Minggu (21/14) siang, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Cinta Damai berkumpul dan melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Agung Jalan Malioboro Yogyakarta.  Aliansi yang tergabung dari berbagai komunitas lintas agama ini bersatu untuk memperingati Hari Perdamaian Dunia yang jatuh pada hari ini. Berbagai komunitas tersebut diantaranya adalah Young Peacemaker Community (YIPC) Yogyakarta, Jaringan Gusdurian, Simpul Iman Community (SIMC), Rumah Pirukun dan Dewan Mahasiswa Da’wah Universitas Islam Negeri (UIN) Jogja.
Aksi diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan orasi bertemakan perdamaian di Indonesia. Setelah itu,  berbagai macam aksi lainnya mulai menyusul. Seperti Pembacaan puisi kedamaian, aksi pembagian stiker serta penarikan dukungan melalui pembubuhan tanda tangan diatas spanduk berukuran  tiga meter. Ada yang menarik ketika pembagian stiker, setelah menerima stiker setiap orang wajib mengeluarkan pendapat dan harapan tentang kedamaian di Indonesia. Hal itu dilakukan agar aksi ini tidak berjalan satu arah. Betriq Kindy Arrazy selaku Koordinator aksi mengatakan, “Agar aksi berjalan dua arah, setelah menerima stiker setiap orang wajib berpendapat tentang kedamaian di Indonesia saat ini.”
Ternyata, aksi memperingati Hari Perdamaian Dunia tidak hanya dilaksanakan di Yogyakarta saja. Di luar kota banyak aksi serupa banyak dilakukan, misalnya di Solo Jawa Tengah. Arta Fridu Simamora, anggota YIPC Solo mengatakan, ”Di Solo aksi hanya sebatas memberikan stiker kepada masyarakat.” Merasa kurang puas, setelah selesai ia langsung berangkat ke Yogyakarta. “Setelah melaksanakan aksi di Solo , saya langsung berangkat ke Jogja untuk ikut berjuang menyuarakan perdamaian bersama teman-teman disini,” ungkapnya.
Tata Khoiryyah, perwakilan dari Jaringan Gusdurian mengungkapkan bahwa peringatan Hari Perdamaian Dunia tidak akan berhenti setelah aksi hari ini. “Akan ada tindak lanjut setelah ini, yaitu akan diadakannya Sarasehan Budaya Lintas Iman yang bertujuan untuk mengumpulkan berbagai komunitas lintas agama di Yogyakarta pada tanggal 18 Oktober,” ungkapnya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir konflik antar agama yang kerap kali terjadi di Yogyakarta.
Setelah peringatan Hari Perdamaian Dunia dilakukan, Kindy berharap  agar masyarakat sadar akan pentingnya kedamaian di dalam kehidupan. Begitu juga dengan Muhammad Qummarul Hadi salah satu perwakilan dari YIPC Yogyakarta. Ia berharap,  “Semoga kedamaian di Indonesia semakin membaik dan ada ketegasan dari pihak aparat terhadap oknum-oknum yang suka memecah belah masyarakat.” Akhirnya acara di tutup dengan mengikrarkan Sumpah Perdamaian yang dipimpin oleh koordinator dan diikuti para anggota aliansi. [Dimas Syibli Muhammad Haikal]