Indonesia Electric Vehicle Competition (IEVC) 2013 yang dilangsungkan di Boulevard UGM sejak Sabtu (8/6) telah selesai. IEVC adalah kompetisi mobil listrik nasional yang dihelat oleh Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM. Acara bertema Green Technologyini diharapkan dapat memicu kapabilitas dan kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan mobil listrik. “Mobil listrik lebih ramah lingkungan, jadi perlu dikembangkan,” ujar Benjamin Bima selaku ketua panitia. Kompetisi yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan 13 tim dari 10 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Pada hari pertama, para peserta mempresentasikan mobil yang mereka produksi. Di hari itu juga dilangsungkan kompetisi drag race. Dalam kompetisi ini peserta bersaing dalam tracklurus untuk menjadi yang tercepat. Keesokan harinya, sepuluh mobil kembali diadu dalamtime-attack race. Peserta harus melalui sepuluh laps secepat mungkin untuk mendapatkan poin maksimal di perlombaan ini.
Dalam kompetisi ini, Tim Jalak Harupat dari Universitas Pasundan keluar sebagai juara satu. Posisi kedua diduduki Tim Tpop dari Politeknik Negeri Bandung; sedangkan tim Green Fast dari Politeknik Negeri Semarang menduduki posisi ketiga. Sementara itu Tim Alive dari Universitas Negeri Yogyakarta menjadi tim dengan presentasi terbaik.
Sementara itu, UGM harus menelan hasil yang kurang memuaskan. Arjuna, Tim yang diturunkan UGM, bahkan tidak menyelesaikan pertandingan hingga sepuluh laps pada time-attack race. Aditya Wicaksono, anggota Tim Arjuna, menyatakan, terjadi kerusakan pada mobil yang digunakan. “Kerusakan baru diketahui tiga hari sebelum acara, meski sudah kami coba untuk perbaiki namun tetap tidak optimal,” terangnya. Meski demikian, hasil yang kurang memuaskan ini dijadian motivasi untuk memberikan karya terbaik di kompetisi selanjutnya. “Akhir tahun nanti Tim Arwana akan mengikuti kompetisi di Politeknik Negeri Bandung,” ungkap Aditya.
Dailana Sakti Irawan, driver Tim Jalak Harupat, membagi resep kemenangan timnya. Ia mengungkapkan kemenangan mereka disebabkan persiapan dan konsep yang matang. “Teknologi yang digunakan semua peserta dalam kompetisi ini sudah cukup baik, tapi kami sudah mempersiapkannya dengan lebih baik,” ujarnya. Walau sempat mengeluhkan regulasi dan jadwal pertandingan yang menurutnya tidak konsisten, ia memberikan penghormatan terhadap panitia. “Saya respect sama teman-teman UGM yang menginisiasi kompetisi ini, saya tahu ini tidak mudah ,” terangnya. Lebih lanjut, Ia berharap agar IEVC dapat berperan dalam perkembangan mobil listrik di Indonesia. [Erni Maria Angreini]