Massa aksi yang tergabung dalam aliansi “Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina” terlihat melintas di Jalan Malioboro menuju Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada Minggu siang (19-11). Mereka bersorak “Free! Free! Palestine” seraya membentangkan poster bertuliskan “Rakyat Palestina berhak berjuang melawan penjajah”. Kemudian, massa aksi sampai di Titik Nol Kilometer Yogyakarta dan melangsungkan orasi.
Berbagai organisasi turut andil dalam aksi kali ini, di antaranya Front Perjuangan Pemuda Indonesia Yogyakarta, Serikat Mahasiswa Indonesia, dan Aliansi Mahasiswa Papua. Melalui orasi, massa aksi menegaskan bahwa Israel telah melakukan penjajahan dan mengajak masyarakat untuk mendukung Palestina. “Apabila anda masih punya jiwa kemanusiaan, anda berhak berdiri di sini untuk membela Palestina!” seru salah satu massa aksi. Di tengah teriknya matahari, mereka tidak hanya melakukan orasi, tetapi juga melantunkan nyanyian yang berisi tuntutan untuk menghapus penindasan Israel terhadap rakyat Palestina.
Daniel, salah satu massa aksi, menyebutkan bahwa tujuan diadakannya aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina. Solidaritas tersebut dibutuhkan karena ia melihat serangan Israel terhadap Palestina pada 7 Oktober lalu masih menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Selain itu, Daniel berharap aksi kali ini dapat disiarkan secara luas kepada pengunjung Malioboro bahwa konflik di Palestina bukanlah konflik berdogma agama. “Sebenarnya konflik di Palestina adalah bentuk penjajahan yang dilakukan oleh Israel,” lanjutnya.
Setelah orasi dari berbagai organisasi, massa aksi “Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina” membacakan rilis sikap sebagai penutup aksi tersebut. Massa aksi menyatakan bahwa Zionis Israel telah melakukan invasi dan penjajahan terhadap rakyat Palestina. Massa aksi juga menyebut Benjamin Netanyahu, pemimpin Zionis sekaligus Perdana Menteri Israel, telah melakukan kejahatan kemanusiaan, perang, dan genosida secara besar-besaran dengan sokongan imperialis Barat pimpinan Amerika Serikat. “Kaum imperialis serta antek-anteknya telah menyebarkan fitnah, penyesatan, dan dalih sekaligus pembungkaman, penghalangan, dan persekusi terhadap kelompok maupun gerakan yang bersolidaritas pada Palestina,” ucap Darwish (bukan nama sebenarnya) selaku perwakilan massa aksi dalam rilis sikap.
Selanjutnya, massa aksi menyerukan kepada buruh dan seluruh rakyat agar menggalang solidaritas besar-besaran untuk mendukung perjuangan pembebasan nasional Palestina dari Zionis Israel dan sekutunya. Massa aksi juga mendukung sepenuhnya hak rakyat Palestina untuk melawan penindasan dan kembali ke tanah mereka. Selain itu, mereka mendesak Zionis Israel untuk menghentikan agresinya, baik ke Gaza maupun Tepi Barat. “Hentikan blokade, pemenjaraan, dan penangkapan terhadap rakyat Palestina!” ujar Darwish.
Selain itu, massa aksi juga memberikan tuntutan kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Mereka menuntut Pemerintah RI memutus jaringan politik dan ekonomi tidak resmi dengan Zionis Israel dan badan Zionis lainnya. Massa mendorong Pemerintah RI untuk menyatakan dukungan atas solusi satu negara (one state solution), yakni Palestina yang demokratis, adil, dan merdeka dengan dihapuskannya Zionis Israel. Darwish menyebut, “Kami menyerukan kepada seluruh elemen progresif, kerakyatan, dan kemanusiaan untuk memobilisasi massa melalui aksi-aksi untuk menentang Zionis Israel dan para sekutunya.”
Saat wawancara, Daniel mengungkapkan bahwa mobilisasi massa dan menggalang solidaritas adalah usaha yang saat ini paling mungkin dilakukan oleh masyarakat sipil. Daniel menyebut bahwa aksi semacam ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan penjajahan Zionis Israel. Ia berharap aksi semacam ini akan terus diadakan dengan jumlah massa yang lebih banyak. “Semoga aksi selanjutnya massanya akan lebih banyak,” harapnya.
Penulis: Alfiana Rosyidah dan Fachriza Anugerah
Penyunting: Cahya Saputra
Fotografer: Rafi Pahrezi