“Ara, ara, ara, Indonesia lawan!” “suara wibu membangkitkan riuh massa aksi di depan tembok tebal Istana Negara Yogyakarta. Sekitar ratusan massa yang tergabung dalam aksi Jogja Memanggil Kembali menggelar demonstrasi pada Selasa (27-08) sehari menjelang Jokowi akan melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Bertepatan dengan hari pertama pendaftaran Pilkada, aksi ini menyerukan perlawanan oposisi terhadap keculasan negara dan mengawal konstitusi yang diobrak-abrik oleh rezim Jokowi. Tak hanya itu, massa aksi juga menyampaikan berbagai orasi politik, mulai dari polisi sebagai alat penguasa, pekerja migran, pendidikan, hingga kenaikan tarif tiket hiburan.
Di hadapan polisi, Dian, mahasiswa Universitas Islam Indonesia dengan lantang mengatakan bahwa polisi adalah alat penguasa untuk menindas rakyat. Ia menyoroti terkait kebengisan aparat kepolisian dalam beberapa kasus seperti kekejaman kepada demonstran mahasiswa, tragedi Kanjuruhan, serta kriminalisasi terhadap petani di Pakel, Kendeng, dan Wadas. “Membanggakan diri sebagai abdi negara, tapi abdi enggak ada yang dibayar!” teriak Dian dengan lantang.
Kegagalan negara dalam persoalan tenaga kerja migran juga disorot dalam orasi politik siang ini. Hani Kristi, perwakilan aktivis pekerja migran, mengungkapkan bahwa negara mempekerjakan migran ke beberapa negara untuk menutupi utang negara. Ia menambahkan, pengiriman ekspor pekerja migran ke beberapa negara menunjukkan Jokowi gagal dalam mengatasi persoalan tenaga kerja di Indonesia. “Pekerja migran dijual negara untuk kepentingan negara,” tegas Hani.
Persoalan pendidikan dalam negeri tak luput disuarakan. Rafly, perwakilan dari Aliansi Pendidikan Gratis, melanjutkan orasi politik berupa gambaran kondisi pendidikan di Indonesia. Ia melanjutkan, bahwa rezim Jokowi secara ugal-ugalan menaikkan biaya kuliah yang menyisakan penderitaan orang tua. “Ada ribuan orang tua yang menangis tak bisa menyekolahkan anaknya,” katanya.
Sebagai penutup, BALAIRUNG mewawancarai FZ, salah seorang anggota komunitas wibu yang ikut turun aksi. Ia mengungkap bahwa negara mengusik hobi komunitas wibu dengan adanya kenaikan pajak, tiket idol naik, tiket event naik, bahkan memblokir situs anime. Ia memberikan ajakan untuk mengawal isu ini kepada wibu seluruh Indonesia yang masih enggan untuk ikut aksi. “Jika kalian wibu dan masih sayang Indonesia, pertahankan negara kalian,” pungkas FZ.
Penulis: Dhony Alfian
Penyunting: Alfiana Rosyidah
Fotografer: Zidane Damar