“‘Jangan sampai ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah karena masalah biaya,’ ucapan rektorat ini sering kami dengar, tapi tidak dipraktekkan (oleh mereka),” ujar Dhivana Anarchia (Arsya), perwakilan Forum Advokasi (Formad) UGM. Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam Hearing Rektorat bertajuk “UKT Sakit, Rektorat Malpraktik” yang dilaksanakan secara terbuka di selasar Gedung Pusat Balairung UGM pada Rabu (21-06). Hearing kali ini diselenggarakan sebagai buntut kegelisahan mahasiswa terhadap penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak tepat sasaran kepada mahasiswa baru UGM tahun 2023.
Pada awal hearing, Arsya memaparkan, ”Banyaknya keluhan di sosial media membuat kami Formad UGM mengadakan survei mengenai kepuasan penetapan UKT dengan subjek mahasiswa baru jalur SNBP tahun 2023.” Ia lalu memaparkan kajian Formad UGM yang di antaranya memuat sistem penetapan UKT dengan sistem IKE (Indeks Kemampuan Ekonomi), rasio pengorbanan biaya pendidikan yang tinggi, tidak adanya panduan jelas bagi Tim Verifikator, dan lain-lain.
Menanggapi Arsya, Arie Sujito selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni, memberikan tanggapan atas pemaparan kajian Formad UGM. “Saya setuju, tidak boleh ada orang yang tidak bisa kuliah karena masalah biaya,” tutur Arie. Ia menjelaskan bahwa komitmen akan pendidikan yang terjangkau harus terus dipegang.
Selepas tanggapan dari rektorat, peserta forum turut menyampaikan keluhan di fakultasnya masing-masing. Salah satunya ialah Desta Ratu Berliana (Dera), mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, yang menyatakan bahwa ada mahasiswa baru di fakultasnya yang sampai mengundurkan diri lantaran tak dapat membayar UKT. “Kami sudah mencoba semuanya bahkan mencari beasiswa. Namun, belum ada yang merespons sampai sekarang,” ujarnya. Selain itu, Dera juga menyatakan bahwa mahasiswa tersebut seharusnya mendapatkan UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100%.
Setiadi, Dekan FIB UGM, menanggapi bahwa sudah ada mekanisme terkait UKT tersebut. Menurutnya, dekanat selalu mengupayakan untuk memberikan beasiswa dan bantuan. “Tapi, soal UKT yang diubah jadi Rp0,00 itu tidak bisa!” tegasnya. Ia menyatakan bahwa sudah ada mekanisme rigid (kaku) yang tak bisa diubah.
“Bisa, Pak, dalam sistem UKT sekarang,” ujar Momo selaku moderator acara. Ia menekankan dalam sistem penentuan UKT sekarang ada opsi memberikan subsidi 100%. Oleh karena itu, menurut Momo, mahasiswa baru dapat memperoleh UKT sesuai dengan kemampuan mereka. Tanggapannya tersebut disusul dengan pembacaan lima poin tuntutan oleh Al Syifa Rachman selaku perwakilan unsur mahasiswa.
Namun, pembahasan tentang tuntutan berlangsung alot, khususnya tuntutan tentang registrasi ulang UKT angkatan 2023 dan penolakan sistem Sumbangan Solidaritas Pembangunan Unggul (SSPU). “Tidak bisa langsung mengubah sistem UKT, kalian mau menyelesaikan masalah yang ada dulu atau membahas sistem?” tanya Wening Udasmoro, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Ia juga menambahkan bahwa saat ini rektorat akan fokus menangani masalah mahasiswa yang ada.
Menanggapi respons rektorat, Al Syifa, turut memberikan tanggapan atas jalannya hearing. Menurutnya, evaluasi atas sistem UKT yang dimasukkan ke dalam tuntutan hearing kali ini belum dibahas tuntas. Alih-alih menjawab permasalahan sistem UKT yang jadi sebagai salah satu tuntutan mahasiswa, rektorat hanya memberikan jawaban praktis yang tidak secara mendalam menjawab berbagai tuntutan. “Hearing kali ini belum memberikan solusi yang konkret terhadap kerentanan akan permasalahan sistem UKT di jalur penerimaan lain untuk mahasiswa baru UGM,” ucapnya.
Hasil akhir dari Hearing Rektorat kali ini hanya membuahkan tiga poin solusi atas semua tuntutan yang diajukan mahasiswa:
“(1) Kami, selaku Pimpinan Universitas Gadjah Mada akan menjadi penanggung jawab terkait permasalahan UKT yang terjadi di tingkat fakultas, termasuk akan membantu mahasiswa, baik on going dan/atau baru yang mengalami kendala dalam pembayaran UKT berdasarkan laporan dan data yang dilampirkan.
(2) Terkait sistem UKT yang ada akan ditinjau ulang bulan Agustus dengan melibatkan mahasiswa.
(3) Pimpinan Universitas akan menambah jalur komunikasi khusus untuk mahasiswa 2023 yang mengalami kendala ekonomi.”
