Sabtu (8/10) malam, bangunan GAMAPLAZA yang telah lama terbengkalai, kali ini dipenuhi pengunjung. Hal ini dikarenakan Unit Fotografi UGM menyelenggarakan pameran foto bertajuk “Sampah” di gedung tersebut. Pada acara yang berlangsung selama lima hari ini, sebanyak 26 foto hasil jepretan 19 fotografer, dipamerkan. Wicak Baskoro, sang kurator pameran, menjelaskan tema “Sampah” sendiri tidak hanya menyoroti sampah yang biasanya dipandang dari satu sisi oleh masyarakat. “Ada soal-soal lain yang muncul daripada sekadar sampah,” tuturnya. Sebagai contoh, ia merujuk pada foto berjudul “God Must Be Know” karya Boma Aldo. Foto ini menampilkan sosok Tuhan agama Nasrani, yang dipenuhi lumut, tumbuhan liar, dan tak terawat sama sekali. Menurut Boma Aldo, yang ingin ia pertanyakan adalah letak tanggung jawab manusia yang membawa-bawa Tuhan dalam karyanya, kemudian diabaikan. “Ini menunjukkan sudah sedemikian remehnya Tuhan di mata masyarakat,” ungkap Wicak. Pemilihan tempat juga disesuaikan dengan tema. Rizki Fill Ardhianto selaku ketua pameran, mengatakan bahwa GAMAPLAZA sangat mendukung tema. “Tempat ini sebenarnya masih dimanfaatkan, tapi karena nggak pernah terpakai, akhirnya jadi sampah,” ungkapnya. Ia menambahkan, salah satu hal yang ingin disampaikan adalah sudut pandang setiap orang tentang definisi sampah itu sendiri. Hal itulah yang menjadi dasar dari beragamnya jenis sampah yang berusaha ditampilkan para fotografer. Mulai dari sampah teori yang telah usang, sampah teknologi berupa disket, hingga sampah religius berupa lembaran Yasin di pembakaran sampah. Semuanya seakan menegaskan banyaknya jenis sampah yang bisa digali dari pemikiran tiap orang. “Simpelnya, sampahmu apa juga sampahku?” tambah Rizky. Tanggapan pengunjung terhadap pameran ini cukup positif. Dian Ardhini Hapsari, mahasiswa Magister Manajemen UGM 2010, mengaku kagum akan kemampuan panitia dalam mengatur tata ruang di bangunan yang kelihatan serba kumuh itu. “Mereka bisa memanfaatkan bangunan yang nggak pernah dipakai begini, termasuk kreatif.” paparnya. Sedangkan Maulana Abdul Qadry, mahasiswa Multimedia Training Center, mengagumi galeri dadakan ini dari segi penyampaian makna. “Dari hal kecil seperti sampah, orang jadi banyak tersadar tentang dunianya.” tuturnya. [Sonia Fatmarani]