Isu krisis energi yang kian marak mengusik keprihatinan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM. Mereka sadar bahwa diperlukan inovasi untuk membuat transportasi hemat energi. Tergerak akan hal itu, tiga belas mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri yang tergabung dalam tim Semar UGM mengikuti kompetisi Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) pada 15–19 Oktober 2014 mendatang di Sirkuit Kenjeran Surabaya. Kompetisi ini adalah ajang nasional yang melombakan mahasiswa dalam mendesain dan membuat kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan. Dalam kegiatan ini, tim Semar UGM dibimbing oleh dosen Fakultas Teknik, Dr. Jayan Sentanuhady. “Tujuan kita adalah untuk berinovasi menciptakan kendaraan hemat bahan bakar,” ujar Shabrina Austin Ghaisani, salah seorang anggota tim.
Tim Semar UGM telah membuat dua mobil untuk ikut dalam ajang ini. “Nama mobil tersebut adalah Semar Proto dan Semar Urban. Keduanya berkompetisi dalam jenis bahan bakar diesel,” terang Sigit Irfan Hilmy selaku ketua tim. Sigit menerangkan, Semar Proto adalah kendaraan aerodinamis generasi kelima yang diciptakan tim Semar UGM dan diikutsertakan pada IEMC. “Semar Proto generasi pertama dibuat tahun 2010 oleh tim Semar UGM. Kemudian tiap tahun Semar Proto diperbaharui dengan mengevaluasi generasi sebelumnya,” terang Sigit. Sementara itu, Semar Urban baru diciptakan tahun 2012 dan masih generasi kedua. “Semar Proto kan bentuknya prototipe, bodinya pendek. Kalau Semar Urban ini bentuknya seperti mobil umum,” ujar mahasiswa Teknik Mesin dan Industri ‘12 tersebut.
Lebih lanjut Sigit menerangkan, inovasi mobil Semar terletak pada bentuk badannya yang disebut body monocouqe. “Kalau mobil biasa, rangka dan bodinya terpisah dan harus dirakit. Nah, kalau Semar kita membuat bodi mobil itu satu dengan rangkanya. Tujuannya adalah mereduksi berat mobil,” terang Sigit. Pada Semar Proto, misalnya, bentuk base bodi didesain menyerupai pesawat terbang dengan harapan dapat lebih aerodinamis sehingga dapat mengurangi hambatan udara saat mobil melaju. “Jadi, lebih stabil (mobilnya-red) saat terkena udara, tidak mengalami turbulensi,” timpal Fajar Nugraha, mahasiswa Teknik Mesin dan Industri ’12 yang juga anggota tim.
Inovasi lainnya yang dilakukan tim Semar UGM pada Semar Proto adalah teknologi Pedal Steering System (PSS), yaitu sistem dengan meletakkan setir pada kaki. Sigit menerangkan, setir yang ada di depan biasanya menghalangi pandangan pengemudi. Dengan inovasi PSS, jarak pandang pengemudi lebih baik dan mempermudah akses keluar masuk pada ruang kendaraan sempit, serta menstabilkan kendaraan saat berbelok. “Sementara gas ada di kanan pengemudi, dipakai dengan tangan,” jelasnya. Uniknya lagi, semua perancangan komponen mobil ini dilakukan dengan mesin Computer Numerical Control dan tidak manual. “Ini dimaksudkan agar hasilnya lebih presisi,” tandasnya.
Berbekal dengan inovasi-inovasi tersebut, tim Semar UGM bersiap untuk menyongsong IEMC 2014. Perlombaan ini memang diadakan setiap tahun dan rutin diikuti tim Semar UGM yang turun-temurun diwarisi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri tiap tahunnya. Pemberian nama “Semar” sendiri sebenarnya berasal dari Shell Eco-Marathon Asia Region, sebuah perlombaan inovasi kendaraan ramah lingkungan tingkat Asia. “Selain itu, nama Semar terinspirasi dari nama wayang yang dikenal bijaksana. Harapannya, tim Semar bisa berinovasi mengembangkan mobil hemat energi yang berguna dalam menghadapi krisis bahan bakar,” tandas Shabrina. [Hamzah Zhafiri Dicky]