Sabtu (28/8) siang, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM kembali dijejali ratusan pengunjung.Setelah minggu lalu AA Gym menebar semangat—melalui buka bersama 1000 anak yatim—kini giliran tiga motivator unjuk gigi. Agung Baskoro, Agung Nugroho, serta Ahmad Fuadi hadir sebagai narasumber dalam acara bertajuk KIRIMARU “Kiat Rahasia Mahasiswa Baru”. Ratusan mahasiswa baik baru maupun lawas memenuhi daftar presensi acara yang diselenggarakan oleh Unit Kerohanian Islam Jama’ah Shalahuddin UGM ini. Turut hadir pula Wakil Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam perhelatan yang bertujuan memompa semangat mahasiswa ini.
Acara yang dimulai sejak pukul 08:00 ini dibagi menjadi dua sesi: sesi sharing dan sesi talkshow. Sesi sharing dibuka oleh mahasiswa yang menjadi “The Next Leader” dalamkontes The Candidate Metro TV, Agung Baskoro. Pemuda yang akrab dipanggil Abas ini membuka obrolan dengan membeberkan resep suksesnya. Kompetensi, pengaturan waktu, integritas, dan sinergi dipaparkannya sebagai peranti meraih mimpi. Ia juga menegaskan pentingnya visi bagi mahasiswa, “Visi yang jelas diperlukan oleh mahasiswa untuk menciptakan inovasi dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat,” tutur Abas.
Setelah 45 menit Abas dibiarkan bercerita solo, hadirlah Agung Nugroho dan Haryadi Suyuti yang ikut urun rembuk. Agung Nugroho—pemilik Simply Fresh Laundry—berbagi cerita tentang kisahnya memulai bisnis serta kiat-kiat dibaliknya. Juara I Wirausaha Muda Mandiri 2009 ini juga menandaskan pentingnya visi, “Seperti nakhoda kapal, kita harus memiliki tujuan yang jelas kalau tak mau terombang-ambing di lautan”. Sedangkan Haryadi Suyuti menyoroti sikap mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap masyarakat sekitar. “Mahasiswa kadang tak mengindahkan lingkungannya. Padahal masyarakat adalah sumber inovasi dan tempat berkontribusi,” papar pria bersepatu tak berkaus kaki ini.
Petuah “Man jadda wajada” yang diserukan oleh narasumber utama , Ahmad Fuadi , membuka sesi talkshow bertajuk, “Antara Aku dan Sang Pemimpi”. Pengarang novel Negeri 5 Menara ini mengelaborasikan ide tentang impian melalui ringkasan novelnya. Ia menyatakan bahwa novelnya secara tidak langsung berkaitan dengan topik sesi ini. “Novel saya, secara garis besar, adalah proses realisasi impian yang terlihat tidak mungkin dan tak bisa tercapai,” jelasnya. Seperti Abas, mantan wartawan TEMPO ini juga mengungkapkan formulanya meraih mimpi yang ia sebut “Hikmah dari N5M”. Niat kuat, impian tinggi, man jadda wajada, lingkungan terbaik, doa, dan tawakkal masuk dalam formula—yang memanfaatkan judul novelnya.
Sesi talkshow siang itu diakhiri dengan penampilan grup nasyid Innoru dan pembagian door prize. Di penghujung acara Fuadi mendengungkan kembali petuah Man jadda wajada—yang dalam bahasa Indonesia berbunyi “siapa yang berusaha akan sukses”. Abas juga mengingkatkan tentang keaktifan mahasiswa di organisasi di hujung sesi sharing. “Aktif di organisasi, penting bagi mahasiswa selain sebagai akademisi. Mahasiswa juga sebaiknya tak hanya aktif bertanya, tapi juga memberikan solusi” ujarnya saat tanya jawab. Menggeluti organisasi baginya juga harus memiliki mimpi. “Jangan hanya aktif di organisasi tanpa prestasi,” tandasnya. [Apé]