Ketika memasuki kampus UGM, sekilas yang tampak adalah Gedung Grha Sabha Pramana. Bila diamati, di sebelah barat pintu masuk terdapat seng-seng yang berjejer. Seng itu mengelilingi satu area dan memanjang sampai ujung pertigaan di seberang Lapangan Pancasila. Seng berwarna abu-abu itu tertutup rapat. Menutup satu area yang dulunya berdiri Gelanggang Mahasiswa.
Gelanggang Mahasiswa merupakan tempat mahasiswa UGM berkegiatan. Selain itu, Gelanggang Mahasiswa juga berfungsi sebagai tempat sekretariat-sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UGM. Namun, pada April 2020, tiba-tiba semua barang milik UKM yang ada di Gelanggang Mahasiswa dipindahkan oleh pekerja Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa UGM). Tak lama dari pemindahan paksa tersebut, Gelanggang Mahasiswa rata dengan tanah sampai sekarang.
Belum lama ini, sejumlah mahasiswa mengunggah beberapa foto Gelanggang beserta tagar #UniversitasGemarMangkrak dan #PemberiHarapanPembangunan. Sindiran kepada kampus ini diunggah di berbagai platform media sosial. Munculnya tagar tersebut digagas oleh Panitia Kerja-Pembangunan Fasilitas Kemahasiswaan (Panja-PFK). Panja-PFK terdiri dari unsur-unsur mahasiswa, seperti Forum Komunikasi UKM (Forkom UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), Forum Advokasi (Formad) UGM, dan Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM).
Munculnya unggahan tersebut berawal dari keresahan para pengurus UKM. Mereka mengeluhkan tidak adanya fasilitas yang menunjang kegiatan mahasiswa, terlebih setelah Gelanggang dibongkar. Dari keresahan tersebut, kemudian dibentuklah Panja-PFK untuk mengawal isu ini. “Kami akan menyerap, mengelola, dan menyalurkan aspirasi-aspirasi agar pembangunan fasilitas kemahasiswaan yang mangkrak dapat berjalan dan terkawal dengan baik,” jelas Bhram Khusuma, selaku perwakilan Panja-PFK.
Bhram menjelaskan, pengunggahan tagar tersebut merupakan bentuk kritik mahasiswa terhadap mangkraknya pembangunan fasilitas kemahasiswaan di UGM. Selain itu, menurutnya, tagar tersebut juga ditujukan untuk menginformasikan ke seluruh mahasiswa UGM, bahwa ada fasilitas kemahasiswaan yang mangkrak. “Khususnya untuk angkatan 2020 dan 2021, yang belum pernah merasakan fasilitas kemahasiswaan akibat pandemi,” ucapnya.
Panja-PFK pun menjelaskan terdapat beberapa isu pembangunan yang sedang dikawal, yakni Gelanggang Mahasiswa, GOR Pancasila, Kesekretariatan Bersama, dan kawasan rohani. Terkait kabar pembangunan tersebut, Panja-PFK menilai belum ada kejelasan dari rektorat. “Pembangunan yang terkesan diulur-ulur ini akan menghambat kegiatan kemahasiswaan,” jelas Tim Panja-PFK, ketika diwawancarai Tim Balairung.
Pada Kamis (24-09), sekitar pukul 16.00 WIB, Tim Balairung pun mengunjungi beberapa lokasi bangunan yang mangkrak tersebut. Dimulai dari GOR Pancasila, yang berdekatan dengan Stadion Pancasila. Dari depan Stadion Pancasila, tampak kerangka bangunan tanpa tembok dengan atap yang bolong. Merunut rentang waktu yang diberikan oleh rektorat, pembangunan GOR Pancasila seharusnya dimulai pada Agustus 2021.
Berdasarkan penjelasan Panja-PFK, pembangunan ini tersendat karena terkait dengan kasus korupsi Hambalang pada 2010–2012. GOR Pancasila dijadikan sebagai barang bukti kasus tersebut. Pada 2013, pembangunan GOR Pancasila tahap pertama sempat dilakukan, meliputi struktur, rangka atap, dan penutup atas. Terkait kelanjutan pembangunan GOR Pancasila, Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan komitmennya untuk merampungkannya. “UGM akan menyiapkan dana untuk meneruskan pembangunan dan menyelesaikannya,” kata Panut, dikutip dari Republika.co.id, 28 Desember 2018. Namun, hingga artikel ini ditulis, pembangunan GOR Pancasila pun belum dilanjutkan.
Kami melanjutkan penelusuran ke Gelanggang Mahasiswa. Kami masuk melalui celah seng yang terbuka di barat pintu masuk gerbang utama. Sesampainya di lokasi, yang terlihat hanya lahan kosong tanpa bangunan. Sebelum pandemi, area ini ramai disesaki oleh mahasiswa yang berkegiatan. Misalnya, untuk rapat, latihan rutin, bahkan acara mahasiswa, seperti Gelanggang Expo dilangsungkan di sini.
Kini, area tersebut rata dengan tanah. Tidak ada gedung, tidak ada kegiatan, hanya tumbuhan liar yang tidak terawat. Di sisi utara area ini, tampak bendera Merah-Putih. Di sekitarnya ada beberapa galian serta gubuk yang didirikan dengan latar Plaza UGM, gedung mangkrak lainnya. Gubuk dan galian tersebut merupakan ekspresi ketidakpuasan mahasiswa terhadap pembongkaran Gelanggang yang tergesa-gesa. “Lahan kosong itu kini kami manfaatkan untuk menanam tanaman, biar lebih bermanfaat,” kata Jadhug Ario Bismo, Ketua Forkom UKM.
Ketika ditanya respons dari pihak kampus, Tim Panja-PFK mengatakan belum ada respons mengenai aksi tagar yang mereka usung. Yoseph Satria, perwakilan MWA UM UGM menambahkan, jika Panja-PFK akan terus mengawal isu pembangunan di kampus. “Kami akan mendesak rektorat untuk menepati janji-janjinya,” ucap Yoseph.
Penulis: M. Rizqi Akbar dan Fauzi Ramadhan
Penyunting: Elvinda F S
Fotografer: Fitra Anas