Bentrok antara pendukung Fakultas Teknik dan Sekolah Vokasi UGM terjadi sebelum pertandingan final hockey cabang putra PORSENIGAMA 2014. Pertandingan yang seharusnya diadakan pada Selasa (11/11) pukul 20.45 WIB terpaksa dibatalkan. Awalnya, kedua tim telah memasuki lapangan Gelanggang UGM untuk melakukan pemanasan. Tidak ketinggalan, tim suporter dari kedua fakultas turut memanaskan suasana lewat yel-yel masing-masing. Sambutan hangat berupa tepuk tangan diberikan oleh kelompok supporter vokasi yang tergabung dalam Garis Keras Sekolah Vokasi (GARASI) kepada supporter teknik yang bernama Suporter Solid Teknik (SUPERSONIK).
Tepuk tangan dari GARASI justru dibalas dengan spanduk yang dipasang SUPERSONIK bertuliskan “Universitas Gadjah Mada Sekolah?” dengan kata “sekolah” yang dicoret. Beberapa oknum GARASI tersulut emosinya dan mulai meneriakan yel-yel provokatif kepada SUPERSONIK. Bronsy, mahasiswa D3 Teknik Elektro ’11 berpendapat, secara tidak langsung SUPERSONIK tidak mengakui keberadaan Sekolah Vokasi di UGM. “Wajar kalau kami terprovokasi dengan spanduk itu, kan sudah jelas maksudnya!” tegasnya. Melihat situasi itu, beberapa penonton yang tidak berafiliasi terhadap kedua kelompok berteriak agar spanduk segera diamankan.  Panitia bergerak cepat mendatangi kubu SUPERSONIK tempat spanduk berada, namun gagal menurunkan spanduk tersebut.
Situasi semakin tidak bisa dikendalikan. Kedua suporter saling melempar botol plastik, sandal, bahkan conblock. Kedua suporter mulai memasuki lapangan dan terlibat perkelahian. Pihak panitia dibantu SKKK tak dapat melerai pertengkaran kedua suporter. “Tiba-tiba semuanya langsung berantem di lapangan, aku langsung kabur,” tutur Anisa,  mahasiswi Instrumentasi dan Metrologi ’13. Kerusuhan berlangsung hingga kubu SUPERSONIK memukul mundur GARASI dan menduduki lapangan pertandingan.
Selain Anisa, Hibat, salah satu anggota SUPERSONIK, juga terjebak dalam kericuhan ini. “Kami mulai menyerang ketika salah satu mahasiswi Teknik terkena lemparan,” tuturnya. Mahasiswa Teknik Nuklir ’12  itu juga merasa tidak adil kalau hanya karena sebuah spanduk bisa sampai ada korban mahasiswa. Setidaknya, empat mahasiswa terluka dan dilarikan oleh panitia untuk segera diberikan tindakan medis. Namun, panitia melarang korban luka untuk diwawancara dan menolak untuk memberikan penjelasan atas kejadian ini.
Sekitar pukul 23.00, SKKK dibantu Polres Bulaksumur berhasil mengamankan kericuhan tersebut. Di akhir kericuhan, Eriki, koordinator lapangan SUPERSONIK berdiri di atas tangga.“Vokasi mencari gara-gara, dan kita buktikan kalau kita pemenangnya,” teriaknya lantang. Edy, salah seorang anggota polisi yang bertugas mengamankan kericuhan tersebut, menyayangkan kejadian ini. “Sudah mahasiswa gak pantes berkelahi seperti ini, apalagi mahasiswa UGM,” pungkasnya. [Dimas Syibli Muhammad Haikal, Kevin Muhammad]
*) Koreksi untuk gambar sebelumnya, terjadi kekeliruan pencantuman gambar. Gambar yang tertera sebelumnya menggambarkan pertandingan di cabang sepak bola bukan di cabang hockey seperti yang tertera dalam isi berita.
42 komentar
tidak seharusnya terjadi,Fak.Teknik jg tidak benar membentangkan Spanduk yg berisi kata2 merendahkan…sharusnya Suporter apapun itu mengeluarkan kata2 atau tulisan yg mendukung Tim yg didukungnya saja…namanya aja Suport/dukung.aplgi ini UGM yg tercinta…pokoknya ini yg terakhir. JAYALAH UGM.
