Sabtu pagi (29/11), Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM kedatangan tamu. Puluhan siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta berkumpul di tengah tumpukan sampah daun dan plastik yang sudah dicincang. “Ini adalah sampah-sampah yang dihasilkan oleh kampus UGM, kita bisa olah jadi pupuk,” ujar Dian, pemandu, menggunakan pengeras suara. Ia kemudian mengajak anak-anak untuk berjalan lagi ke sebuah komposer pembuatan pupuk sambil terus menjelaskan langkah-langkah pembuatannya. Selain pembuatan pupuk, anak-anak juga diajak melihat berbagai tanaman, pengelolaan limbah ternak, dan kerajinan tangan dari sampah.
Kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian progam Sobat Bumi Goes to School yang diadakan oleh Sobat Bumi Indonesia regional Yogyakarta. Sobat Bumi adalah organisasi bentukan penerima beasiswa Sobat Bumi dari Pertamina Foundation. Selain Yogyakarta, program tersebut juga dijalankan di tiga kota besar lainnya, yaitu Padang, Jakarta, dan Surabaya. Kegiatan ini bertujuan membentuk School Green Ambassador, yaitu duta yang dapat menyebarkan semangat mencintai lingkungan di sekolah.
Melisa, ketua panitia, menerangkan bahwa kunjungan kali ini adalah pembelajaran lapangan. “Sebelum ini kami sudah memberikan materi. Hari ini tujuannya adalah menunjukkan pada anak-anak cara mengelola sampah yang benar secara langsung,” ujarnya. Dua bulan sebelum turun lapangan, Sobat Bumi regional Yogyakarta memang sudah mengadakan weekly sharing. Hampir setiap minggu mereka mendatangi sekolah untuk memberikan materi pada anak-anak tentang lingkungan. “Materi yang kami berikan fokus pada beberapa hal, yaitu hutan, pohon, air, dan sampah,” tambah Melisa.
Lebih lanjut, Melisa mengatakan bahwa kunjungan ke KP 4 kali ini bukan satu-satunya media pembelajaran lapangan. Berdasarkan kurikulum yang telah dibuat, anak-anak akan diajak untuk berinteraksi dengan masyarakat. “Pembelajaran lainnya, kami akan mengajak mereka untuk datang ke tempat-tempat umum, kemudian membandingkan mana yang lebih baik, ditinjau dari sisi lingkungan,” terangnya.
Seluruh rangkaian Sobat Bumi Goes to School diharapkan dapat membuat para pelajar lebih peduli dengan lingkungan sekitar. “Peduli lingkungan juga berarti peduli pada masyarakat dan kemanusiaan, sehingga dalam mengambil keputusan, mereka tidak akan merugikan lingkungan dan masyarakat,” kata Melisa. Sampai saat ini, kegiatan Sobat Bumi Goes to School baru terlaksana di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Melisa berharap, program ini nantinya bisa berkelanjutan di setiap sekolah di Yogyakarta.
Mengenai kegiatan yang diselenggarakan, Ardi, salah seorang peserta, mengatakan bahwa ini adalah acara yang seru dan bermanfaat. “Semoga ilmunya bisa diterapkan agar sampah di sekolah bisa dikelola dengan baik,” ujarnya. Peserta lain, Alan, menilai bahwa rangkaian program yang telah dilakukan memberinya banyak manfaat mengenai pemahamannya terhadap lingkungan. “Kita tidak boleh hanya mengambil dari lingkungan. Harus berkontribusi aktif dalam menjaga lingkungan, agar anak cucu kita juga bisa merasakan manfaatnya,” terang Alan. [Shiane Anita S]