Di usianya yang ke empat tahun, bidikmisi masih menyisakan sejumlah permasalahan yang menuntut perbaikan
Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara, sesuai dengan amanat pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Amanat dari pasal 31 dituangkandalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 74 dari Undang-Undang tersebut mengatur kuota mahasiswa kurang mampu tapi berprestasi minimal 20% dari jumlah mahasiswa baru di setiap PTN. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan program bidik misi. Program tersebut menjadi upaya pemerintah dalam rangka mewujudkan pendidikan yang merata bagi seluruh kalangan masyarakat di Indonesia.
Dalam implementasinya, Departemen Pendidikan Nasional meluncurkan Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi guna mempermudah penyebaran informasi terkait bidikmisi. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya masih banyak pengguna yang merasa kesulitan dalam mengakses portal tersebut. Hal ini dapat diketahui dari 9522 pertanyaan dari berbagai kategori; seperti teknis, umum, dan kebijakan yang ditujukan kepada tim helpdesk bidikmisi.
Berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada tim helpdesk portal bidikmisi menjadi alasan Nanda Pujiputranto Mahasiswa S2 Magister Manajemen untuk menuliskannya dalam tesis yang berjudul “Keberterimaan Teknologi Informasi Pendaftaran Bidikmisi (Sistem Informasi Depdikbud 2012)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan teknologi yang tepat pada Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi dengan model Technology Acceptance Model (TAM) serta mengetahui hubungan antar variabel di dalamnya. TAM adalah sebuah model yang dikembangkan oleh Davis (1989) untuk memprediksi penerimaan pengguna akhir (user) terkait suatu teknologi yang baru diterapkan. Model ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui mengapa suatu teknologi diterima atau ditolak oleh pengguna (user).
Dalam Penelitian ini, penulis menempatkan perilaku pengguna (user) sebagai variabel independent dan Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi sebagai variabel dependent. Untuk menguji keterkaitan antar variabel, penulis menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengumpulan data purposive sampling. Sedangkan untuk mengukur tingkat penerimaan teknologi, penulis menguji kesesuaiannya lewat Structural Equation Modeling (SEM). SEM adalah motode yang digunakan dalam pengujian statistik dengan menggunakan perangkat lunak (software) AMOS untuk menguji hipotesa yang diajukan oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012. Data diperoleh melalui kuesioner online yang disebar di Pulau Jawa (Jawa Timur, Jawa Barat, D.I.Yogyakarta, dsb) dan Luar Pulau Jawa (Bangka Belitung, Nusa Tenggara, Kalimantan, dsb) pada saat Pendaftaran Bidikmisi yaitu 24 Februari 2012- 2 Maret 2012.
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat penerimaan pengguna terhadap penggunaan Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi saat ini sudah cukup tinggi, baik pengguna portal dari Pulau Jawa maupun dari luar Pulau Jawa. Hasil tersebut dinilai dari beberapa indikator, seperti mudah diakses, kegunaan, sikap pengguna, dan tujuan penggunaan. Tiap indikator diturunkan ke dalam beberapa sub-indikator, lalu diinput ke dalam software SEM. Hasil akhir dari SEM menunjukkan adanya hubungan dan pengaruh antar indikator.
Meskipun demikian, berdasarkan hasil penilaian kuesioner dan pengujian dengan SEM, dapat diketahui ada beberapa sub-indikator yang masih berada di posisi rendah. Seperti sub-indikator mudah dipahami berada di angka 0,145, sub-indikator rasa terbantu dalam proses pendaftaran bidikmisi sebesar 0,731, sub-indikator rasa suka untuk menggunakan portal sebesar 0,696, dan sub-indikator melakukan pengisian dengan jujur berada di angka 0,832. Dengan demikian, masih terdapat berbagai persoalan yang menuntut perbaikan dalam Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi.
Dari data dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa hal yang dapat dievaluasi lebih lanjut. Dari segi metodologi, peneliti hanya menggunakan kuesioner online yang dirasa kurang mengiterpretasikan kondisi yang sebenarnya dalam masyarakat. Seharusnya peneliti juga melakukan wawancara dengan tim helpdesk dan pengembang Portal Informasi dan Pendaftaran Bidikmisi agar diperoleh informasi yang lebih akurat [Adhitya Kusuma, Dian Widyaningrum].