Aduh…adik2 yg dsana coba berpikir yg lebih jernih dong, ajang porsenigama seharusnya ajang silaturahmi,bukan arogansi.
Semoga kedepan lebih baik lagi.
Saya rasa GARASI mundur karena perintah dari SKK,dan itu setelah kericuhan mereda.
SAYANG SEKALI REDAKSI SEKALIBER BALAIRUNG HANYA BERTANYA KEPADA SATU PIHAK 🙂 TIDAK MELIHAT KEADAAN SEBENARNYA
Spanduk baner ataupun tulisan apapun bagian dari simbolis jati diri satu darah suporter dipertaruhkan disana hingga melekat jiwa raga..
Timbulnya rasis sangat membahayakan di semua pihak.. saling menjaga dan menghargai saja lah intinya ..
menurutku bukan hanya gara-gara spanduk, tp konten spanduknya yg provokatif. kalo dr judul tulisan seperti memperlihatkan kebanalan pikir antar suporter, tp tdk berhenti di situ.
maaf mas, dapat fotonya dari mana?
bukannya tandingnya malam ya?
Sangat disayangkan anda menulis berita ini, namun dalam sisi yang tidak netral, apalagi dengan hanya menggunakan gambar yang tidak menunjukkan keadaan sebenarnya. Gambar yang anda ambil ( entah darimana ) bukanlah gambar yang menunjukkan suporter sedang akan mendukung pada pertandingan hockey, ( itu lapangan sepak bola ) apalagi ketika anda menulis artikel ini, lalu orang lain yang tidak mengerti apa – apa melihat gambar yang entah kebenarannya dipertanyakan itu, apakah anda tidak berpikir bahwa orang lain tersebut akan menjudge apa yang ada digambar sebagai suatu bentuk/ wujud nyata dari artikel yang anda tulis. Sekali lagi, saya disini bukan untuk mencari permusuhan ataupun perselisihan, saya hanya memberikan saran, sebaiknya jika anda menulis artikel, marilah tulis artikel dengan sebenar-benarnya kejadian yang ada, yang terjadi. tulislah artikel tanpa menitikberatkan pada satu sisi, bersikaplah netral, dan ambillah gambar yang memang gambar yang sesungguhnya tanpa harus merugikan pihak lain. Sekian terima kasih
Saya rasa, kita harusnya sepakat untuk menghargai sekolah Vokasi. Sekolah vokasi juga bagian dari UGM dan udah jelas kan ?
Banyaklah loh mahasiswa vokasi yang prestatif .
Boleh jadi pelakunya oknum. Tapi semua pihak yang membiarkan terbawanya spanduk itu, patut bertanggungjawab.
Paling tidak, merasa bersalah
Semoga masalah ini tidak diperbesar.
mbok yang gini ini ga usah di lebay2in bos2
maaf, gambar yang dipasang ituadalah gambar milik suporter Teknik Geologi, bukan Fakultas Teknik atau SUPERSONIK. hal ini tentu saja mencemari nama baik Teknik Geologi yang tidak ikut acara seperti ini, mohon untuk gambar dihapus atau kasus ini bisa diajukan menjadi pencemaran nama baik. terima kasih
SEBAGAI REDAKSI SEKALIBER BALAING, KENETRALAN ANDA DIPERTANYAKAN!
aneh, padahal tujuan di buat acara itu adalah untuk membuat ke akrapan antar mahasiswa bisa berkenalan dan menunjukan keahlian masing2 , tapi masih aja ada hal yg merugikan orang lain.. seharusnya rasa idealisme dan kepedulianya antar sesama di jaga.. apalagi kita satu almamater dan dari univ yang sama..
mau D3 atau S1 kita sama2 manusia dan punya kelebihan masing2..
Hidup mahasiswa UGM
SUPERSONIK seharusnya berpikir lebih dahulu sbelum membuat spanduk sprti itu. Bila memang lebih baik dari lawannya, tentu tidak akan memprovokasi lawan seperti itu. Hal trsebut hanya mnjdikan mereka yg membuat spanduk tersebut tidak lbih baik dari isi spanduk yg mereka buat.
GARASI sendiri sharusnya juga menunjukkan bahwa mereka lbih baik dripda yg lawan kira. Bukannya menyerang trlbih dahulu hingga trjdi bentrok. Hal trsebut juga tidak membuat mereka menjadi lebih baik dari isi spanduk trsebut.
