Mulai tahun 2011 penerimaan mahasiswa UGM melalui dua jalur, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan dan SNMPTN tertulis. Mahasiswa baru yang diterima melalui SNMPTN Undangan telah diumumkan sejak 26 Mei 2012. Selanjutnya, registrasi ulang mahasiswa baru dan pembayaran Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA) dijadwalkan pada 12 sampai dengan 14 Juni 2012. Sebelum resmi menjadi mahasiswa UGM, orang tua peserta SNMPTN Undangan maupun Tertulis sudah harus menandatangani surat kesanggupan membayar di atas materai 6000 rupiah pada saat pendaftaran. Menurut Sri Haryanti, S.Pd., M.Pd., Kepala Seksi Penerimaan dan Pemasaran Direktorat Administrasi Akademik (DAA) UGM, hal tersebut adalah bentuk janji calon mahasiswa kepada UGM. âSaat registrasi, UGM akan menagih janji itu,â ujarnya.
Penentuan SPMA bagi mahasiswa baru yang didasarkan pada kemampuan orang tua mahasiswa sudah diberlakukan sejak 2011. Dalam website www.um.ugm.ac.id, UGM telah membagi rentang jumlah penghasilan orang tua ke dalam tabel SPMA 0 sampai dengan 4. Mahasiswa yang kedua orang tuanya memiliki penghasilan total kurang dari 1.000.000 rupiah terkena SPMA 0, sedangkan SPMA 1 sampai dengan 4 jumlahnya semakin meningkat. Ketentuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan sarana prasarana yang ada di masing-masing fakultas.
Kebijakan penentuan SPMA ini adalah hasil kesepakatan dari rapat besar yang dilakukan oleh rektor beserta seluruh dekan di UGM. Sri Haryanti juga menerangkan, kebijakan SPMA yang didasarkan atas penghasilan orang tua adalah cara UGM untuk melakukan subsidi silang. âDengan demikian, mereka yang mampu dapat turut meringankan mahasiswa yang membutuhkan bantuan pendanaan,â ujarnya.
Menurut Sri Haryanti, penentuan SPMA hanya mempertimbangkan jumlah pendapatan kedua orang tua. Jumlah tanggungan orang tua dan kemampuan akademik calon mahasiswa tidak diperhitungkan. Pertimbangan tentang jumlah tanggungan tersebut hanya diberlakukan untuk peserta pendaftar beasiswa Bidik Misi. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan Retno Sunarni Ningsih Sudibyo, Wakil Rektor Senior UGM Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Retno menerangkan, jumlah tanggungan orang tua turut diperhitungkan dalam penentuan SPMA.
Disinggung tentang akses pendidikan mahasiswa kurang mampu di UGM, Sri Haryanti menerangkan, UGM sudah memberi fasilitas berupa SPMA 0 dan Bidik Misi pada mahasiswa. Jumlah mahasiswa Bidik Misi yang diterima di UGM tahun 2011 adalah 1500 orang, sedangkan tahun 2012 berjumlah 1000 orang. âPenurunan kuota penerima Bidik Misi adalah kebijakan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,â ujar Sri Haryanti.
Ia menambahkan, UGM juga menerima permohonan keringanan biaya bagi mahasiswa yang memang kurang mampu. Surat permohonan diajukan langsung pada Rektor UGM dengan tembusan kepada Direktur Keuangan sampai dengan 14 Juni 2012. Keringanan dapat diberikan dalam bentuk angsuran pembayaran, pembebasan biaya, dan sebagainya, sesuai kesanggupan mahasiswa. âKalau mahasiswa memang berniat masuk UGM, langsung saja datang ke DAA kami akan tangani,â terangnya. Namun hal tersebut sengaja tidak dipublikasikan kepada mahasiswa baru untuk menghindari banyaknya jumlah surat yang masuk. âKalau dipublikasikan, semua mahasiswa baru akan mengajukan surat keringanan pembayaran,â lanjutnya.
Retno menuturkan, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan dalam membantu mahasiswa kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Menurutnya, UGM memiliki keterbatasan dalam memberikan bantuan tersebut. âPendidikan di perguruan tinggi memang butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi UGM sekarang menjadi World Class Research University (WCRU). Kalau tidak mau yang mahal, ya silakan cari yang bukan WCRU,â terangnya. [Ade Sri Oktavia, Dimas Yulian, Shiane Anita Syarif]