Guna menyambut mahasiswa baru 2011, Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali dengan kebijakan baru. Salah satunya adalah menyediakan fasilitas Sepeda Kampus. Sepeda Kampus memang bukan sesuatu yang baru di UGM. Keberadaan Sepeda Kampus sudah dirintis sejak 2005 dengan sebutan Sepeda Hijau. Hari kamis (14/7) kemarin, diresmikan kembali secara sah oleh Rektor UGM, Ir. Soejarwadi, M.Eng dengan sebutan Sepeda Biru.
Peresmian Sepeda Kampus (atau sekarang lebih dikenal sebagai Sepeda Biru) merupakan tindak lanjut Surat Keputusan (SK) Rektor mengenai larangan mahasiswa angkatan 2011/2012 untuk membawa kendaraan bermotor ke wilayah kampus. Mahasiswa yang terpaksa membawa kendaraan bermotor dapat memarkirkannya di kantung-kantung parkir yang telah disediakan. Salah satu contohnya adalah kantung parkir yang ada di Lembah UGM. Apabila fakultas atau tempat lain di UGM yang dituju terasa jauh, mahasiswa dapat meminjam Sepeda Biru untuk mempersingkat waktu tempuh.
Peresmian Sepeda Kampus (atau sekarang lebih dikenal sebagai Sepeda Biru) merupakan tindak lanjut Surat Keputusan (SK) Sepeda Kampus tersebut selain melayani mahasiswa, juga untuk dosen, pegawai dan tamu yang berkunjung ke kampus biru. Secara teknis, sepeda kampus akan melayani dari stasiun satu ke stasiun yang lain. Letak stasiun ditempatkan dalam posisi  yang dianggap cukup strategis seperti kawasan Lembah UGM, dekat shelter Transjogja, perpustakaan, Gelanggang Mahasiswa, klaster teknik, dan  di asrama Bulaksumur, serta GMC Health Center.
Kritik Mahasiswa
Pihak Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) mengatakan kampus belum siap, karena UGM hanya menyediakan sekitar 200 unit sepeda untuk mahasiswa baru tahun 2011 yang jumlahnya kurang lebih 9000 orang. Selain itu juga belum ada koordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat untuk menghindari kesemerawutan lalu lintas (kompasiana.com/18-08-2011)
Hasilnya, bukannya tidak mungkin apabila para mahasiswa mulai mempertanyakan efektivitas Sepeda Biru di lingkungan UGM. Dari 63 responden yang menjawab pertanyaan polling âApakah anda sudah merasakann efektivitas sepeda biru?â di situs balairungpress.com, sebanyak 57 responden yang menjawab âbelumâ dan hanya 6 responden yang menjawab âsudahâ. Artinya lebih dari 90% responden belum merasakan efektivitas Sepeda Biru.
Beberapa hal mungkin dapat dijadikan alasan ketidakefektivan Sepeda Biru oleh para responden. Pertama, kurangnya sosialisasi penggunaan sepeda kampus, seperti prosedur peminjaman, dan jangkauan tempat. Kedua, stasiun Sepeda Biru terletak di tempat yang ternyata kurang strategis, sehingga para mahasiswa sulit menjangkaunya, misalnya terlalu jauh dari fakultas mereka. Ketiga, koordinasi antara direktorat dengan fakultas mungkin kurang, sehingga para mahasiswa lebih memilih bayar untuk parkir di kampus daripada parkir di kantung parkir.
Kebijakan Sepeda Kampus sebetulnya menarik, tapi dapat dikatakan kurang sosialisasi. Selain itu, kebijakan ini juga dinilai terlalu tergesa-gesa. Sebaiknya kebijakan ini dilakukan secara bertahap, tidak langsung diterapkan. Nasi telah menjadi bubur, UGM tidak mungkin menarik seluruh sepeda kampus yang sedang beroperasi. Sehingga mahasiswa hanya dapat berharap bahwa kisah Si Biru tidak kelam seperti pendahulunya Si Hijau. [Dennis]