Ratusan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM melakukan aksi di depan gedung auditorium MIPA, Kamissiang (03/12). Mereka melakukan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas atas 13 mahasiswa yang terpaksa dicutikan. Mahasiswa berbagai jurusan di MIPA itu membawa berbagai poster dan spanduk bertuliskan, ‘’Hati-hati ada yang cuti lagi’’, ‘’Enggak punya duit enggak usah kuliah’’, dan kalimat sindiran lain. Poster dan spanduk tersebut sebagai bentuk protes terhadap pihak dekanat. “Kami melakukan ini sebagai bentuk penolakan atas dicutikannya teman-teman kami,” ujar Fahmi Aziz selaku Presiden BEM MIPA yang berorasi di depan masa.
Setelah satu jam aksi berlangsung, pihak dekanat mempersilakan mahasiswa untuk masuk ke auditorium. Pihak dekanat ingin mengajak diskusi mahasiswa terkait aksi tersebut. Beberapa mahasiswa yang terpaksa cuti di MIPA beralasan tak ada uang untuk membayar kuliah pada waktu itu. Mereka sudah meminta penundaan pembayaran UKT dan SPP pada pihak dekanat, tapi hasilnya nihil. Malahan pihak dekanat menyarankan pada mahasiswa tersebut untuk cuti saja pada semester tersebut. “Dulu sudah saya katakan kalau tidak punya (uang) ya cuti,” ucap Dr. Ing. Ari Setiawan, M.Si.selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas MIPA.
Di Fakultas MIPA, mahasiswa yang boleh melakukan penundaan UKT harus melampirkan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Padahal mahasiswa yang mengajukan cuti bukan berarti mahasiswa tidak mampu. Mereka hanya tidak mempunyai uang pada waktu pembayaran. Di fakultas lain seperti Ilmu Sosial dan Politik (ISIPOL), bila ada kejadian seperti ini maka pihak Fakultas memberi dana talangan untuk pembayaran uang kuliah mahasiswa tersebut. Namun, Fakultas MIPA tidak mau memberikan dana talangan untuk pembayaran uang kuliah bila ada yang belum bisa membayar. “Lebih elegan bila kalian meminjam dari bank dengan tanggungan kalian sebagai mahasiswa UGM,” ujar Ari.
Pihak Fakultas MIPA tidak mau menalangi pembayaran mahasiswanya yang belum bisa membayar. Pihak dekanat berdalih bahwa di MIPA tak ada dana taktis yang tidak masuk dalam audit Universitas. Dana taktis merupakan dana yang dilaporkan di luar instansi. Tak adanya dana taktis itulah yang menyebabkan di MIPA tidak bisa memberikan dana talangan dan di fakultas lain bisa.
Sebenarnya mahasiswa boleh mengajukan penundaan pembayaran uang kuliah. Hal ini diperbolehkan asal memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Diantara syarat tersebut melampirkan SKTM tadi. Namun, di MIPA tak ada mekanisme yang jelas tentang pengajuan penundaan pembayaran ini. Mahasiswa yang ingin meminta penundaan pembayaran uang kuliah diharapkan untuk langsung menghadap wakil dekan bidang kemahasiswaan. Bila menurut wadek mahasiswa tersebut layak, maka penundaan bisa dilakukan.
Diskusi antara dekanat dan mahasiswa di dalam auditorium berlangsung selama 2 jam. Alotnya diskusi menyebabkan kedua pihak tak mencapai kesepakatan. Pihak fakultas tetap teguh dengan aturannya. Sementara mahasiswa yang diwakili advokasi BEM MIPA UGM juga terus memperjuangkan supaya peraturan tersebut bisa lebih lentur. “Semoga tak ada lagi mahasiswa MIPA yang diminta cuti karena tak ada biaya untuk membayar,” ucap Lingga selaku Departemen Advokasi BEM MIPA UGM. [Zaki Fahmi]