Minggu malam (13/11) sekumpulan pemuda yang merupakan anggota komunitas Belajar Menulis (BelMen) Jogja berkumpul di sebuah kafe di daerah Lempong Sari. Tampak kertas, pensil, penghapus, pulpen serta spidol berada di meja. Alat-alat itu digunakan untuk membuat karya seni. Mereka menghasilkan sebuah tulisan dengan berbagai gaya seperti tegak, miring, tebal dan tipis. Kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda rutin BelMen Jogja.
BelMen Jogja merupakan sebuah komunitas yang fokus terhadap seni menggambar huruf. Seni menggambar huruf adalah menulis huruf yang diperindah dengan berbagai jenis gaya dan teknik, seperti memberikan lengkungan pada salah satu sisi huruf A. Alat yang digunakan untuk seni menggambar huruf bermacam-macam. Mulai dari pensil, spidol, blackletter, brush pen, pointer pen, dan coper plate.
Komunitas BelMen Jogja merupakan cabang dari komunitas BelMen Id yang terbentuk pada Oktober 2014 di Jakarta. Berawal dari saling mengomentari karya yang diunggah ke Instagram. Kemudian, sekumpulan orang yang saling mengomentari karya tersebut membentuk grup di salah satu media sosial, yakni WhatsApp. “Karena anggota di grup WhatsApp bertambah, kemudian kita memutuskan untuk membentuk komunitas dengan nama Belajar Menulis (BelMen),” ujar Hendry Juanda, pendiri Belmen Id.
Setiap satu bulan sekali, komunitas yang terbentuk pada Februari 2015 ini mengadakan pertemuan rutin anggota. Dalam pertemuan ini, setiap anggota saling belajar, bertukar ide, dan pengalaman mengenai tiga gaya menggambar huruf yaitu kaligrafi, hand lettering dan tipografi. Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan teknik-teknik seperti tebal dan tipis, menarik garis ke atas dan ke bawah, agar tulisan terlihat indah. Pena atau brush pen langsung digoreskan ke kertas membentuk huruf-huruf. Teknik penulisan kaligrafi patut diapresiasi. Pasalnya dalam pembuatan kaligrafi membutuhkan tingkat ketelitian yag tinggi. Jika salah menggoreskan huruf, maka harus mengulang dari awal. Hand lettering sama halnya dengan kaligrafi, bedanya dalam prosesnya membuat sketsa terlebih dahulu yang kemudian ditebalkan atau diwarnai menggunakan spidol atau alat tulis lain. Adapun tipografi merupakan seni dan teknik menyusun tata letak huruf pada sebuah bidang, baik huruf dengan jenis huruf yang telah ada atau dari hand lettering. Tipografi lebih diaplikasikan pada media siap pakai seperti poster dan desain majalah.
Selain pertemuan rutin anggota, komunitas yang beranggotakan tujuh puluh orang ini juga mengadakan sesi diskusi. Kegiatan ini juga mengundang artis-artis yang menekuni seni menggambar huruf. Para artis berbagi pengalaman karirnya di tulis menulis dan saling menunjukkan kemampuan menggambar huruf. Dari waktu ke waktu, hasil karya para anggota semakin bagus, bahkan karya tersebut dapat bernilai komersil. BelMen juga pernah diminta Playground Kafe Yogya untuk membuat mural di dinding kafe tersebut. Pengerjaan mural merupakan hal baru bagi komunitas ini. Saat ini, BelMen Yogya sedang mengerjakan proyek pembuatan Kaos Yogyacreatape.
Tidak hanya itu, komunitas ini juga ikut serta dalam berbagai pameran dan acara seperti Yogya Japan Week. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengenalkan seni menggambar huruf kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan berupa menulis nama di kertas dan media lain, tergantung selera konsumen. “Tindakan itu kami sebut sebagai ngamen. Uang yang diperoleh nantinya digunakan untuk kebutuhan komunitas,” ujar Ahmad Fauzi selaku Ketua BelMen Jogja. Bentuk lain dari mengenalkan komunitas ini adalah ketika acara pembukaan Jogja Bay. Saat itu, BelMen diminta untuk menulis “Kepada Yth” pada dua ratus surat undangan pembukaan Jogja Bay dengan tulisan hand lettering.
Adanya berbagai kegiatan tersebut diakui oleh anggota BelMen memberikan manfaat, salah satunya Muslim Eka. Jumlah pengikut Muslim di Instagram semakin banyak karena rutin mengunggah hasil karyanya memakai tagar #belmenjogja #belmenid #jogjacreatype. Hal ini ia manfaatkan untuk mempromosikan bisnis sekaligus menambah uang saku. “Ada beberapa orang yang memesan tulisan untuk wisuda dan selamat ulang tahun di kertas biasa, pigura, dan talenan,” ucapnya. Selain Muslim, Brian yang sudah dari awal memiliki hobi di bidang hand lettering dapat lebih leluasa menuangkan hobinya dan bernilai komersil. Hasil karyanya diunggah di Instagram, kemudian Brian akan dihubungi oleh orang-orang yang membutuhkan desain. “Menunggu pesanan masuk dari pengusaha clothing atau kerajinan yang membutuhkan desain lettering,” ungkapnya. [Nizmi Nasution & Pungky Erfika Suci]