Senin (8/10) Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. resmi dilantik sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM periode 2012-2016. Erwan dilantik bersama tiga belas dekan lainnya dan seorang direktur sekolah vokasi. Pelantikan ini menandai masa aktif kerja Erwan sebagai dekan definitif sekaligus usainya tugas dekan antarwaktu, Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.I.P., M.Si. Untuk mengetahui program-program kerja yang akan dilaksanakan, BALAIRUNG melakukan wawancara khusus bersama Erwan.
Setelah dilantik, program kerja apa yang akan dilaksanakan dan menjadi prioritas?
Program yang akan dijalankan tentu seperti yang pernah dipresentasikan dalam pemilihan dekan lalu. Prioritas kami sama halnya dengan universitas, yaitu menjadikan UGM sebagai universitas bertaraf internasional berbasis riset. Oleh karena itu, di level fakultas, kami ingin mendorong tiap jurusan untuk mengembangkan riset. Pada dasarnya jurusan adalah inti dari pelaksana riset. Jurusan akan merancang peta riset strategis di bidang masing-masing. Jurusan Politik Pemerintahan misalnya, bisa melakukan riset tentang desain politik Indonesia. Reformasi birokrasi menjadi tugas jurusan Manajemen Kebijakan Publik. Sementara strategi relasi Indonesia dengan negara-negara lain di masa mendatang menjadi tugas Hubungan Internasional.
Apa target dari program-program riset yang direncanakan?
Kami menargetkan tiap jurusan memiliki agenda riset strategis yang dibagi dalam kluster-kluster. Kami berupaya menghubungkan riset dengan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini profesor menjadi aktor pengemban ilmu pengetahuan dengan memimpin riset yang melibatkan mahasiswa S-3. Diharapkan hasil riset bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran.
Bagaimana dengan SDM pendukung riset?
Riset memang akan berimplikasi pada ketersediaan SDM, sementara ini kondisi di semua jurusan belum ideal. Jumlah profesor sangat terbatas dan banyak dosen yang menjalankan studi lanjut. Tugas fakultas adalah memfasilitasi dosen potensial untuk segera menjadi profesor. Diharapkan profesor-profesor ini yang akan mengembangkan knowledge berbasis pada risetnya, bukan riset orang lain.
Dekan sebelumnya masih meninggalkan banyak pekerjaan rumah, antara lain pembangunan gedung. Bagaimana Anda menyelesaikannya?
Ya, gedung pokok sudah jadi, sementara gedung-gedung lain masih dalam pengerjaan. Akhir tahun ini ditargetkan kantor dekanat sudah jadi dan gedung bagian utara bisa dimaksimalkan untuk perkuliahan. Nantinya, semua jurusan segera dikembalikan ke sana. Di sisi lain, tahap pengerjaan sudah sampai pada area tengah. Bagian yang belum dikerjakan adalah gedung Yong Ma. Di lantai dasar gedung Yong Ma, kantin akan diperluas. Sementara itu, rencananya bagian atas dijadikan sekretariat organisasi mahasiswa dan ruang self learning. Guna menunjang kegiatan mahasiswa, student service segera dibangun dan mushola diperbaiki. Kami akan konsultasikan kelanjutan pembangunan ini kepada rektor dan alumni karena mereka sangat mendukung dalam pendanaan maupun pemikiran.
Sementara itu, pembangunan perpustakaan di bagian utara masih belum selesai. Perlu diketahui, selama ini perpustakaan Fisipol menumpang pada universitas. Rencananya akan dibangun perpustakaan dan ruang seminar dengan dana filantropi (sukarela) dari perusahaan-perusahaan atau bank. Kami sudah sulit mengandalkan dana APBN. Hal tersebut dikarenakan Fisipol sudah mendapat dua kali kucuran dana sehingga kompetisinya kini makin tinggi.
Setelah semua proses pembangunan ini rampung, Fisipol akan menjadi kampus yang sangat ideal. Dari semula bangunan yang tidak representatif menjadi Fisipol yang mampu memenuhi kebutuhan kita. Hal ini tentu harus diikuti dengan sistem dan manajemen yang baik.
