“Hampir di setiap tahapan pemilihan rektor, mahasiswa bisa terlibat,” ujar Subejo, SP., M.Sc., Ph.D., di ruang multimedia Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada hari Selasa (14-02). Pernyataan tersebut diberikan pada acara dialog antara Panitia Kerja (Panja) Pemilihan Rektor (Pilrek) dan unsur-unsur mahasiswa. Pertemuan ini akhirnya diadakan setelah pihak BEM KM UGM meminta kepada Panja untuk mengadakan dialog mengenai Pilrek bersama unsur-unsur mahasiswa. Unsur-unsur itu terdiri dari Forum Komunikasi UKM UGM, BEM KM UGM, dan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UGM. “Sejak tahap rilis nama bakal calon dari Panja, mahasiswa bisa memberikan catatan-catatan mengenai para bakal calon,” kata salah satu anggota Panja Pilrek ini.
Berdasarkan laman seleksirektor.ugm.ac.id dan keterangan Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA, selaku Ketua Panja, ada lima tahapan yang harus dilalui oleh para pendaftar untuk terpilih menjadi rektor UGM periode 2017—2022. Pertama, tahap pendaftaran yang sedang berlangsung sejak 16 Januari—17 Februari. Kedua, tahap seleksi administrasi yang dilakukan oleh Panja Pilrek. Panja dibentuk dari tujuh orang anggota Majelis Wali Amanat (MWA), tujuh orang anggota Senat Akademik (SA), dan dua orang dari unsur dosen guru besar. Ketiga, nama yang lolos menjadi bakal calon rektor akan melalui Forum Aspirasi Masyarakat Universitas (Forum Aspirasi) yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Maret. Dalam forum ini, para bakal calon akan mempresentasikan programnya di hadapan mahasiswa dan tenaga pendidik. Keempat, para bakal calon akan diseleksi oleh SA untuk dikerucutkan menjadi tiga calon. Terakhir, MWA akan memilih salah satu dari ketiga calon tersebut sebagai rektor baru.
Dari tahapan tersebut, Subejo mengelaborasi pendapatnya lebih lanjut, “Mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi kepada SA Fakultas, lalu ada juga unsur mahasiswa di MWA.” Indarto melanjutkan pernyataan Subejo bahwa mahasiswa diberikan kesempatan langsung menyampaikan keinginannya di Forum Aspirasi, tetapi selebihnya kepentingannya diwakilkan oleh SA dan MWA. Salah satu anggota SA sekaligus Panja yang datang pada kesempatan itu, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., berharap bahwa Forum Aspirasi bisa dikelola oleh mahasiswa secara langsung. “Acara Forum Aspirasi memang diselenggarakan mahasiswa untuk sesama mahasiswa,” kata Koentjoro.
Usulan Koentjoro tersebut disetujui oleh Muhsin Al Anas, selaku unsur mahasiswa dalam MWA dan Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, selaku Ketua BEM KM UGM. Alfath menyatakan bahwa mahasiswa akan menyiapkan kontrak politik kepada para bakal calon rektor dalam Forum Aspirasi itu. Ia mengungkapkan bahwa BEM KM UGM akan mengadakan jajak pendapat untuk mengetahui harapan para mahasiswa terhadap calon rektor, yang nantinya akan disertakan dalam kontrak politik. Maka dari itu, Muhsin turut menjanjikan adanya pertemuan lain dengan para mahasiswa untuk membahas kontrak politik tersebut, agar sesuai dengan aspirasi mahasiswa. “Kontrak politik dari mahasiswa ini akan membantu kerja SA dan MWA,” kata Muhsin.
Indarto merespon keinginan tersebut dengan memberikan persetujuan. Menurutnya, hal tersebut diserahkan kepada mahasiswa sepenuhnya. Ke depannya, kontrak tersebut dapat digunakan untuk menagih program rektor setelah terpilih. Indarto berharap semua orang bisa terlibat dalam Pilrek karena seluruh warga UGM memiliki kepentingan bersama untuk memperoleh pemimpin yang lebih baik. Sejauh ini, menurut Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc., selaku anggota Panja, mahasiswa dapat menyampaikan kritik dan saran mengenai proses Pilrek melalui Muhsin selaku anggota MWA dari unsur mahasiswa. “Penyampaian keinginan ini kemudian bisa dibahas dalam rapat Panja sebelum ditindaklanjuti,” tutup Zaenal. [Devananta Rafiq]