Pagi (17/8) pukul 10.00 WIB, di sebelah barat jalan terlihat puluhan mahasiswa mengenakan jas almamater sembari membawa spanduk berjalan menuju Bunderan UGM. Mereka merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM yang mengadakan aksi Gerakan Sehari Pangan Lokal (Gaspol). “Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada hari ini,” sebut Endariyatna M.Aziz Masahid, Agribisnis ’16 selaku Koordinator Lapangan.
Aziz mengatakan, di usia kemerdekaan yang memasuki 71 tahun, kondisi pangan lokal Indonesia masih sangat memprihatinkan. Dari segi pertanian maupun perikanan, pangan lokal Indonesia belum mampu bersaing dengan makanan impor. “Aksi ini sebenarnya juga bertujuan untuk membangkitkan kembali pangan lokal Indonesia yang sekarang sudah mulai dilupakan,” ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa Gaspol merupakan puncak dari serangkaian acara puasa gandum yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UGM. Selama kurang lebih sepuluh hari, mereka sengaja tidak mengonsumsi makanan yang berbahan dasar gandum. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi terhadap makanan impor, salah satunya adalah gandum.
Aksi diawali dengan long march dari Fakultas Pertanian menuju Bunderan UGM. Terdapat dua pembagian kelompok mahasiswa. Kelompok pertama berjalan dari Fakultas Pertanian menuju Bunderan UGM melalui Jalan Kaliurang. Sedangkan kelompok kedua menuju Bunderan UGM melewati Sagan. Menurut Aziz pembagian dua kelompok tersebut bertujuan untuk menghindari kemacetan dan menarik lebih banyak perhatian masyarakat. “Jika hanya melewati satu jalan saja, tentunya hanya sedikit masyarakat yang mengetahui dan sadar akan pangan lokal Indonesia,” imbuhnya.
Salah seorang peserta aksi, Cindyana Ma’rifat, Perikanan ’16, berharap masyarakat dapat semakin mengetahui tentang pangan lokal. “Pangan lokal di Indonesia itu sebenarnya banyak. Kita gak harus impor.” Harapan yang sama juga dilontarkan oleh Rayhan Maulana, Perikanan ’16. Ia berharap bahwa masyarakat akan semakin tertarik untuk mengonsumsi dan mencintai produk pangan lokal Indonesia. “Makanan lokal indonesia itu gak kalah enak kok, kalau dibandingkan sama makanan-makanan impor”, tambahnya.
Selama aksi para peserta menyanyikan yel-yel dan berorasi yang diikuti dengan tabuhan alat musik perkusi. Selain itu terdapat penampilan teatrikal dan pembacaan puisi yang mengisahkan tentang perjuangan petani pangan lokal Indonesia. Mereka juga membagikan1.100 pangan lokal secara gratis kepada pengendara kendaraan bermotor. Terdapat tiga titik distribusi, yakni di Bunderan UGM, perempatan lampu merah Jakal, dan perempatan lampu merah Sagan.[Nizmi R Utami]
1 komentar
Penting untuk didukung agar rakyat indonesia merdeka di bidang pangan