Tahun ini, UGM menjadi tuan rumah The Ninth ASEAN Youth Cultural Forum. Acara diselenggarakan dari tanggal 23-27 Mei 2011 dan berpusat di Gedung Purna Budaya. Tema yang diusung pada tahun ini adalah“Art : Identity and Diversity in Unity”. Tujuannya untuk mengenalkan budaya antar negara di Asia Tenggara, dan menyatukannya menjadi sebuah keindahan.
Acara yang diketuai oleh Rio Rini tersebut diikuti oleh seluruh negara ASEAN, kecuali Myanmar yang berhalangan mengirimkan delegasinya . Delegasi yang dikirim merupakan mahasiswa dari berbagai universitas. Universitas yang terdaftar dalam forum ini sebanyak 23, namun hanya 15 universitas yang bisa hadir. Total peserta dari 15 universitas sendiri sebanyak 90 mahasiswa. Setiap delegasi dari universitas didampingi oleh satu dosen pembimbing. Tahun ini UGM mengirimkan sembilan delegasi serta satu dosen pembimbing.
The Ninth ASEAN Youth Cultural Forum berlangsung selama 4 hari. Acara berisi pengenalan budaya dari Indonesia, diskusi, workshop, kunjungan ke desa wisata serta ASEAN Rainbow yang menjadi puncak acara. Pada ASEAN Rainbow, seluruh peserta akan dilatih bersama-sama untuk menciptakan sebuah pertunjukan. “Ibaratnya pelangi, kebudayaan yang berbeda tersebut akan disatukan hingga membentuk sebuah keindahan,” ujar Rio dalam konferensi persnya.
Djoko Moerdiyanto, selaku sekertaris eksekutif acara, mengaku senang ditunjuknya kembali UGM sebagai tuan rumah. “Indonesia menjadi the year of ASEAN pada bulan Mei lalu,” jelas Djoko. Artinya tahun ini banyak tokoh Indonesia yang mencapai level internasional, khususnya Asia Tenggara. Ini menjadi dasar pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah acara. Sedangkan dipilihnya UGM menjadi penyelenggara merupakan keputusan rapat anggota BOT (semacam majelis wali amanat). Di Indonesia sebenarnya terdapat empat universitas yang terdaftar menjadi anggota tetap acara ini, yaitu UI, UGM, ITB dan Unair. “Namun keputusan akhir, UGM yang menjadi penyelenggara,” jelas Djoko.
ASEAN Youth Cultural Forum diharapkan mampu memberikan pengaruh positif, khususnya untuk UGM sendiri. Acara ini juga dapat menjadi ajang pengembangan visi dan misi universitas seperti yang diungkapkan Djoko. [Linna]