Lampu di ruangan minimalis itu mulai meredup. Tak lama kemudian, lampu-lampu itu memancarkan cahayanya ke arah panggung. Terdengar derap langkah kaki orang berbaris. Disambutnya dengan tepuk tangan yang meriah. Terlihatlah barisan pria dan wanita menggunakan pakaian berwarna emas berpadu hitam. Mereka berbaris rapi dan berjalan perlahan. Mereka kemudian berhenti dan berdiri dengan rapi di atas panggung berwarna merah marun.
Pria dan wanita itu anggota Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Gadjah Mada angkatan 44. Mereka merupakan generasi baru PSM UGM. Pada penampilan perdananya dibawakan tiga buah lagu. Lagu yang akan dibawakan berasal dari komposer-komposer ternama.
Mengawali penampilan malam itu, acapella dari penyanyi membuat suasana hening seketika. Acapella berarti dibuka dengan semua jenis suara. Mata penonton tertuju pada penampilan mereka. Lagu pembuka itu berjudul Siyahamba dari Zulu Folk Song. Siyahamba dibuka dengan acapella.
Konser terus berlangsung, alunan merdu memenuhi ruangan lantai dua JBN Amazing Hall, Sabtu (09/05). Dilanjutkan dua lagu berikutnya Ubi Caritas gubahan Ola Gjeilo dan Swell The Full Chorus gubahan Georg Friedrich Handel. Lagu gubahan Ola Gjeilo memiliki arti yang indah. dalam lagu ini menceritakan tentang tuhan yang hadir disaat ada cinta kasih serta rasa syukur. Karena, rasa cinta kasih itulah yang menyatukan kita semua. Ubi caritas et amor, Deus ibi est. Di dalam cinta dan kasih,hadirlah Tuhan.
Lagu-lagu indah terus dilantunkan dalam Mini Konser yang bertajuk Baru, The Beginning of A Journey Concert. Konser ini bertujuan untuk memperlihatkan anggota baru PSM, kepada khalayak umum.Memperlihatkan hasil seleksi anggota dari bulan November tahun lalu, dan menyambut keluarga baru PSM UGM.
Ada empat puluh enam orang yang tampil pada malam itu. Penyanyi dibagi atas empat jenis suara. Empat belas penyanyi sopran, lima belas penyanyi alto, sembilan orang penyanyi tenor, dan delapan orang penyanyi bass. Semua menyanyi dengan merdu.Walaupun terdapat empat jenis suara. Lantunan syair dan nada menyatu indah membuat penonton kagum dibuatnya.
Tidak hanya lagu dari komposer luar negeri.Ada pula lagu dari musisi indonesia. Musisi tersebut adalah C. Simanjuntak dan Sanusi Pane. Lagu ini berjudul Tanah Tumpah Darahku. Lagu tersebut menggambarkan Indonesia adalah tanah kelahiran dan tanah perjuangan. Tanah yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan yang telah gugur. Lagu ini juga menceritakan betapa makmur dan suburnya negara kita. Keidahan alam indonesia. Dibubuhi dengan suara merdu dari PSM UGM, menambah syahdu lagu tersebut.
Tidak sampai disitu saja. Dilantunkan pula lagu dari musisi anyar indonesia Tulus. Lagu tersebut berjudul “Baru”. Senada dengan tema yang diusung dalam mini konser malam itu. PSM UGM ingin menyampaikan bahwa inilah anggota mereka yang baru. Angkatan 44 yang akan memberikan kejutan-kejutan baru. Nikmatilah kejutan dari kami. Inilah anggota baru kami. Semua akan merindukan kami. Rasa rindu yang akan sangat dinikmati.
Serupa dengan Siyahamba lagi ini juga diawali dengan Acapella. Diiringi dengan petikan gitar dan irama orgen. Kedua alat musik itu membuat lagu bergenre pop jazz menjadi lebih indah.
Nikmatilah Kejutanku. Ini aku yang baru. Itulah reff dari lagu tersebut. Mereka bernyanyi sembari bertepuk tangan. Serong kanan dan kiri pun tak terlupakan. Alunan musik, lirik lagu, tepukan tangan, dan gerak tubuh terlihat menyatu. Menyatu menunjukan kegembiraan dan siap memberikan kejutan baru yang istimewa.
Tidak sampai disitu saja. Suguhan malam itu juga menampilkan lagu Hymne Gadjah Mada yang dinyanyikan oleh penyanyi dan penonton yang hadir. Penonton yang hadir diminta untuk berdiri sebagai penghormatan atas lagu kebanggaan UGM tersebut.
Lagu terakhir adalah As Long As I Have Music gubahan Don Besig dan Nancy Price. Kali ini mereka berkolaborasi dengan angkatan senior dan para alumninya. Lagu itu dibuka dengan acapella. Mereka menyanyikannya sambil berpegangan tangan. Setelah lagu itu berakhir para penyanyi memberi hormat kepada penonton. Semua penonton memberikan tepuk tangan yang meriah.
Acara itu pun berakhir dengan slogan yang diteriakan oleh anggota PSM “PSM Jaya, Jaya, Jaya.” Begitulah mini konser Baru “The Beginning of A Journey Concert.” Maria Katarina selaku penonton menyampaikan harapan dan sarannya bagi anggota PSM UGM yang baru. “saya berharap anggota PSM yang diterima dapat berlatih dengan baik dan dapat memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan. Serta dapat membuktikan bahwa mereka pantas dipilih.” pungkasnya. [Dewi Wijayanti]
2 komentar
Perbaikan :
Akapela itu bukan nyanyi dengan semua jenis suara. Akapela itu nyanyi tanpa iringan instrumen apapun. Nah akapela ini bisa dua suara, tiga, atau empat suara (semuanya: sopran, alto, tenor, bass)
“lagu tulus dibuka dengan akapela” (tp selanjutnya pake iringan gitar) dan “siyahamba dibuka dengan semua suara”. Nah bukan berarti akapela = semua suara. Jadi As Long As I Have Music sama sekali tidak akapela.
perbaikan :
slogan : Jaya, jaya, Juara