Aroma secang baru diseduh menguar di dekat pintu masuk hall gelanggang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Seperangkat gamelan Jawa diletakkan di bagian tengah belakang lapangan serbaguna. Puluhan orang duduk di lesehan tikar sambil menikmati kudapan.
Ketukan kayu pemukul yang beradu dengan bonang memecah perhatian. Saron, kempul, gong, serta perangkat gamelan lainnya ditabuh mengiringi nyanyian sinden dan gerong yang mengalun lembut. Fokus seluruh telinga diserap oleh musik pembuka. Cahaya dari dua lampu kuning di sisi lapangan hall gelanggang semakin temaram. Dalam cahaya remang, tembang Jawa Ilir-Ilir terdengar mengalir mengisi udara sampai ke langit-langit hall gelanggang mahasiswa. Pementasan Fragmen Tari Sinta Obong baru dimulai.
Pentas ambal warsa Swagayugama dengan tema âMengarungi Waktu Menjaga Kemurnianâ kali ini sengaja mengangkat Fragmen Tari Sinta Obong. Naskah pementasan yang dimulai pukul 19.30 WIB pada Minggu (15/5) tersebut menggunakan pakem dari Keraton Yogyakarta. Seusai dua tarian pembuka Sari Sumekar dan Klana Raja, seorang penari laki-laki berpakaian dominan putih, bertopeng, dan berekor masuk dari sisi panggung.
Penari laki-laki itu berperan sebagai Anoman yang diutus Rama untuk memata-matai Sinta. Istri kecintaan Rama tersebut telah lama diculik oleh Rahwana. Di Kerajaan Alengka, Anoman menemukan bahwa Sinta baik-baik saja. Sayangnya, kera putih itu tidak terlalu berhati-hati. Ia tak menyadari sepasang mata Indrajit mengawasi.
Terjadi pertempuran antara Indrajit dan Anoman, mata-mata dari Kerajaan Ayodhya. Tempo musik gamelan yang meningkat menjadi pengiring pertempuran yang ditarikan tersebut. Akhirnya, Anoman si Kera Putih berhasil ditangkap dan bersedia dibakar hidup-hidup. Akan tetapi, ia berhasil melarikan diri dan malah membuat kerajaan Alengka kebakaran.
Anoman kabur menemui Rama yang telah menunggu di Kerajaan Ayodhya. Bersama Laksamana dan Wibisana, Rama mendengarkan penjelasan Anoman mengenai keadaan Sinta di Alengka. Kemudian, keempatnya berembuk memikirkan cara merebut kembali Sinta.
Tak lama setelah keempatnya pergi, latar berganti menjadi Taman Soka di kerajaan besar Alengka. Taman Soka merupakan taman yang sengaja disediakan Rahwana untuk Sinta. Bukan semata bukti cinta Rahwana, melainkan juga untuk memamerkan pada Sinta apa-apa saja yang Rahwana punya. Dengan begitu, Rahwana berharap Sinta luluh dan bersedia menjadi istrinya.
Di Taman Soka, Sinta menari gemulai bersama enam Putri Taman dan kawan baiknya, Trijata, keponakan Rahwana. Sengaja Rahwana menitahkan Trijata untuk menemani Sinta. Akan tetapi, enam Putri Taman dan Trijata tak mampu menyudahi kesedihan hati Sinta. Ia tetap ingin kembali kepada Rama.
Saat Rahwana muncul di hadapan Sinta, istri Rama itu tak mau memandangnya. Sinta tak pernah bisa menerima cinta Rahwana yang membuatnya berpisah dengan Rama. Rahwana mendekati Sinta dengan perlahan. Akan tetapi, Sinta malah menamparnya.
