Lagu “Hukum Rimba” dari grup musik Marjinal berkumandang di aksi “Tolak Pabrik Semen” pada Sabtu (17/12) malam. Aksi yang diinisiasi Aliansi Solidaritas Petani Kendeng tersebut bertempat di sekitar Gedung Rektorat UGM. Sebelumnya, aliansi yang beranggotakan enam perguruan tinggi ini juga melakukan aksi pada Kamis (8/12) di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Menurut Muhamad Nasihudin, salah seorang anggota aliansi, aksi ini bertujuan mendesak Ganjar Pranowo untuk mencabut izin baru dan menghentikan pengoperasian pabrik semen di Rembang.
Menurut Nasih, sapaan Muhamad Nasihudin, aksi itu merupakan bentuk solidaritas kepada para petani di Kendeng karena Ganjar dianggap mengakali keputusan Mahkamah Agung (MA). Pada 5 Oktober, MA memenangkan gugatan Petani Kendeng dan membatalkan izin lingkungan untuk pabrik semen di Rembang. Namun, Gubernur Jawa Tengah itu menganggap hasil keputusan MA tidak berdampak pada kegiatan operasional pabrik. Sehingga, operasional pabrik semen di sana tetap berjalan.
Cornelius Agustinus Rejekinta berujar bahwa massa aksi menuju Gedung Rektorat karena Ganjar dikabarkan menghadiri acara gala dinner di sana. “Gala dinner itu dihadiri Keluarga Alumni Gadjah Mada dan termasuk rangkaian acara Dies Natalis UGM,” jelas mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM angkatan 2015 ini. Namun, massa aksi yang hampir mencapai Gedung Rektorat dihalau oleh Petugas Keamanan Kampus (PKK) karena tidak memiliki surat izin. Massa kemudian tetap melakukan aksi dengan orasi, teatrikal, pembacaan puisi, dan menyanyi di dekat kantor pusat PKK.
Menurut Jeki, sapaan Cornelius, aksi dilakukan saat gala dinner supaya massa aksi dapat bertatap muka dan menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Ganjar. Akan tetapi, massa tidak dapat bertemu sampai aksi berakhir. Jeki juga mengatakan bahwa Ganjar akan disambut dengan aksi setiap kali datang ke Yogyakarta. “Setelah aksi ini, akan ada aksi-aksi lanjutan hingga segala tuntutan dipenuhi,” tambah Kepala Departemen Kajian Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa FTP ini.
Aksi pada malam itu diharapkan dapat mengawal isu pabrik semen hingga selesai. Selain itu, Jeki juga berharap bahwa Ganjar mendengarkan segala aspirasi dari massa aksi. “Kami berharap Ganjar tidak mendengar kepentingan korporat saja, karena pabrik semen tersebut jelas-jelas berdampak buruk bagi alam,” pungkasnya. [Indrabayu Selo]