Jumat (25/4), ratusan orang memenuhi Ruang Kuliah III.4 Teknik Geodesi UGM. Hanya beberapa kursi saja yang terlihat kosong. Mereka yang memenuhi ruangan itu adalah mahasiswa dan dosen baik dari dalam maupun luar UGM. Hari itu, Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG) UGM dan Geodetic English Club (GEC) menyelenggarakan ‘Leadership Talk bersama Anies Baswedan’ di ruangan tersebut.
Acara pagi itu dimulai dengan penyanyian lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada bersama. Anies mengawali dialog kepemimpinannya dengan menjelaskan kiprah yang harus dilakukan pemuda pada masa sekarang. Menurut Anies, pemuda pada zaman sekarang mempunyai dua macam peran untuk mengisi kemerdekaan. “Peran itu adalah peran kekinian dan peran masa depan,“ terang Anies.
Anies menjelaskan peran kekinian adalah peran mahasiswa sebagai masyarakat. “Dalam hal ini anda peduli, terlibat, dan aktif di dalamnya,” kata Anies. Menurutnya mahasiswa harus aktif dimanapun bidangnya tanpa membatasi pada bidang-bidang tertentu.“Pilihanmu adalah passion-mu, dan jangan pernah mendiskreditkansuatu kegiatan,“ tegas Anies. Ketika mahasiswa mulai aktif di masa kini, maka mahasiswa telah mengambil pelajaran untuk bekal di hidupnya kelak.
Selanjutnya, Rektor Universitas Paramadina itu menerangkan bagaimana seharusnya pemuda merencanakan hidupnya untuk masa mendatang. “Orang yang siap di masa depan adalah mereka yang sadar dirinya sebagai global citizen,” kata Anies. Global citizen atau masyarakat global adalah masyarakat yang sadar bahwa dirinya tidak hanya berhubungan dengan orang yang senegara. “Oleh karena itu, kuasailah bahasa asing sebagai sarana untuk mengungkapkan ide Anda pada dunia luar,“ tegas Anies.Selain global citizen, disebutkan juga kriteria lain seperti, integritas dan kompetensi.
Setelah itu, pembahasan berlanjut ke masalah korupsi yang ada di Indonesia. Dalam hal ini ia mengungkapkan banyak hal yang sejatinya korupsi dianggap sebagai hal yang biasa di masyarakat. Hal ini diakibatkan karena pemahaman masyarakat tentang korupsi masih lemah sehingga saat ini terdapat banyak kebocoran uang negara. Kasus yang sering terjadi adalah ditemukannya pemalsuan nota retribusi toll yang dilakukan oleh sopir dinas suatu instansi pemerintah. “Total kebocoran uang negarapada kasus tersebut bisa mencapai 350 milliar tiap tahun,“ beberAnies.
Selain itu, korupsi di Indonesia juga disebabkan oleh mayoritas masyarakat yang menjauhi tempat pengambilan keputusan. Anies berpendapat hal seperti itulah yang menyebabkan posisi-posisi penting di Indonesia dipegang oleh orang yang tidak mempunyai integritas. “Menyerahkan posisi pengambil keputusan kepada orang yang tidak berintegritas, itu berarti kita menyerahkan Indonesia diurus orang yang bermasalah,” tegas Anies.
Oleh sebab itu, ia mengajak lebih banyak orang yang berkompeten dan berintegritas untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan negara. Di masa depan,sejarawan akan menulis bagaimana peran orang yang hidup di masa kini dalam berkontribusi memperbaiki negara. ”Ayo, mari kita turun tangan bersama bersih-bersih Indonesia, dan jangan skeptis ketika ada orang baik yang ikut turun tangan,“ tambahnya.
Acara “LeadershipTalk” yang berlangsung kurang lebih selama dua jam itu ditutup dengan sesi tanya jawab bagaimana seni dalam memimpin organisasi. Ia menyarankan kepada mahasiswa yang aktif di suatu organisasi agar membuat acara yang mengakomodir semua kalangan. “Kalau mengadakan acara jangan hanya menyenangkan organisatoris saja, tapi buatlah semua kalangan tertarik untuk berpartisipasi,” jelas Anies. Ketika tertarik pada acara yang mengakomodir semua orang, makamereka akan bersedia untuk mendukung kegiatan organisatoris. Oleh sebab itu, seni dalam memimpin mutlak diperlukan oleh mahasiswa.Menurut Anies, leader is the one with followers, seorang pemimpin dicirikan dengan adanya pengikut yang mengakui dan rela menjalankan gagasan-gagasannya.”Tanpa pengikut, sebaik apapun karakter seseorang, dia belum bisa disebut pemimpin,” pungkasnya. [Thoriq Ziyad]