Tamparan Sinta membuat Rahwana semakin marah. Ditunjukannya pada Sinta senjata yang ia bawa. âBunuh saja aku dengan senjata yang kau bawa itu!â Ucap Sinta dingin. Ia merasa lebih baik mati daripada harus terus hidup bersama Rahwana. Rahwana yang kesalnya semakin menjadi, mengangkat senjatanya tinggi-tinggi untuk membunuh Sinta. Trijata dengan sigap menghalanginya. Dengan lembut, Trijata membujuk Rahwana sehingga raja Alengka itu menarik kembali senjatanya. Pada saat itulah, Indrajit muncul.
Tempo musik gamelan meninggi mengiringi laporan Indrajit tentang kebakaran di Alengka. Sebagai raja, tentu saja Rahwana tidak terima kerajaannya dirusak. Apalagi ketika ia mengetahui bahwa Anoman si Kera Putih-lah biang keladinya. Kemarahannya digambarkan dengan meningginya tempo musik.
Kemudian, Rama memasuki arena panggung. Terjadi pertempuran antara Rama dengan Rahwana dan bala tentara mereka. Pada akhirnya, Rama dan bala tentara dari Ayodhya berhasil menaklukkan Rahwana, raja Alengka. Rama pun berhasil merebut kembali Sinta, istri yang dicintainya. Akan tetapi, muncul ragu dalam diri Rama. Sinta telah lama berada di kerajaan Alengka dalam naungan Rahwana, masihkah terjaga kesuciannya?
Rama bertanya kepada Sinta, âApakah kau rela dibakar untuk membuktikan bahwa kau masih suci?â Terjadi pocapan di antara Rama dan Sinta. Mereka berdialog dalam bahasa Jawa Kawi yang dinyanyikan tanpa iringan musik. Sinta tak bisa menolak permintaan suami yang dicintainya. Ia merelakan diri masuk ke dalam api, yang dibawa oleh enam penari. Akan tetapi, lidah api sama sekali tak dapat menyentuh Sinta. Kesetiaan Sinta pada Rama telah terbukti.
Dengan gerakan tari yang lembut, Rama dan Sinta saling menghampiri. Tak lama setelah keduanya bersatu dalam tari, suara gamelan menyayup dan berhenti. Lampu-lampu di kanan-kiri panggung pun perlahan padam. Pentas ambal warsa 48 tahun Swagayugama ditutup dengan tepuk tangan penonton yang bergemuruh riuh.
Pentas ambal warsa 48 tahun Swagayugama sengaja mengangkat tema âMengarungi Waktu Menjaga Kemurnianâ. Sebagaimana Sinta setia menjaga cinta untuk rama, Swagayugama pun setia menjaga cinta untuk kesenian tradisi Jawa gaya Yogyakarta. Salah satu bukti kesetiaan cinta tersebut adalah dengan pertunjukan yang rutin diadakan. Pentas ambal warsa sendiri merupakan pertunjukan yang rutin diadakan setahun sekali. Pentas ini diadakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Swagayugama.
Pocapan dan dialog yang terdapat di dalam pementasan masih menggunakan bahasa Jawa Kawi. Bahasa Jawa Kawi memiliki tingkatan arti yang lebih tinggi daripada bahasa Jawa sehari-hari. Dengan tetap menggunakan bahasa Jawa Kawi untuk pocapan dan dialog, diharapkan pesan yang terdapat dalam Fragmen Sinta Obong dapat tetap utuh dan murni. Walaupun tak semua penonton memahami bahasa Jawa Kawi, pementasan ini tetap dapat dinikmati. Hal ini diakui oleh Anis, Ilmu Hukum 2014, mahasiswi yang juga aktif dalam UKM Unit Tari Bali. Sebagai pecinta tari, Anis merasa dibawa ke dimensi lain oleh gerakan-gerakan para penari. âDimensi rasa yang disuguhkan oleh pementasan Fragmen Tari Sinta Obong berhasil memantik api cinta terhadap seni tradisi gaya Yogyakarta,â tutur Anis.[Sanya Dinda, Khumairah]
1 komentar
Tolong yang SINOPSIS lagu jaipong SRIKANDI MUSTAKAWENI nya? Pliss