Penulis : Ester Veny Novelia Situmorang, Gayuh Hana Waskito, dan Vigo Joshua
Penyunting : Cahya Saputra
Fotografer : Zidane Damar
Erata: Sebelumnya, tertulis lima poin tuntutan dibacakan oleh “Arsya” diganti dengan “Al Syifa Rachman” selaku perwakilan unsur mahasiswa.
21 komentar
YA,……. EMANG UGM MENERAPKAN UKT TERLALU MAHAL DI BANDING PTN LAIN,……… ANAK SAYA JALUR SNBT FAKULTAS TEKNOLOGI REKAYADA PERANGKAT LUNAK (VOKASI) MENGAJUKAN KERINGANAN SAMPE BEBERAPA KALI DIMINTA REVISI DATA HASIL TETAP NGGAK BERUBAH,….
AKHIRNYA HARUS CARI UPAYA BAYAR UKT SEBESAR 13.300.000, ……… PADAHAL MEREKA TAHU JUGA MESKI KEDUA ORANG TUA PNS TETAP MERASA BERAT DAN KALO TERBAYAR ITU JUGA HASIL NGUTANG SINI SANA ……… PRESIDEN MENKEU AJA NGGAK MAU TAHU,………
Sekarang pendidikan yg bagus hanya untuk orang kaya… Orang kismin disuruh mimpi saja
Anak saya sekarang klas 11 SMA berharap saat lulus bisa kuliah di UGM tp kemampuan kami sangat terbatas. Adakah solusi terbaik bagi anak kami?
UKT adalah dana PT yg tak pernah di audit dan jelas pemakaian nya….. Dan mahasisiwa tak pernah tahu kemana digunakan…..
Ya benar. UKT yg ditetapkan yg paling tinggi untuk anak saya. Tidak ada gunanya survei.. tidak ada gunanya penindasan kembali.
Peninjauan
Makin kesini makin sulit bagi anak2 ekonomi menegah ke bawah untuk kuliah di PTN…imbas dr kebijakan PTNBH sepertinya
Semoga anakku kelak bisa sekolah di UGM, mudah2han regulasi di Indonesia bisa merubah sistem biaya pendidikan murah dan berkualitas.
Apakah hanya orang berduit saja yang boleh kuliah di UGM? Selama ini hal pertama kali terlintas di benakku ketika ada yang menyebut UGM adalah biayanya yang mahal. Bukan kualitasnya.
Persatuan BEM se Indoneaia dan perwakilan orangtua mahasiswa hearing ke menteri pe didikan. DPR RI yng membidangi pendidikan. Banggar DPRRI. KEMENKEU. Presiden. BPK RI. Sebweum hearing kirim surat dulu. Agar tidak ada lagi dana pembangunan SPI atau apapun dan UKT diturunkan. Karena Biaya APBN bidang pendidikan sudah sangat banyak 20persen
Sedikit curhat dan saran.
Saya mengalamai hal yang sama.
Anak saya lulus SMBP th 2023 ini di terima di fakultas Farmasi UGM.
Saat masukkan data kena UKT 100% yaitu 17.300.000,-setelah mengisi form yg di minta dari total penghasilan saya dan istri sekitar 11jutaan krn istri ASN dan saya usaha batik skala gurem (belum mikro,omset <5jutaan oer bulan)g masih megap2 krn kadang untung kadang rugi,sementara masih ada 2 adik yg sekolah di SMP dan SMA.
Dan setelah banding dapat subsidi 25% artinya UKT kena sekitar Rp.12.950.000 tetap masih di atas pendapatan bulanan kami.
Kalau di hutung2 per bulan biaya yg di butuhkan untuk UKT sekitar Rp.2,162.500,- asrama Rp.660.000 krn dari luar kota biaya makan per bulan Rp.1.000.000,- kebutuhan pulsa,fotocopy dll Rp.200.000,-,transport /bensin Rp.100.000,- atau sekitar 4 juta perbulan .
Inilah pengeluaran yg harus kami siapkan per bulan.
Inilah gambaran kami(penghasilan asli no rekayasa)
Berbeda dgn yg lain mgkn yg berani memanipulasi penghasilan.,bisa dapat subsidi UKT sampai 75% bahkan gratis sementara memiliki rumah bagus (namun ga ada IMB jd PBB bangunan lama),punya mobil (namun atas nama orang lain karena beli second yg sdh dipakai 2-4th)…shg subsidi tidak tepat.
Perbaikan sistem data yg sebaiknya dilakukan oleh pemerintah,selain pihak kampus
1.Gratiskan buaya balik nama pembelian mobil/motor dan di wajibkan bayar pajak menggunakan KTP pemilik sendiri bukan pemilik orang pertama,kedua dst agar data bisa valid dan masuk ke sistem.
2.Gratiskan biaya IMB karena selain biaya IMB mahal,lama dan wajobkan setiap bangunan baru/renovasi merubah bangunan ada IMB .
