Kenang-kenangan Emak /1/ Setrika arang Selepas subuh, anak-anak riuh mengaduh Seragam sekolah kusut, paras mereka semrawut Emak membakar biji-biji arang, menyalakan bara kasih…
kontribusi
-
-
Besakih Langit yang kejatuhan warna biru Sekejap dirobek asap dupa dan ruap beluntas Sekar di selangkangan kuping betapa sakralnya Sepetak lapang pengabenan Mengabadikan bau…
-
KIDUNG SURAU Masih kudengar suaramu Di antara desau daun Gemercik genangan musibah Bumi rimba raya Kidung anak-anak mengaji Robekan tirai langit: Adam Isa dan…
-
“Demi uang, segalanya halal.” Kau tak akan pernah menduga bahwa zaman bisa jadi sangat busuk. Bahkan hatimu yang busuk masih kalah busuk. Kau sangat…
-
Kerajaan Mimpi Istana kaca air mengalir di bawah alam sadar Memahkotai kepalaku dan kepalamu Memerintah sebuah negeri kebahagiaan Pada lanskap itu …
-
Di Pati, dalam kunjunganku ke rumah temanku, Dekso, selepas ia pulang dari Bengkel Teater Rendra di tahun 2000, aku menemukannya telah berubah. Saat aku…
-
“Namaku Da Roka,” jawab anjing hitam bermata sendu itu saat kutanya nama, membuat tubuhku tersentak, sebab namanya serupa namaku: Da Roka. Bukan hanya nama,…
-
Betapa orang terminal menyayangi lelaki berambut perak—abah Hurip, yang cerewet itu. Terngiang dan angan sampai pada suara abah Hurip yang meracau—memaki sembari tangannya sibuk…
-
Jun dikenal sebagai lelaki keras kepala di kampungnya, lebih tepatnya di Prenduan. Dia memang luar biasa keras kepala, toh dia tidak pernah mau patuh…
- 1
- 2