Besakih
Langit yang kejatuhan warna biru
Sekejap dirobek asap dupa dan ruap beluntas
Sekar di selangkangan kuping betapa sakralnya
Sepetak lapang pengabenan
Mengabadikan bau tubuh yang berupa-rupa.
Sama dengan tanah di hujan pertama,
Ia begitu nyaring di telinga
Sengau kidung sumbang, tiada henti
Mengairi pekarangan pura agung Besakih
Yang ditabuh justru hening
Berdenting-denting
Mirip gelas di meja makan rumahmu
Angin gugur dari serpihan musim
Yang perlahan menua dan sepantasnya.
Memetik daun, tangkai sekaligus
Patung singa tidak pernah sendiri
Beberapa temannya juga diam
Di sudut yang sama sepinya.
Bali, 2019
Hari Raya Sepi
Sepasang sayap kunang kunang, menusuk
Ujung pura yang sudah rapuh bentuknya
Dalam temaram menyala, hingga
Tepian dada yang retina
Sepi lapang, mengusir ramai diam diam
Lentera yang terbuat dari ujung suratmu
Dan sengaja kubakar; padam.
Betapa remang kerap menyudutkanku
Sementara di kepala, udeng warisan ayah
Diam demi warna putih nan suci.
Di pinggang bukan serban
Melilit separuh badan
Bakar kemenyan dan asap dupa
Mengusir bau abu tubuhku setelah diaben
Seorang lelaki memilih khusyuk
Dengan ritual.
Yang nyaring adalah salak anjing
Semarak mengusir hening
Bali, 2019
Aben
Bukan kenangan yang kusulut diam diam
Yang apinya berkejaran dengan dosa terlalu karat
Sepasang mantra penyabun resah
Dilandaikan sekitar telinga
Selain api,
Tangis terakhir sebagai persembahan
Paling sederhana dan secukupnya
Mengusir panca maha bhuta
Hingga menyatu dengan rusuk tanah
Kelak, abu dari sisa pembakaran
Terbang setinggi angan
Diam diam mencium gemawan
Putih nan letih
Kidung nelangsa merampungkan
Doa doa sebanyak detak dan detik
Sedang di belakang tiada langkah
Bertubuh hitam.
Bali, 2019
Rofqil Junior,
Nama pena dari Moh. Rofqil Bazikh. Lahir di pulau Giliyang kec. Dungkek kab.Sumenep Madura pada 19 Mei 2002.Berdomisili di Gapura Timur Gapura Sumenep.Aktif di Kelas Puisi Bekasi dan Komunitas ASAP. Menang diberbagai macam lomba bidang sastra seperti Juara 1 Essay dalam lomba Creative Student Day 2018. Juara 1 dalam lomba puisi yang diadakan oleh PT. Mandiri Jaya Surabaya sekaligus terangkum dalam antologi Surat Berdarah di Antara Gelas Retak(2019).Puisinya juga tertulis dalam antologi Dari Negeri Poci 9; Pesisiran (KKK;2019), BuluWaktu (Sastra Reboan;2018), Banjarbaru Festival Literary (2019), Sua Raya(Malam Puisi Ponorogo; 2019), Dongeng Nusantara Dalam Puisi (2019), Bandara dan Jaring Laba-Laba(Dinas Kebudayaan Provinsi Bali).Saat ini sudah menulis puisi di berbagai media cetak dan online antara lain Suara Merdeka, Banjarmasin Post, Malang Post,Radar Malang, Radar Banyuwangi, Radar Cirebon, Radar Madura, Rakyat Sumbar,Radar Pagi, Kabar Madura, Takanta.id, Riau Pos, NusantaraNews, Galeri Buku Jakarta, Litera.id. Tahun 2019 berkesempatan hadir pada Seminar Internasional Sastra di Bali.