“Jiwa kepemimpinan lahir dari sejarah, karena pemimpin hadir sebagai tanggung jawab zaman,” ujar Boediono, mantan Wakil Presiden RI, Minggu (14/12). Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara kuliah umum di Grha Sabha Pramana. Boediono menjadi pengisi acara dalam malam anugerah Gadjah Mada Awards (GMA) 2014. Guru Besar FEB UGM ini menyampaikan kuliah umum dengan judul “Membangun Jiwa Kepemimpinan berdasarkan aspek sejarah.”
Ia memaparkan bahwa aspek sejarah memang tidak bisa dipisahkan dari sosok pemimpin. “Pemimpin selalu berganti dari masa ke masa, hal tersebut yang membuat pemimpin tidak bisa dipisahkan dari sejarah ,” jelas Boediono. Mahasiswa merupakan generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa. Menurutnya, generasi muda memiliki tanggung jawab historis untuk mempersiapkan diri untuk masa depan bangsa.
Boediono menggarisbawahi peran penting generasi muda dalam pembangunan bangsa. “Kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa dipengaruhi oleh dua generasi sekarang dan masa yang akan datang,” jelasnya. Menurut Boediono, generasi yang saat ini memimpin bangsa, kelak akan digantikan oleh para generasi muda. Oleh karenanya, generasi muda mengemban tugas untuk membangun bangsa di masa yang akan datang. Menurutnya, gernerasi muda pun perlu menumbuhkan kesadaran untuk berpartisipasi. “Generasi muda harus menumbuhkan kesadaran diri untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan di masa yang akan datang,”tambahnya.
Menurutnya, kesadaran diri bisa ditumbuhkan dengan melatih jiwa kepemimpinan seseorang. Jiwa kepemimpinan tersebut bisa dilakukan dengan mengasah kemampuan bersosialisasi di masyarakat. Menurut Boediono, jiwa kepemimpinan bisa dilatih dengan mengikuti organisasi di tingkat kampus sejak masa perkuliahan. Hal itu dikarenakan manusia hidup bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat. “Setiap manusia hidup bermasyarakat, dan yang akan menjadi pemimpin adalah yang sukses melayani setiap anggota masyarakat,” jelas Boediono.
Boediono menambahkan bahwa mahasiswa tidak boleh melupakan tanggung jawabnya sebagai calon pemimpin bangsa. “Setiap mahasiswa dan generasi muda adalah calon pemimpin di masa yang akan datang,” kata Boediono. Ia menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa merupakan hasil karya anak bangsa itu sendiri. “Bangsa itu akan maju atau tidak, bergantung kepada generasi muda,” pungkas Boediono.
Dalam kegiatan ini, Boediono pun mendapatkan penghargaan kategori Lifetime Achievement dari Gadjah Mada Awards 2014. Ia mendapatkan penghargaan tersebut karena telah mengabdi di pemerintahan baik sebagai menteri ataupun wakil presiden. Lebih lanjut, semasa menjabat sebagai Wakil Presiden RI, ia juga aktif di bidang sosial, pendidikan dan cinta lingkungan. [Syauqy Uzhma Haris]