Rabu (5/3), Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menggelar aksi bertajuk “Penyikapan Relokasi Sunday Morning (Sunmor)”. Aksi ini merupakan pernyataan sikap BEM KM terhadap isu Sunmor. “Kami mendukung relokasi pedagang Sunmor ke Jalan Lingkar Timur,” ungkap Boy Boangmanalu, Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM. Aksi dilakukan dengan membentuk barisan di Bundaran depan Fakultas Filsafat. Dalam aksinya, para peserta meneriakkan orasi dukungan terhadap relokasi pedagang Sunmor.
Relokasi pedagang Sunmor, menurut Boy, harus tetap dilakukan, tetapi syarat – syarat dari pedagang harus dicukupi. Cara ini penting dilakukan agar kepentingan pedagang dan UGM bisa sama-sama terpenuhi. “Jadi, tidak ada pihak yang merasa dirugikan,” lanjut Boy. Dengan demikian, konflik antara pedagang dan UGM bisa cepat terselesaikan. (Lihat Ketidaksiapan Lahan Relokasi Sunmor)
Dukungan terhadap relokasi juga diungkapkan oleh Widyasari Dyananti, warga Padukuhan Karangmalang yang menyaksikan aksi. Ia sangat setuju jika pedagang Sunmor dipindahkan ke Jalan Lingkar Timur, Padukuhan Karangmalang. Imbas positif dalam bidang ekonomi akan dirasakan Widyasari jika relokasi dilakukan. “Jika relokasi dilakukan, maka dagangan saya tambah laku,” ungkap pedagang yang biasa berjualan di Jalan Lingkar Timur ini.
Widyasari juga tidak mengkhawatirkan potensi kesemrawutan yang akan terjadi akibat adanya relokasi. Menurut wanita yang tinggal di Karangmalang ini, kesemrawutan hanya akan terjadi di awal relokasi. (Seiring berjalannya waktu, kesemrawutan akan hilang dengan sendirinya . ”Awalnya mungkin masih berantakan, tapi nanti lama kelamaan pasti rapi,” tutur Widyasari.
Selain mendukung relokasi, Widyasari juga berharap agar konflik antara pedagang dan UGM cepat selesai. “Warga setempat takut karena setiap Minggu pagi ada kerusuhan,” ungkap Widyasari. Boy juga menyayangkan terjadinya konflik berkepanjangan ini. “Konflik ini akan terus menimbulkan keresahan jika tidak segera diselesaikan,” tuturnya.
Boy mendorong pedagang Sunmor dan UGM bisa bermusyawarah dalam penyelesaian masalah ini. Kedua pihak juga diharapkan bisa mengedepankan keadilan dalam musyawarahnya. Jika kedua pihak mengedepankan keadilan dalam bermusyawarah, maka konflik akan segera terselesaikan. “Diharapkan musyawarah ini mampu menghasilkan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak,” jelas Boy. [Farras Muhammad, Muhammad Faisal Nur Ikhsan]
1 komentar
Menurut saya sunmor sangat mengganggu aktivitas mahasiswa. Mahasiswa hanya memiliki waktu kosong di hari sabtu dan minggu, itu saja jika hari sabtu tidak dipergunakan untuk kepentingan praktikum. Fakuktas saya Kedokteran Hewan sering melaksanakan kegiatan ukm di hari minggu. Kegiatan ini biasanya berupa latihan menggunakan alat medis seperti infus, mengambil darah, hingga berkunjung ke peternakan. Silahkan saja berjualan dan berjalan-jalan pada hari minggu, tetapi ada kami yang lebih memilih bangun pagi dan berangkat ke kampus untuk menambah skill kami. Bahkan ketika jalan ke fakultas malah dipenuhi orang berjualan, belum lagi disumpah serapah oleh petugas parkir krn kami harus melawan arus untuk sampai di fakultas kami.