Diskusi buku “Allah, Liberty, and Love” karya Irshad Manji di Yogyakarta berakhir ricuh. Puluhan orang yang membawa tongkat dan balok kayu membubarkan diskusi secara paksa. Mereka juga merusak kantor Penerbit Buku LKiS, tempat berlangsungnya diskusi pada (9/5) malam. Massa yang menggunakan helm dan menutupi wajahnya itu juga memukul beberapa peserta yang menolak pembubaran. Beruntung Manji berhasil diamankan.
Tidak diketahui secara jelas dari mana penyerang berasal. Mereka hanya berkata “Kami Laskar.” Mereka juga membagikan selebaran dari Majelis Mujahidin Indonesia dengan judul “Menolak Kehadiran Lesbianis Irshad Manji di Indonesia”.
Sebelumnya pada (9/5) siang, diskusi dengan tema serupa diboikot di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Sunan Kalijaga. Tim LKiS bersama Jaringan Perempuan Yogyakarta pun menginisiasi diskusi di sekretariat LKiS dengan pengunjung terbatas.
Diskusi yang dimulai sekitar pukul 19.00. WIB itu belum lama berlangsung. Tiba-tiba terdengar suara dobrakan pintu pagar dan teriakan “Kafir! Kafir!” Sekelompok orang langsung mendatangi tempat berlangsungnya diskusi yang terletak di halaman belakang kantor LKiS. “Semua yang hadir kecuali pers silahkan tinggalkan tempat ini!” “Pergi, kalau enggaksaya pukul!” Teriak salah seorang dari mereka.
Selama diskusi yang baru berjalan setengah jam, Manji membahas programnya di New York University yang dia klaim dapat membantu mengatasi self censorship. “Self-censorship itu menghalangi diri sendiri. Itu yang sekarang sering dilakukan masyarakat kita.”
Manji juga sempat berdialog dengan peserta diskusi. Ia lantas menjelaskan tentang arogansi dalam perilaku beragama. Menurutnya, masyarakat tidak perlu menyimpan ketakutan. “Kamu perlu mengingatkan mereka untuk tidak menjadi arogan, karena kamu bisa saja salah. Kita tidak semestinya berpura-pura menjadi Tuhan di depan satu sama lain,” urainya.
Lewat setengah jam, dibuka sesi tanya-jawab. Setelah itu, rencananya diskusi buku akan dilanjutkan. Namun tiba-tiba Pukul 19.20, puluhan orang yang sebagian besar berjaket hitam dan menutupi wajahnya dengan sorban kotak-kotak merah-putih itu menyerbu tempat diskusi. Aksi ini dilatarbelakangi penolakan atas homoseksual, di mana Manji menurut mereka adalah representasi dari kelompok lesbian. Berdasarkan press release, kelompok penyerang menyatakan propaganda kebebasan dan “lesbianisme” Manji sebagai bentuk penistaan dan penodaan terhadap Islam serta propaganda atheisme terselubung.
Beberapa dari mereka melempar batu dan pecahan genteng ke arah peserta diskusi. Piring-piring tempat camilan dilempar ke sepenjuru ruangan. Sembari berteriak Allahu Akbar, mereka memukulkan tongkat dan memecahkan kaca jendela LKiS. “Bubarkan LKiS!” teriak mereka ramai-ramai. Buku-buku, termasuk juga karya Manji dan Kitab Al-Hikam, yang dijual di meja pinggir aula diskusi disobek. Dengan cepat, mereka mencari Manji. Salah seorang dari laskar memaki dengan bahasa Inggris kepada Manji. Masih di posisinya, Manji dikerumuni oleh delapan orang sahabatnya. Beruntung ia berhasil diselamatkan.
Dewi, salah seorang peserta diskusi sempat terlibat adu mulut dengan salah seorang penyerang.
“Bubar!”
“Anda sudah baca bukunya?”
Pemuda itu diam.
“Kalau belum baca bukunya kenapa tidak setuju?”
Pemuda itu pun langsung menghentikan perdebatan dan berkata “Kalau bukan perempuan sudah saya pukul kamu.”
Setelah menyerang dan memaksa peserta untuk bubar, para penyerang meninggalkan lokasi. Polisi yang baru tiba seusai penyerangan langsung membawa peserta yang menjadi korban pemukulan ke rumah sakit. Namun pihak kepolisian belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut soal kejadian ini. [Dewi Kharisma Michellia, Ibnu Hajar]