Lagu Darah Juang menggema di Wisma Keluarga Mahasiswa Gadjah Mada (Kagama). Para mahasiswa terlihat mengepalkan tangannya ke atas. Disusul teriakan “Hidup mahasiswa Indonesia”. Malam itu, Jumat (25/3) sekumpulan mahasiswa menghadiri acara Grand Launching Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM). Launching ini merupakan ajang untuk memperkenalkan biro dan kementerian Kabinet Inspirasi Indonesia. Terlihat perwakilan BEM dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) tingkat fakultas memenuhi kursi deretan tengah dan selatan. Sedangkan kursi deretan utara diisi oleh perwakilan BEM/LEM dari universitas lain, seperti BEM Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Slamet Riyadi.
Malam itu, biro dan kementerian BEM KM UGM periode tahun 2016 diperkenalkan satu per satu. Terdapat enam biro, yaitu Biro Kesekretariatan, Biro Keuangan, Biro Pengembangan Sumber Daya Insani, Biro Komunikasi dan Informasi, Biro Kewirausahaan, serta Biro Penelitian dan Pengembangan. Sementara itu, ada tiga kementerian, yakni Kementerian Kemahasiswaan yang membawahi bidang Pengembangan Potensi Karya Mahasiswa, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, serta Sinergisasi Mahasiswa; Kementerian Politik Pergerakan yang membawahi bidang Kajian Strategis, Kajian Lingkungan Hidup, Aksi dan Propaganda, serta Jaringan Eksternal; Kementerian Kemasyarakatan, yang membawahi bidang Sosial Masyarakat, Pengembangan Desa Mitra, serta Advokasi Kemasyarakatan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tidak hanya perkenalan biro dan kementrian. Pada tahun ini diadakan pula panggung sastra. “Agar lebih menarik, kami mengangkat konsep Panggung Sastra.” ungkap Raka Rahmansyah, Teknik Nuklir 2014, selaku ketua panitia Grand Launching BEM KM UGM. Panggung sastra tersebut diisi oleh para menteri BEM KM UGM. Mereka satu persatu menaiki panggung dan menampilkan puisi, orasi, maupun kata-kata perjuangan. Diiringi suara biola dan tata cahaya yang dibuat gelap, pertunjukkan tersebut didedikasikan untuk pergerakan mahasiswa.
Seperti yang dilakukan oleh M Ali Zaenal Abidin, Presiden Mahasiswa 2016. Ia membawakan sebuah puisi karangannya yang mempertanyakan sudah adakah cinta dalam perjuangan yang dilakukan. “Cukup. Cukuplah sampai disini aku berjuang. Raga yang lemah, jiwa yang rapuh ini seolah tak mau lagi menahan segenap cacian, makian, luka, dan segala derita. Namun tunggu dulu, apa kamu pernah menyebut jauh di dalam dirimu, jauh di dalam lubuk hatimu. Sudahkah ada cinta dalam perjuanganmu?” ungkapnya dalam penggalan puisi yang ia bacakan.Acara tersebut juga merupakan langkah awal menyatukan pergerakan mahasiswa Indonesia. Terlebih lagi saat ini BEM KM UGM menyandang predikat sebagai koordinator bidang lingkungan hidup BEM tingkat universitas se-Indonesia. “Ini merupakan pembuka yang baik bagi BEM KM UGM. Semoga ke depannya BEM KM benar-benar bisa menjadi inspirasi untuk UGM dan Indonesia.” ucap Kevin Maulana, Ilmu Sejarah 2013, perwakilan LEM Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Sesuai dengan nama kabinetnya, diharapkan BEM KM UGM dapat menjadi inspirasi bagi pergerakan-pergerakan pemuda di Indonesia. “Kami ingin mengajak orang untuk melakukan perubahan,” tutur M Ali Zaenal Abidin. Sejumlah harapan pun bermunculan dari para perwakilan BEM/LEM internal maupun eksternal UGM. “Semoga ke depannya BEM lebih bisa memperjuangkan hak-hak rakyat.” harap Fajar Tri Utama, perwakilan BEM Universitas Slamet Riyadi. (Fa’izah Nurfitria, Karina Austrina, Pungky Erfika, Muhammad Yogga)