Sore sedang cantik-cantiknya melenggang sewaktu ia datang. Setelah sekian tahun menghilang ia muncul di beranda rumahku secara tiba-tiba. Perutnya membuncit. Cambang tipisnya dibiarkan tumbuh.…
cerpen
-
-
Dalam tiga tahun terakhir, setiap kali mendengar suara Ibu, aku selalu membayangkan kematianku sendiri. Aku mengiris nadi, menikamkan pisau tajam ke leher atau dada,…
-
Pernahkah kau mendamba cara mati yang indah jika sudah saatnya? Liang-liang genangan aspal tampung jatuh kemurungan. Serupa gontai lelah langkah ibu yang menua. Kami…
-
Batu. Reruntuhan tembok. Kantong plastik. Dedaunan kering. Angin yang berhembus pelan. Udara dingin yang membangunkan seorang lelaki yang bersandar di sisa dinding. Kaki kirinya…
-
Matahari meredupkan sinarnya, memberi isyarat pada hujan untuk menggantikannya pagi ini. “Kenapa?” tanya Hujan dengan enggan. “Aku tidak terbit pagi ini, mungkin juga esok,…
-
/I/ Daun-daun gugur menderai. Menutupi bangku yang ada di sisi utara sebuah taman yang berjarak tak jauh dari sebuah jalan. Jalan itu tak pernah…
-
Oleh: Asef Saiful Anwar WASNADI masih berusaha menyangkal mimpinya, terutama pada bagian ketika gadis kecil bersayap kupu-kupu itu berujar: “Lima hari lagi kamu akan…
-
BANGUNNYA matahari pagi seketika meleburkan angin ke tengah lautan. Ditambah riak-riak kecil air bertubrukan dengan pasir putih yang mendiami gugusan sepanjang pantai, suasananya…
-
Nita menggelendot manja. Sembari memegang tangan, dia melompat ke dalam pangkuan Mamanya. Dipegang erat-erat tangan Mamanya seolah-olah akan pergi jauh meninggalkannya. “Malam ini aku…