“Karena tak kelihatan, saya kira menabrak orang. Ternyata tangan saya memang dibacok pisau” tutur Bara Ekiyama.
Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) UGM 2010 tersebut menjadi korban perampokan dan penganiayaan di sebelah utara Masjid Kampus(Maskam) UGM, Jum’at(10/12). Peristiwa terjadi pada pukul 20.00, saat itu Bara melintasi jalan di sebelah utara Maskam UGM. Beberapa meter sebelum pos pemeriksaan Kartu Identitas Kendaraan (KIK), Bara merasa sepeda motornya menabrak seseorang dan tanganya kanannya tergores. Daerah tersebut gelap dan pos penjagaan karcis KIK memang sudah kosong. Merasa bersalah, dia pun berhenti bersamaan dengaan teriak dua orang di belakangnya yang menyuruhnya berhenti.
Naas, dua orang tersebut ternyata adalah perampok. Salah seorang yang sebelumnya menggunakan pisau untuk melukai tangan Bara, kembali menyerangnya. Sementara seorang lainnya menggenggam celurit. Merasa tak berdaya, Bara menyerahkan sepada motor bermerek Bajaj miliknya. Setelah mendapat yang diinginkan, kedua perampok tersebut melarikan diri. Sembari tertatih, Bara yang terkena sayatan di tangan kanan, wajah, dan punggung berusaha mencari bantuan di Masjid Kampus dan Pos Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK) yang hanya berjarak kurang dari 100 meter dari tempat kejadian. Saat itu juga, Bara pun dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih untuk mendapat perawatan.
Dikunjungi Balairungpress.com di kamarnya, dia menceritakan detail kejadianya sembari tertahan-tahan karena luka di wajahnya. Ketika ditanya tentang perasaannya, dia hanya tersenyum dan mengatakan,” Masih banyak tugas kuliah yang harus dikerjakan.” Dia juga merasa bersyukur masih bisa selamat. Haryanto, M.Si, Direktur Kemahasiswaan, yang kebetulan menjenguk Bara di RS Panti Rapih, menyayangkan hal tersebut terjadi. Dia merasa, UGM perlu membenahi infrastruktur keamanan yang ada. Karena penjagaan tak mungkin terjadi tanpa tempat yang layak. Sementara SKKK yang dikonfirmasi Balairungpress.com di kantornya mengatakan masih belum mendapat kronologi yang lengkap karena shift malam masih belum sempat mencatat. “Belum tercatat seluruhnya, baru catatan kejadian saja,” ungkap seorang penjaga SKKK di kantornya. Mengingat kejadian ini bukan peringatan pertama bagi UGM, kali ini UGM benar-benar perlu membuka mata untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkunganya. Merampungkan permasalahan dengan solusi yang benar-benar dibutuhkan civitasnya secara nyata. [Gading]
1 komentar
[…] Sebagai perwakilan mahasiswa yang menolak Kartu Identitas Kendaraan (KIK), Wisnu memaparkan kronologis kebijakan kontroversial ini. Penuturan selengkapnya dapat dibaca dihttps://www.balairungpress.com/2010/07/upaya-melawan-lupa-tolak-kebijakan-kartu-identitas-kendaraan-di-ugm-share/ “Tidak ada korelasi antara tarif parkir berbayar dan keamanan kampus. Bahkan pada Desember tahun lalu, ada kasus pembacokan yang terjadi di UGM pasca pemberlakukan KIK,” tutur perwakilan GERTAK ini. (baca:https://www.balairungpress.com/2010/12/mahasiswa-diserang-perampok-bersenjata-tajam-di-kampus/) […]