Terlihat panggung dengan sorotan lampu menghiasi sudut utara Selasar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, Sabtu malam (22/3). Pemandangan yang berbeda ini dikarenakan oleh acara Malam Puncak Melodi Cinta, sebagai akhir rangkaian kegiatan dalam peringatan Hari Air Sedunia yang diadakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (PERMATETA). Acara ini menampilkan hiburan berupa musik, puisi, dan komedi yang dibawakan oleh mahasiswa beserta dosen FTP.
Rangkaian acara ini merupakan bagian dari peringatan Hari Air Sedunia yang berlangsung sejak 12 Maret. Berbagai macam kegiatan lain turut diadakan dalam memeriahkan Hari Air Sedunia. Rangkaian peringatan Hari Air diisi dengan lomba fotografi yang ditujukan untuk masyarakat umum, diskusi simpatik, aksi damai, dan talk show. Anditya Sridamar Prastyasto, selaku ketua panitia mengungkapkan diadakannya acara ini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang adanya peringatan Hari Air Sedunia, ”Banyak masyarakat yang tidak mengetahui peringatan Hari Air,” ungkapnya.
Malam puncak Melodi Cinta untuk Air Dunia diramaikan dengan penampilan Ubur – Ubur Band Express, dan Squadteta, yaitu band-band internal dari FTP. Vocal group dari Paguyuban Seni Teknologi Pertanian, dan penampilan band dari dosen turut mengisi acara. Selain itu acara ini juga menghadirkan Stand Up UGM dan pembacaan puisi refleski Hari Air. Konsep acara yang unik ini mampu menarik perhatian penonton. Eriantono Ariesta Yunanda mahasiswa Fakultas Pertanian, mengatakan bahwa dia tertarik untuk datang karena konsep acaranya unik dan menarik. “Aku datang karena, acaranya menarik, tidak banyak jurusan yang memperingati hari air sedunia,” paparnya.
Hari Air sangat penting untutk diperingati setiap tahunnya, karena menjadi media refleksi dan sosialisasi penggunaan air yang arif. Anditya berkata,”Hari air merupakan media sosialisasi penggunaan air secara arif. ”Ia menambahkan penggunaaan air secara arif dapat meningkatkan hajat hidup orang banyak.
Acara peringatan hari air diharapkan terus diadakan setiap tahunnya. “semoga tahun – tahun berikutnya tetap diadakan, karena tidak banyak komunitas mahasiswa yang memperingati hari air,” ungkap Briliando Imam, comica Stand Up UGM. Padahal menurutnya lewat hari air diharapkan masyarakat dapat arif dalam mengelola air. Senada dengan Briliando, Anditya berharap ada aksi nyata pasca peringatan hari air, “ Semoga dengan adanya peringatan hari air, aksi nyata untuk mengelola air dengan bijak dapat terealisasi,” pungkasnya. [Arif Yunahar Ilyas]