Ratusan penonton tampak memadati area GOR UNY pada Sabtu malam (7/4). Riuh-rendah suara seketika terdengar dari penonton yang kebanyakan berusia remaja tersebut. Di beberapa sudut gedung GOR UNY, terlihat antrian penonton yang ingin memasuki area konser musik. Begitu penonton memasuki area konser, suasana gelap langsung menyergap. Tepat di tengah area gedung, berdiri sebuah panggung besar lengkap dengan efek pencahayaannya yang memikat mata.
Konser malam itu pun dimulai ketika sekelompok anak muda yang tergabung ke dalam band Boarding Room melantunkan iringan musik. Selain Boarding Room, band Jogja lainnya seperti Javablanca dan Koala turut tampil di perhelatan konser ini. Aliran musik pop-jazz yang terdengar dari lagu yang dimainkan oleh ketiga band pembuka mampu membuat penonton terhanyut.
Semarak konser semakin terasa sewaktu pembawa acara menyebutkan nama salah satu bintang utama konser. Suara penonton yang memanggil nama bintang utama konser tersebut langsung memenuhi gedung konser. Tidak lama setelah itu, di atas panggung, muncul sesosok wanita berambut panjang yang dengan semangat menyapa penonton. Raisa, begitu dirinya akrab dipanggil, terlihat antusias dan segera melemparkan senyuman pada seluruh penggemarnya yang datang malam itu.
Selama satu jam, Raisa menghibur penonton lewat nyanyian lagu-lagu miliknya seperti Apalah (Arti Menunggu) dan Could It Be. Di tengah-tengah pertunjukan, Raisa sempat mengungkapkan kegembiraannya dapat tampil bernyanyi pertama kali di Jogja. Oleh karena antusiasme penonton, Raisa sempat merekam suasana konser dengan dimana semua penonton dengan lantang menyanyikan lagu yang sedang ia bawakan. Interaksi penonton dengan Raisa terus berlangsung melalui lagu yang dinyanyikannya, menjadikan suasana konser terasa hidup.
Cuplikan konser di atas merupakan acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa (KM) FKG UGM. Konser bertajuk “Ultrasounique” tersebut menjadi acara puncak rangkaian kegiatan dari program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat dan Departemen Pengembangan Minat dan Bakat KM FKG UGM. Menurut Widani Suryanata, ketua panitia konser ini, tema “Ultrasounique” terinspirasi dari alat ultrasonic scaler yang kerap digunakan untuk membersihkan karang gigi. “Nama alat ultrasonic scaler dipilih menjadi tema karena lekat dengan unsur kedokteran gigi. Di samping itu, alat ini berbeda dari yang lain. Supaya terdengar menarik, namanya diubah menjadi ultrasounique,” tambah Winadi.
Tepat pukul 22.05 WIB, penonton kembali dimanjakan oleh penampilan Rayi, Asta, dan Nino. Dengan tempo musik yang serba cepat, ketiga pemuda yang tergabung dalam RAN ini mampu membuat penonton tetap bersemangat menyaksikan konser. Asta, Nino, dan Rayi terlihat begitu energik menghibur penonton. Di tengah penampilannya, Asta dan Nino menarik seorang wanita dari kursi penonton untuk naik ke atas panggung. Pada saat itu, alunan musik lagu Ratu Lebah mulai terdengar. Di penghujung acara, RAN dan Raisa berduet menyanyikan lagu Kulakukan Semua Untukmu yang dahulu dipopulerkan Fathur dan Nadila. Ketika Nino menyanyikan lirik pertama lagu tersebut, penonton seketika ikut bernyanyi bersama. Hal yang sama juga terjadi saat Raisa juga Rayi melantunkan lagu tersebut. Penonton lagi-lagi tenggelam mengikuti musik dari lagu penutup konser malam itu.
Lukman Alfarizi Pratama, Ketua Departemen Pengembangan Minat dan Bakat KM FKG UGM, berpendapat bahwa konser ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa. “Ultrasounique merupakan bentuk apresiasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensinya sebagai event organizer,” ujarnya. Dengan begitu, Lukman berharap mahasiswa bisa melatih soft skill sehingga pikiran mahasiswa menjadi lebih luas. Hal senada juga diungkapkan oleh Winadi. Winadi menganggap konser “Ultrasounique” adalah tempat dimana para panitia bisa belajar. “Konser ini dibikin untuk melatih jiwa usahawan mahasiswa. Jadi kami belajar di sini,” tuturnya.
Pemilihan Raisa dan RAN, menurut Winadi, dilandasi oleh pertimbangan tertentu. “Kami mencari bintang utama yang berjiwa muda dan lagunya enak didengar. Setelah berdiskusi, muncullah ide untuk menampilkan RAN dan Raisa,” terang Winadi. Ia melanjutkan, band pembuka turut diseleksi agar terjalin keselarasan musik selama konser. “Aliran musik band pembuka harus pop jaz supaya cocok dengan aliran musik bintang utama konser,” tegas Winadi.
Konser yang berlangsung lebih dari tiga jam tersebut terbukti mampu menghibur penonton. Menurut Gareza Alfathan, siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta, konser musik malam itu menarik. “RAN dan Raisanya juga sempat duet jadi terlihat variatif,” ujar Gareza. Pandapat lain juga dilontarkan Audita Amalia dari SMA Negeri 2 Yogyakarta. “Pengisi acaranya bagus-bagus. Tema band pembuka dengan RAN dan Raisa-nya cocok, jadi pas banget,” katanya selepas menonton konser.[Nindias Nur Khalika, Luthfi Fatchur Rochman]