3.dorong disdukcapil,dinsos,kepolisian dan instansi terkain saling terintegrasi sehingga data masyarakat bisa mendekati valid.
DENGAN SEPERTI INI DI HARAPKAN SUBSIDI PENDIDIKAN DAN BANTUAN SOSIAL LAINNYA TEPAT SASARAN.
Terima kasih
Namanya kuliah/sekolah dari jaman dulu ya bayar. Tdk ada kuliah gratis. Dikampusqu, disaat menyerahkan formulir pendaftaran. Ada lembar yg mesti diisi dan di serahkan bersama formulir pendaftaran yg isinya”sumber dana”. Dari mana sumber dana diperoleh/ didapat disaat perkuliahan berlangsung. Misal mahasiswa dari luar kota. Harilus kos. Makan membiayai membuat tugas² . Dan bayar semesteran sesuai tgl yg ditentukan. Kalau sudah bayar semesteran baru bisa buka link KRS. bila telah bayar semesteran jangan harap link KRS bisa terbuka. Jadi sumber dana mesti ada. Bukan mengeluh saat sudah diterima. Sebagai ortu juga menyiapkan biaya putra putrinya. bukan masuk kul baru pontang panting carinbiaya . Itulah perlunya meminiet keuangan sebatas pendapatan
Maaf ralat adik sekolah di 1 SMP mau masuk SMA dan 1 SD.
KALO BIAYA2 YANG TIMBUL TERLALU MAHAL COBA JANGAN ADA YANG DAFTAR NANTINYA JUGA TURUN, KADANG PEMERINTAH MEMINTA ANAK HARUS BELAJAR, TP MAU MASUK SEBUAH SEKOLAH DIBERATKAN DENGAN BIAYA…
Merindukan UGM bukan Menara Gading…..piye jal.
Pemerintah harus lebih banyak memberikan subsidi pendidikan dari pajak2 itu kepada seluruh siswa2 yg sudah diseleksi dan diterima di semua universitas negeri. Kenapa mesti nunggu S2 baru banyak beasiswa, bukan kah mereka adalah generasi berikut yang akan memajukan dan melanjutkan bangsa ini?
Mari kita lebih bijaksana menyikapi ketetapan kampus terkait pembiayaan. Bagi yg sdh diterima di UGM bersyukurlah, masih banyak diluar sana yang berjibaku berjuang utk mendapat kursi di kampus biru ini namun belum beruntung. Cara mensyukurinya sederhana saja, mematuhi ketetapan dari kampus termasuk kebijakan terkait pembiayaan. Bukankah saat ini, diera digitalisasi kampus memang memerlukan dana yg besar utk pengembangan sarpras dan IT nya dan itu tentu saja tdk bisa hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah.
Ngomong saja gampang … prakteknya berat pak, kamu sepertinya ngga ngerti yg lagi dibahas disini… Jangan ngajari orang soal bersyukur atau ngga … Soal ketetapan kalau itu buat orang PUSING gimana ? Saya tahu zaman sekarang hampir segalanya harus pakek DUIT … Cuba lihat lihat UKT PTN lainnya dan Biaya Hidup di sana… Kamu kira kalau tinggal di Jogja cuma kuliah dan bayar UKT ……… biaya hidup di Jogja Kecil apa ? mahal sama seperti Kota Kota Besar lainnya
anak ketiga saya juga lulus vokasi ugm jalur SNBP 2023 kena UKT 13.300.000 kami mengajukan banding mengingat penghasilan bersih kami berdua sebagai PNS kota kecil sebesar 13 juta perbulan sedangkan masih ada 2 orang kakaknya yang kuliah juga di PTN . Akan tetapi pihak ugm tidak memberikan keringanan samasekali..tetap kena subsidi nol…100% bayar
kami sangat kecewa ..karena yg bayar 100% itu kan untuk mahasiswa kaya ..sedangkan kakak2nya aja kuliah jalan kaki…ini adeknya malah kena ukt melebihi kakak2nya , tidak ada pertimbangan sama sekali dari pihak ugm. Tolong lah pak, tidak semua PNS itu kaya.untuk membayar UKT dll pun kami terpaksa berhutang.
Anak saya lulus di UGM ,Krn sy PNS jadi UKT sangat tinggi,jadi harus cari pinjaman sana sini,dikira kl sdh pns ud pasti banyak duit,saya tinggal di Kalimantan blm biaya bergkt kesana,tempat tinggal biaya hidup dll.sy punya anak 4 dan yg 3 org semuanya masih sekolah (pondok) jd lumayan bayarnnya perbln, jadi masih mikir apakah lanjut atau mundur alias tak jadi kuliah,tapi kasian anak Uda berusaha agar bs kuliah di UGM tak bisa kah kami PNS ni uktnya jadi 50⁰/⁰
Harusnya yg jalur SNBP dapat UKT yg lebih murah, karena perjuangan anak-anak untuk mendapat kuota SNBP juga tidak mudah, kok ini sama dengan yg pakai jalur mandiri.