#Salut buat SUPERSONIK, ketika berhasil memukul mundur pihak lawan kemudian ‘membelah’ nya menjadi 2 sisi dan mengepung salah satu sisi nya, namun tidak ada pengeroyokan massal yang trjadi ***
#Lebih salut buat GARASI, ketika datang supporteran tanpa membawa atribut untuk memprovokasi pihak lawan *****
Teruntuk redaksi yang budiman, mohon utk membuat artikel yang netral dan bisa dipertanggungjawabkan. Saya rasa gambar yang digunakan utk memperjelas berita yang dimuat sama sekali tidak bisa mewakili beritanya. Itu jelas-jelas bukan pertandingan hockey, kecuali sekarang hockey dimainkan di lapangan sepak bola menggunakan bola bundar dan kaki. Saya rasa, jikalau redaksi berada di tempat kejadian perkara saat kejadiannya berlangsung, mungkin redaksi Balairung Press bisa lebih selektif dan menggunakan gambar yang terkait kejadian rusuh kemarin daripada menggunakan gambar yang tidak mewakili dan bisa mengakibatkan kesalahpahaman pada pengunjung halaman ini.
Semoga dilain kesempatan, redaksi bisa lebih intelek ya, biar senada dengan slogan Balairung Press, “Nada Intelektual Mahasiswa.”
Artikel berita yang sangat tidak terdidik.pertandingannya apa fotonya apa.yg terpojokan siapa yang diberitakan siapa.kalo masih bawa nama balairung tolong diperbaiki dong cara menyampaikannya.jangan hanya 1pihak yang di tanyai.
Di akhir kericuhan, Eriki, koordinator lapangan SUPERSONIK berdiri di atas tangga.“Vokasi mencari gara-gara, dan kita buktikan kalau kita pemenangnya,” teriaknya lantang. Bossss bosss, masa’ omongan mahasiswa kayak gini.
yth Dimas Syibli Muhammad Haikal, untuk membuat artikel yang baik sebaiknya memasukan konten yang baik pula, mulai dari Judul, isi, hingga Foto yang digunakan. apabila dari foto yang diunggah saja sudah ‘bukan pada kejadian sebenarnya’ bagaimana dengan pembaca yang tadinya tidak mengerti lalu menjudge sesuatu yang ternyata ‘kurang’ benar..
apabila ingin diperbaiki, bersikap netral-lah.
“Teknik Nuklir ’12 itu juga merasa tidak adil kalau hanya karena sebuah spanduk bisa sampai ada korban mahasiswa.”
oi babi bipolar klo memang ga mw ada korban ngapain masang spanduk kaya gitu??
maksud kalian habis kalian hina-hina orang, orang yang kalian hina itu diam sambil senyum-senyum…
bangsat…
kritik ya untuk redaksi, yang pertama harusnya membuat berita yang berimbang, netral, dan lebih akurat. yang kedua, kalau memberikan gambar pada berita harus sesuai dengan kejadian dan juga lokasinya, kalau tidak ada gambar mending dibuat ilustrasi.
ini kritik untuk yang membuat beritanya. Kejadiannya malam kok foto gambar siang? kejadiannya di gelanggang kok fotonya di lapangan?
padahal harusnya balairung press mengetahui lah tentang masalah penulisan berita sekecil ini.
ini kejadian udah sering berulang, pihak universitas seakan tutup mata terkait bentrokan antar mahasiswa?
dengan ini kalian telah mencoreng nama ugm
yang lalu biarlah berlalu.
Seharusnya berita kayak gini gak perlu dipublikasikan,bikin malu ugm aja…ini hanya jadi pelajaran buat internal kampus aja kalau misalnya kedepannya jangan seperti ini lagi,kita di tanah jogja punya etika bung
Supersonik bawa spanduknya gak bener… wajarlah kalo garasi tersinggung… mau diartikan bagaimanapun juga udah jelas spanduk itu menyinggung anak vokasi…
Bagus lah, sekalian bernostalgia dengan masa-masa SMU. Kalo masih belum cukup mari dibuat yang lebih meriah di lapangan GSP, dengan jumlah masa yang lebih banyak. Dalam beberapa hari ini saja, sudah ada sweeping korsa teknik di area food court dan gelanggang… Siap tempur coeg!!!!
bodoh banget ya, macam tak berpendidikan. beraninya keroyokan padahal kalo sendiri cupu.
