Bertempat di Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Sabtu (9/4) pagi, Gadjah Mada Medical Center (GMC) UGM menyelenggarakan talkshow berjudul Cenat-cenut Ngga Pede…? Mau Tahu Solusinya.Acara ini merupakan agenda tahunan GMC UGM untuk menjaring animo sivitas UGM untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah disediakan di GMC UGM. Kepada Balairung, pihak panitia menyampaikan bahwa Talkshow akan diadakan dua kali dalam setahun, pada bulan April dan September.
Menurut dr. Dicky Moch. Rizal, pembuka acara talkshow, pemilihan tema kali ini didasarkan pada informasi dari Klinik Psikologi di GMC UGM terkait keluhan para mahasiswa UGM saat berobat. “Tema ini diambil karena ada banyak kasus rendahnya kepercayaan diri para mahasiswa UGM yang ditangani psikolog di GMC Health Centre,” kilahnya.
Talkshow berdurasi enam jam ini menghadirkan empat pembicara dari berbagai latar belakang. Selain dua psikolog dari Fakultas Psikologi UGM, Drs. Helly Prajitno Soetjipto, M.A. dan Dra. Noor Rahmani, M.Sc sebagai pengisi materi, hadir pula finalis Miss Indonesia 2010, Choiryatun Nur Annisah, dan delegasi muda wakil Association of Southeast Asian Nations dalamInternational Forestry Students Association, Fityay Adzhani. Masing-masing memaparkan upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan rasa percaya diri di kalangan mahasiswa untuk meraih prestasi.
Helly menjelaskan, pusaka yang dimiliki oleh tiap orang adalah diri mereka masing-masing. Oleh karenanya, hanya ketika mereka sudah dapat membentuk rekaman positif di dalam bayangan mereka, mereka dapat percaya diri. Menurutnya, kepercayaan diri adalah soal bagaimana kita memberi penilaian pada rekaman-rekaman itu, dan juga pada diri kita sendiri, “Pusakamu iku… namung awakmu dhewe. Kita sejak lahir dibekali kreativitas yang sama, yang membuat kita berbeda adalah rekaman-rekaman yang kita miliki sepanjang hidup,” ujar Helly.
Mendukung pernyataan Helly, Noor menyampaikan penilaian seseorang atas dirinya dapat ditingkatkan dengan memahami zona aman dan zona tidak nyaman yang mereka hadapi. Noor menekankan, orang-orang yang percaya diri berani melawan rasa takutnya, sementara orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri akan melarikan diri dari kenyataan, “Begitu seseorang memiliki keinginan, mereka ditantang untuk keluar dari zona nyamannya. Semuanya hanya perkara keberanian menerima kenyataan,” jelas Noor.
Menurut Noor, seseorang yang memiliki kepercayaan pada dirinya akan berlatih di ranah bakat mereka, dan tidak akan sekali-kali bersaing di ranah kelemahan mereka. Orang-orang itu akan berusaha mencari sesuatu di dalam dirinya yang membuat mereka berpengaruh di lingkungannya dan menemukan orang-orang yang akan mendukung mereka untuk berkembang. “Untuk dapat sukses memupuk rasa percaya diri, seseorang harus tekun mendalami bakatnya dan cermat dalam memilih kawan,” tambah Noor.
Selain tentang kepercayaan diri, dua pembicara selanjutnya menjelaskan tentang pengalaman mereka dalam memupuk rasa percaya diri hingga dapat meraih beragam prestasi. Fityay menyatakan pendapatnya, “Percaya diri adalah menjadi diri sendiri. Dengan modal itu, kita harus terus mengejar kesempatan, karena kalau kita diam, maka banyak kesempatan yang akan hilang.”
Choiryatun menyampaikan pendapat senada dalam penjelasannya, “Untuk sukses meraih prestasi, selain rasa percaya diri, seseorang harus mau terus belajar dan mencoba hal baru. Mereka harus berlatih terus-menerus.”
Di akhir acara, kepada Balairung, Elisabeth Dikna, mahasiswi Sosiatri UGM angkatan 2007, menyampaikan dukungannya agar acara talkshow sejenis dapat diadakan lagi di masa mendatang, “Awalnya saya tertarik datang hanya karena baca informasi kalau acara ini gratis. Tapi ternyata talkshow ini menumbuhkan benih-benih kepercayaan diri bagi saya, penyajiannya juga seru. Sering-sering saja!” [Michellia]