Tamu-tamu undangan berbaju batik terlihat memenuhi Gedung Auditorium Fakultas Kedokteran (FK) UGM pada Rabu, (05/04). Kursi-kursi yang ditata di halaman gedung pun dipenuhi oleh tamu yang mengikuti acara dari luar gedung. Acara ini merupakan puncak perayaan Dies Natalis ke-68 FK UGM, bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-32 RSUP dr. Sardjito.
“Tema Dies Natalis tahun ini adalah peran FK dan RS pendidikan dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan primer untuk mendukung keselamatan pasien melalui pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” kata ketua panitia, dr. Endro Basuki, Sp.BS(K)., M.Kes dalam sambutannya. “Tujuan dari acara ini adalah memperkuat kinerja bersama antara dua institusi besar FK UGM dan RSUP dr. Sardjito dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kedokteran yang bermutu, paripurna, dan mengutamakan keselamatan pasien,” ujar Endro Basuki.
Acara dibuka oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) FK UGM yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Ketua Senat FK UGM. Berikutnya disampaikan laporan kegiatan oleh ketua panitia.
Perayaan Dies Natalis dari tahun ke tahun menjadi ajang silahturahmi. Hal ini diungkapkan oleh Dr. dr. Carla Raymondalexar Marchira SPKT (K) selaku wakil ketua acara puncak. “Acara ini dapat menjadi sarana bagi alumni dan seluruh civitas akademika untuk dapat bertemu, saling berbagi ilmu dan informasi,” kata Carla. Setiap tahun, alumni diminta untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Dies Natalis. “Tahun ini, alumni yang berorasi adalah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah,” tambah Carla.
Selain dihadiri oleh civitas akademika dan alumni, acara ini juga dihadiri oleh tamu-tamu kehormatan, antara lain Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) Republik Indonesia, Ketua Kagama Komisariat Kedokteran, serta Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta.
Sayangnya, menurut tamu undangan yang hadir, acara ini kurang meriah dibandingkan tahun lalu. “Kemegahannya berkurang dan sosialisasinya juga kurang gencar,” ujar Hikmawati Nurohmati, dosen Bagian Pendidikan Kedokteran. Walau merasa acara ini kurang meriah, Hikmawati berharap Dies Natalis tahun ini tetap dapat mencapai esensinya. “Dies Natalis kan acara tahunan, jadi semoga dapat menjadi acara yang mengguyubkan,” tutup Hikmawati. [Tabita Kristofani Gunawan, Pratiwi Diranti]