Ngisini kabeh. Bosok. Kowe urip nang yojo dudu nang makassar. DO wae sing gawe bannere
Yg pertama nyerang sampai tengah itu pihak dari SUPERSONIK FT UGM, dari GARASI sendiri datang cuman mau supporteran, terpancing aja sama spanduk itu. GARASI juga gak dipukul mundur kok, emang niat GARASI buat keluar hall gelanggang yg diminta SKK UGM karena GARASI sendiri bukan supporter preman. Tahun kemarin SUPERSONIK di pukul mundur alasanya dewasa? hahaha… Ini artikel malah bikin provokasi yg bisa buat perpecahan.. buat SUPERSONIK sadar bos, jangan arogan !!!!
Sayang sekali buat redaksi yang seperti ini.
Dan untuk kalian semua mahasiswa vokasi dan boleh dibilang adek-adekku. Hadapi masalah kalian dengan kepala dingin. Nama baik UGM juga di tangan kalian. Salam juang.
Ah media, bad news is a good news. Pihak balairung harusnya tiap mau posting berita dicek dulu kredibilitas artikelnya. Kalian pasti lebih pinter lah untuk hal-hal seperti Ini. Sayang lho, sebenernya ini isu yang hangat untuk dibicarakan kalo dikemas dengan baik.
ngontrol mahasiswa teknik tuh susah bung. jaman saya kuliah dulu (D3 teknik masih digabung sama FT) antar jurusan aja sering ribut kok. Ya itu karena kebanggan mereka lebih ke jurusan bukan ke fakultas, apalagi ke universitas..
Wajar aja hal seperti ini terjadi (apapun kronologisnya), tapi tidak wajar kalo kita mengingat almamater kita tercinta, Gadjah Mada.
aku dari psiko dan aku liat langsung, kalian tidak tau persis apa yg terjadi, aku ada disana, walau cuma liat dan gaikut ribut2, aku menyayangkan. Aku memang netral, tapi dari apa yg terjadi ada unsur provokatif dr supers**** akan spanduk juga kata2nya dan kalau aku jadi anak vokasi, juga pasti merasakan sama dengan mereka yg merasa dihina. Ada efek psikologi tersendiri, tapi intinya tidak harus ada perkelahian. Aku setuju sama mas Alfa dan anonymous
Astagaa,ini mahasiswa???
Lain kali kalo mau tawuran di depan bunderan ugm aja…biar diliat masyarakat sekalian. Kan masyarakat balal jadi tau, gini to kelakuan mahasiswa universitas terbaik di indonesia. Kalo sedari muda sudah ditanam rasa saling menghina, besarnya sudah terlihat bakal jadi apa…
hmmm…jadi inget DPR yang sukanya ribut di sidang…mungkin awalnya seperti ini, mungkin
pormagama sempet dtutup trkhr tawr d3 mesin dg s1 mesin skrng ad lagi toh
Ya mungkin mahasiswa s1 nya spt nya jgn arogan,dr dl mahasiswa d3 di ugm memang dianggap anak tiri,tp buktinya di dunia kerja mereka jg tdk kalah lho mas.masih sama sama u mbok yang rukun dan tetap menghargai. Maaf sbg almuni sekolah vokasi cm memberikan pembelaan
ada sebuah keterpihakan dalam penulisan artikel ini. biarpun sekolah vokasi, pada kenyataannya juga termasuk program dari UGM sendiri. mengapa harus dipertanyakan lagigak jelas keberadaannya ? gak jelas banget ki…
Dewasa lah kalian smua.. Satu almamater jangan buat citra negatif.. Buat hal yg membanggakan almamater kalian…
Kok ndak Cover both side mas? Ndak balance juga, teknik reportasenya gimanae?
Sambutan hangat tepuk tangan? Sejak kapan?
Vokasi kayaknya yang nonjok duluan deh.
Hanya tulisan spanduk dibalas pake bogem mentah.
Dasar!
Otaknya masih selevel kaum bar-bar
Teknik banyak sekali mengharumkan nama UGM dan Negara. Selain itu garang dan menakutkan. Vokasi yang nonjok duluan aja malah akhirnya kalah. Sampe ada yang minta ampun lagi
Vokasi menang porsenigama dengan beda tipis dengan teknik dan berhasil mengharumkan nama BUNDA (ciie anak mama)