Selasa(17/5) malam, puluhan orang berkumpul di lapangan parkir Lembah UGM dalam peringatan 63 tahun NAKBA, hari yang bersejarah bagi rakyat Palestina.
“NAKBA adalah hari dimulainya penindasan kaum Zionis Israel terhadap rakyat Palestina,” tutur Muhammad Ma’ruf, ketua panitia acara tersebut. Acara yang terselenggara atas kerja sama Voice Of Palestine (VOP) Indonesia dengan Retorika, Keluarga Mahasiswa Filsafat (KMF), dan beberapa organisasi lainnya itu bertujuan untuk membangun solidaritas kepada rakyat Palestina.
Jika biasanya acara solidaritas untuk Palestina diisi dengan hal-hal yang bernuansa Islam, acara kali ini justru diisi dengan pemutaran film dokumenter dan pertunjukan musik. Muhammad Ma’ruf menjelaskan, hal tersebut ditujukan untuk meluruskan persepsi tentang masalah Palestina yang berkembang di masyarakat selama ini. “Acara solidaritas untuk Palestina selalu identik dengan Islam, sehingga masyarakat merasa bahwa masalah Palestina hanya milik umat Islam,” jelasnya.
Ma’ruf melanjutkan, masalah penindasan warga Palestina oleh Zionis Israel bukan masalah suku, ras, atau agama, melainkan masalah kemanusiaan. Apa yang dilakukan Zionis Israel telah melanggar hak-hak asasi dan melukai nurani manusia. “Siapapun yang merasa manusia dan masih memiliki hati nurani, apapun suku dan agamanya, selayaknya peduli pada masalah kemanusiaan yang terjadi di Palestina,” ungkapnya.
Mujtahid Hashem selaku perwakilan VOP, menyampaikan pentingnya memperingati NAKBA sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Paestina. “Kita adalah bagian dari jutaan manusia di berbagai belahan dunia yang masih mau ingat dan peduli bahwa ribuan kilometer dari sini, di negara Palestina, masih terjadi pembantaian dan kesewenang-wenangan terhadap umat manusia,” tegasnya.
Hashem juga menjelaskan makna NAKBA bagi rakyat Palestina. “Bagi Zionis Israel, hari ini adalah hari kemerdekaan mereka karena telah berhasil merebut sebagian wilayah Palestina. Tapi bagi rakyat Palestina, hari ini adalah hari direbutnya tanah ulayat mereka dan dimulainya penjajahan di atas tanah mereka sendiri,” ujarnya.
Berbagai grup band seperti Sonde Monink, Sodara-Sodari, dan beberapa grup band dari Jawa Tengah lainnya memeriahkan acara ini. Hadir pula John Tobing, aktivis mahasiswa ’98 dan pencipta lagu “Darah Juang”. [Ibnu]