Pengadilan Negeri Sleman Yogyakarta dipadati puluhan orang berpakaian rapi pada Sabtu pagi (19/11). Mereka adalah mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia dan tengah menjalani babak penyisihan Moot Court Competition Bulaksumur III (MCC Bulaksumur), yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum (FH), Universitas Gadjah Mada. Acara tersebut dilaksanakan guna melatih soft skill mahasiswa FH se-Indonesia dengan melakukan simulasi sidang atau biasa disebut dengan peradilan semu serta menjadi wadah latihan untuk mempraktikkan teori yang dipelajari.
Rangkaian acara MCC Bulaksumur dibuka pada 18 November lalu dengan upacara pembukaan serta seminar nasional di Wisma MM UGM. Sedangkan hari kedua merupakan babak penyisihan perlombaan peradilan semu. Roby Ginting, selaku Koordinator Divisi Acara, mengatakan bahwa penilaian dilakukan dewan juri yang berasal dari berbagai unsur persidangan. “Tim dewan juri berasal dari hakim, akademisi, pengacara dan kejaksaan,” jelas Roby. Ia berharap peserta dapat semakin siap untuk sidang sesungguhnya di dunia kerja mendatang.
MCC Bulaksumur rutin diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Dalam kompetisinya, MCC Bulaksumur mengangkat kasus perdata menyangkut hubungan antar subjek hukum. “Untuk tahun ini, di babak penyisihan kami mengambil kasus lingkungan hidup, dan di final nanti mengangkat kasus korupsi,” ujarnya. Roby juga menerangkan bahwa kompetisi tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini, MCC Bulaksumur mempunyai jumlah partisipan hingga 20 tim delegasi yang terdiri dari 16 tim peserta kompetisi dan empat delegasi pengamat.
Rangkaian acara berakhir pada 20 November 2016 dengan mengumumkan beberapa kategori juara berdasarkan nilai tertinggi dari rekapitulasi penilain juri. “Dari 16 tim yang berlomba akan terpilih juara satu, dua, tiga, dan beberapa nominasi terbaik,” ucap Roby. Ia juga menuturkan bahwa juara dan nominasi terbaik akan mendapat penghargaan yang sepadan berupa piala dan sejumlah uang untuk juara satu, dua, dan tiga.
Dalam mempersiapkan MCC Bulaksumur, Roby menjelaskan persiapan dilakukan sejak satu tahun terakhir demi kelancaran dan kesiapan acara. Priska Debora Samosir, Ketua Delegasi Universitas Udayana menyampaikan apresiasinya kepada panitia karena telah menyiapkan acara dengan matang, termasuk perihal waktu. “Kami melakukan persiapan yang cukup karena kami memulai pemberkasan sejak 18 Mei sampai bulan November ini,” ujar Priska. Ia juga berharap agar dapat mengikuti kembali MCC Bulaksumur tahun selanjutnya.
Begitu juga dengan Dinda, salah satu peserta dari tim delegasi Universitas Hassanudin, mengungkapkan bahwa tim delegasinya telah melakukan persiapan sejak 7 bulan lalu. “Mengerjakan berkas dari bulan April sampai bulan September. Setelah berkas dikirim, kami melakukan latihan sidang,” terang Dinda. Ia juga mengungkapkan betapa senang dan bersyukur karena ia bersama teman-temannya dapat mengikuti MCC Bulaksumur. “Kami berharap lebih banyak lagi kegiatan yang seperti ini,” tutur Dinda. [Afal Ranggajati, Cintya Faliana Dewi, Dina Nur Aina]