Die taz: Sebuah Catatan Harian (6) Situasinya serius, meski sentilan-sentilan yang berseliweran tetap terdengar segar. Salah satu sentilan paling populer berbunyi begini: “kontradiksi antara…
REHAT
-
-
Die taz: Sebuah Catatan Harian (5) Seorang badut bertopi, dengan saputangan yang terikat di leher serta tali penahan celana yang menjulur lewat dada dan…
-
Die taz: Sebuah Catatan Harian (4) Bila kita berangkat dari Berlin subuh hari Jumat, maka tergantung cuacanya, kita baru akan berada di Frankfurt pada…
-
Die taz: Sebuah Catatan Harian (3) Apa artinya lima hari. Jadwal terbit yang terlambat bagi koran lain, tidak berlaku bagi taz. Pasalnya, bahwasanya taz…
-
Siapa yang tak kenal Yogyakarta? Kota dengan berbagai julukan ini telah banyak merebut hati siapa pun yang menapakkan kakinya disini. Sapaan akrab ‘Jogja’ seakan…
-
Assalammualaikum wr.wb. Kepada kawan-kawan BADAN PENERBITAN PERS MAHASISWA BALAIRUNG UNIVERSITAS GADJAH MADA, kami—keluarga besar Lembaga Pers Mahasiswa Pijar Unigha—ingin berbagi cerita: Lembaga Pers Mahasiswa…
-
Pendidikan mulai diperdagangkan. Pers mahasiswa berteriak lantang: Lawan! Judul : Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan Penulis : Wisnu Prasetya Utomo Penerbit : Indie Book…
-
Merebahkan badan di Masjid Kampus (maskam) UGM seusai melakukan berbagai aktivitas adalah suatu hal yang memberikan kesan tersendiri bagi saya, komunitas kecil yang cukup…
-
Judul: Karnaval Caci Maki: Menelusuri Cacian dari Hasrat sampai Nilai Penulis: Prima Sulistya W., dkk. Penerbit: Ekspresi Buku Waktu terbit : …