250 lembar habis terjual dalam jangka waktu satu hari. Beberapa penonton merasa cukup beruntung mendapat tiket konser mini. Wida Wahyudi, mahasiswa Sastra Perancis â10 menjelaskan bahwa ia selalu ingin menonton konser GMCO. âIni pertama kali saya nonton, biasanya kehabisan terus,â ungkapnya.
Tanggapan positif penonton tidak hanya terlihat dari jumlah tiket yang terjual habis. Seluruh lagu yang disajikan selalu diakhiri dengan riuh tepuk tangan penonton. Tyas menceritakan kepuasannya, âKonsep konser secara keseluruhan bagus, jadi teringat masa kecil.â Menurutnya, konser ini dapat disebut sebagai usaha optimal angkatan kelima.
Di penghujung acara, teriakan kembali terdengar dari arah penonton. Beberapa pemusik terlihat berdiskusi sejenak menanggapi permintaan penonton untuk kembali memainkan satu lagu lagi. Semenit kemudian, musik kembali mengisi ruangan. Doremiemon yang merupakan paduan antara lagu Doraemon dan Doremi menjadi lagu terakhir dalam konser mini Rainbow Rhapsody kali ini. Perlahan, cahaya kembali menerangi seluruh sudut ruangan. Terlihat beberapa panitia berdiri berjajar dengan penonton. Rachma berkisah bahwa dalam setiap konser selalu ada skenario tersendiri. âKali ini panitia yang minta tambah,â candanya. [Ganesh Cintika, Lintang Cahyaningsih]