Memasuki hari keempat (8/12), aksi mahasiswa vokasi yang menuntut dibukanya alih jalur D3 ke S1 masih berlangsung. Hasil dari rapat pleno sehari sebelumnya belum sesuai dengan harapan mahasiswa, sehingga sampai malam ini mahasiswa masih tetap bertahan di gedung rektorat.
Sebelumnya, tuntutan mahasiswa sudah menemui titik terang ketika hasil rapat pleno pada (7/12) menghasilkan dua poin penting, yakni UGM memberi kesempatan prodi S1 untuk membuka alih jalur dengan persetujuan akademik dan tentang pembukaan program D4. Namun, mahasiswa memutuskan yang menjadi tuntutan utama, pembukaan kembali program alih jalur bukan program D4.
Sekitar pukul 09.30, teradi pertemuan antara pihak rektorat dan mahasiswa sebagai kelanjutaan rapat pleno sebelumnya. Pertemuan tersebut memberikan kepastian akan adanya pembahasan tuntutan mahasiswa pada 13 Januari mendatang. Menanggapi hasil itu, sekitar pukul 15.00, mahasiswa sempat berdiskusi tentang keputusan untuk tetap bertahan di rektorat atau mundur sambil mengawal kebijakan hingga sidang pleno. Diskusi mahasiswa menghasilkan keputusan tetap bertahan hingga sidang pleno dipercepat.
Neil, ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Vokasi menjelaskan langkah yang ditempuh mahasiswa saat ini sesuai tujuan awal. “Kami akan tetap bertahan hingga sidang pleno dipercepat,” ujarnya. Dia menambahkan isu ini tidak boleh bernasib sama dengan isu-isu lain sebelumnya.
Mahasiswa menganggap penundaan keputusan merupakan strategi rektorat untuk melemahkan posisi mahasiswa. “Rencana rapat pleno pada tanggal (13/1) mendatang bukanlah sebuah hasil, melainkan agenda, kami disini sampai ada hasil” ungkap Edo, mahasiswa D3 Teknik Sipil ketika ditanya soal sikap mahasiswa mengenai rencana tersebut.
Mahasiswa mengancam akan menduduki rektorat jika sampai besok tidak ada kepastian percepatan sidang pleno. Rencananya, mahasiswa akan mengganggu kinerja orang-orang rektorat dengan menduduki lantai tiga di depan ruang senat. “Kami masih satu, kami tidak akan mundur sampai tuntutan kami dipenuhi” ujar salah seorang mahasiswa yang enggan disebutkan identitasnya. Ia juga mengungkapkan, jika mahasiswa sempat mendapatkan intervensi dari pihak yang mengaku sebagai ikatan alumni. Apabila sampai jam 9 malam ini mahasiswa belum membubarkan diri, maka akan ada pembubaran secara paksa.
Nyatanya, sampai pukul 22.49 mahasiswa vokasi tetap bertahan di rektorat. Ini menunjukkan intervensi apapun tidak menyurutkan semangat mahasiswa vokasi untuk terus berjuang menuntut dibukanya alih jalur. [M. Reksa Pasha, Mukhammad Faisol]