Bagaimana Fisipol mengembangkan kerjasama internasional, khususnya kelas imersi yang masih cacat di sana-sini?
Kerjasama internasional yang dikembangkan Fisipol ada beberapa bentuk. Di ranah riset, sudah sering dilakukan kerjasama riset dengan universitas-universitas luar negeri yang eksekusinya dipegang jurusan. Di bidang teaching kami membuka beberapa program. Selama ini kami sudah menjalankan exchange student atau pertukaran pelajar dan join degree di mana mahasiswa bisa menylesaikan kuliah separuh di dalam negeri dan separuh di luar. Ada juga join teaching dengan menggabungkan dua kelas dan dua dosen lewat teleconference serta kelas imersi. Konsep kelas imersi adalah menggabungkan konsep pelajaran yang menarik untuk mahasiswa asing dalam rangka mengenalkan Indonesia pada dunia luar. Harapannya, mahasiswa lokal dan asing bisa saling berinteraksi sehingga menciptakan iklim internasional. Namun sayangnya hal itu belum bisa berjalan maksimal, masih ada kelas imersi yang justru memisahkan mahasiswa asing dan mahasiswa lokal. Di masa mendatang, memang dosen dan mahasiswa perlu lebih menguasai bahasa Inggris. Mahasiswa asing juga bisa diajak menggunakan bahasa Indonesia sehingga tercipta keadilan dalam kelas. Idealnya program imersi menjadi mata kuliah pilihan. Kendala penempatan pada mata kuliah pilihan ada pada atensi mahasiswa dalam mengambil kelas internasional yang masih kurang. Oleh karena itu, program imersi dimasukkan dalam mata kuliah wajib. Terkait hal ini, kami berencana untuk melakukan evaluasi pada Senin (15/10). Kami harapkan mahasiswa bisa memberi masukan dan saran.
Apa komitmen Anda pada bidang kemahasiswaan?
Berdasarkan status UGM sebagai universitas nasional, maka input mahasiswa harus bisa mencerminkan keberagaman dari Aceh hingga Papua. Sistem penerimaan mahasiswa yang ideal sedang dipikirkan. Selanjutnya akan diberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa dalam belajar tak hanya di dalam kelas. Kami akan memberikan pengakuan kredit nilai pada kegiatan ko-kulikuler mahasiswa. Selain itu, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengambil kelas lintas jurusan maupun fakultas. Kami juga berusaha melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan. Harapannya, insiden-insiden seperti penolakan KIK tidak terulang kembali.
Mahasiswa Fisipol sangat terikat dengan prosentase kehadiran dan finger print? Apakah sistem ini akan dievaluasi?
Saya rasa itu adalah hal yang perlu dievaluasi juga bahwa relasi antara dosen dan mahasiswa tidak harus terpaksa. Kalau mahasiswa mau belajar sendiri di luar kelas dipersilakan. Dosen juga bisa mengembangkan sistem pembelajaran kreatif yang tidak melulu berada di dalam kelas, misalnya lewat internet.
Untuk menyelesaikan rancangan program-program tadi tentunya Anda akan dibantu oleh wakil-wakil dekan. Bagaimana mekanisme pengangkatan para wakil dekan dan kapan akan dilakukan?
Pemilihan wakil dekan sedang diwacanakan. Kami sudah menentukan kriterianya. Wakil Dekan I Bidang Kemahasiswaan harus tahu urusan kemahasiswaan dan dekat dengan mahasiswa. Wakil Dekan II diharapkan bisa melakukan manajemen dengan baik. Sementara Wakil Dekan III harus memiliki network yang luas dan kuat. Kita sudah mengidentifikasi siapa yang potensial. Hal ini menjadi hak prerogatif dekan. Kami diberi waktu sampai Desember untuk mengusulkan nama-nama wakil dekan ke senat akademik. Sementara itu, sampai bulan Desember nanti, dekan masih dibantu wakadek lama untuk menyelesaikan rencana strategis. [Khalimatu Nisa, Mukhammad Faisol Amir]