REPIH
Tulang yang dihantam berhari-hari dengan waktu
telah menuai keletihannya
membakar seluruh kekuatan jiwa
yang usai membersamai usia
Waktu kian berjalan dengan cepatnya
tanpa lambat diminta kata
tubuh merepih tiba-tiba.
Juli, 2022
KENISCAYAAN
Tak perlu bimbang kepada apa yang memang dijanjikan
melalui firman yang tak ada keraguan
engkau hanya perlu yakin
seyakin-yakinnya
karena harapan akan terbentangkan melebihi luas samudra.
Juli, 2022
MEMBACA MASA
Setiap pedih meraba
menghujam sepi pada dada
sesak tiadakah terbaca?
Melalui jiwa yang merasakannya
Setiap pahit tak kunjung reda
terpola di sebuah raga
mata tiadakah melihatnya?
Melalui suara yang mengecapnya
Benarkah kini kubuta aksara?
Tak mampu membaca masa?
Yang terpasuh di dalam denyut luka
Dausa.
Juli, 2022
BERTANYA
Kutata-tata kata
yang berarak di laut jiwa
tak pernah bisa kurangkai aksara
melalui mata pena
Kurapikan jeda
diantara titik koma
tetap tak bisa
Mungkin tubuh harus bertanya
kepada huruf yang pergi dari rumahnya
mencari tempat perlindungan
untuk dirinya yang lama dibungkam diam.
Juli, 2022
DI PERSIMPANGAN
Kutemui para suara-suara yang menagih janji
kepada ia yang mencipta elegi
di denyut hati
yang melupakan tubuh diri
Merentih telah menjadi suara bising
di persimpangan jalan pulang yang telah asing
menggiring kebenaran yang ingin
dihantui kecemasan dingin
Derita yang rengsa
tak mudah dipapas begitu saja
apalagi telah membumbung dalam jiwa
dalam ketidakberdayaan sebuah raga
meruah sebab-sebab luka
di sana.
Juli, 2022
Jeni Xaviera
Hobi menulis puisi dan cerpen. Puisi berjudul Teri di Laut Biru adalah salah satu puisinya yang dibukukan dalam antologi puisi bersama teman-temanya. Juga cerpen SEKAT BULAN (Flash Fiction) termasuk cerpen pertama yang dibukukan. Puisi “Teri di Laut Biru” adalah puisinya yang terpilih dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan-2019. Dan juga beberapa puisi pernah di muat di Republika