Properti berbentuk miniatur bumi dan lambang kebudayaan dari setiap bangsa menghiasi panggung terbuka Fakultas Ilmu Budaya (FIB) pada sabtu malam (19/03).Suara-suara musik pop, kontemporer, danjazz mengiringi acara bertajuk Discovery Of Culture (DOC) tersebut. Event yang bertujuan untuk mengakrabkan mahasiswa angkatan baru FIB UGM ini bertemakan Balai Budaya. Adha M Lauhil, selaku ketua panitia menyatakan bahwa tema yang diusung merupakan ciri khas dari FIB yang terdiri 13 jurusan dengan sebagian diantaranya berasal dari luar Indonesia.
Adha menambahkan bahwa acara besar ini lahir dengan munculnya berbagai macam masalah. Ia menjelaskan bahwa pihak fakultas tidak mendanai acara ini karena alasan yang belum diketahuinya. Kendala lain, adalah erupsi Merapi yang membuat acara ini tertunda selama tiga bulan. “Sebenarnya DOC diadakan pada pertengahan Desember 2010, namun karena erupsi Merapi, kami harus menundanya,” Keluh Mahasiswa Jurusan Sastra Perancis 2009 ini.
Hajatan tahunan ini telah dimulai sejak 18 Maret 2011. Perhelatan ini menampilkan bermacam hal yang mewakili masing-masing jurusan dalam durasi sepuluh menit. Panitia juga menghadirkan lima bintang tamu untuk membuat suasana lebih meriah. Salah satu bintang tamu yang membuat penonton terhipnotis adalah Jasmine, band lokal Yogyakarta. Meski gerimis, penonton sama sekali tidak mengurungkan niat untuk maju ke depan panggung.
Teriakan-teriakan terdengar dari arah penonton kala hal lucu ataupun menyeramkan terjadi di panggung. Salah satu jurusan yang menampilkan sajian berbeda ialah Jurusan Antropologi dengan konsep Jatilan kebudayaan asal Jawa Timur. Mereka memunculkan hantu-hantu khas Indonesia seperti kuntilanak, genderuwo, dan tuyul. Kemunculan hantu-hantu itu sontak membuat penonton berteriak histeris. Hal lain yang tak kalah membuat penonton merinding, saat salah seorang yang berperan menjadi raja hantu memotong kepala ayam sungguhan di depan penonton. “Sebenarnya kami ingin tampil beda, namun tidak ada dasar Jatilan. Akhirnya kami membuat sensasi dengan menampilkan pertunjukan itu,” Ungkap Bukhari salah satu Mahasiswa Jurusan Antropologi 2010 ini.
Meski hujan, acara yang dimulai pukul 18.30 WIB ini disambut positif kalangan mahasiswa. Habsari Banyu Jenar, Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia 2010 membenarkan hal tersebut. “Acara ini dapat menggali kreativitas antar mahasiswa karena mereka harus menunjukan yang terbaik dari setiap jurusan,” tuturnya. Selain ketiga belas jurusan, Badan Semi Otonom FIB juga menampilkan pertunjukan khas mereka, mulai dari tarian daerah, modern dance, pertunjukan wayang, sampai teaterikal puisi.
Ada hal menarik pada pertunjukan teaterikal puisi. Mereka menyuguhkan kritik sosial dengan perkara “semrawut hukum di negara ini”. Tokoh kontroversial Gayus Tambunan yang sedang disidang disebuah pengadilan ditampilkan. Namun, tokoh tersebut dinyatakan tidak bersalah karena uang yang berbicara.
Diakhir acara, diumumkan bahwa tampilan terbaik adalah penampilan dari Jurusan Sastra Arab. Konsep yang disajikan adalah drama tanpa dialog dengan properti khas Timur Tengah alafilm Prince Of Persia. Yulian Prasetya, koordinator divisi pendidikan Jurusan Sastra Arab 2010 menyatakan bahwa persiapan yang dilakukan dimulai dari awal Februari. Ia mengaku puas dengan segala proses latihan yang relatif singkat tersebut. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur menjadi jurusan terbaik dalam acara ini, meskipun kami tidak sedikitpun menarget untuk menang,” jelasnya dengan lega hati. [Aza]