Singgah menyerahkan amanat
Beiringan dengan pesan yang tersirat
Alam mencoba berdamai walau belum terasa tepat
Hingga lara berlimpah terikat erat
Sakit, patah, dan gugur
Namun, bendera putih tak disuguhkan
Kami kuat, kami berani, kami mendengar desis tuturmu
Terdengar lirih dan sedih
Berkatmu kami menjadi seorang bima
Kokoh mengganti kata tanpa menjadi bersama
Berempati menengok rupa lara sebenarnya
Sececah tempo yang mengubah derita jadi cerita
Kami berdiri lapang
Tetap percaya kami adalah insan yang kuat
Akur dalam menyangga dan menopang
Belajar dari durasi sementara untuk selamanya
Penulis: Fasarhea Dewanjani
Tulisan ini merupakan salah satu karya kontribusi dalam “Bersama Menyeka Duka Ibu Pertiwi”, sebuah proyek galang dana yang bekerja sama dengan Clapeyron, BPPM Balairung, BPPM Equilibrium, Cifound, dan Entropi.
Terdapat tulisan-tulisan kontribusi lainnya yang bisa diakses melalui laman kami.