“Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas. Nyoblos itu Keren!”
Kalimat itulah yang dideklarasikan oleh para peserta pada akhir acara dialog interaktif yang bertempat di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (25/2). Acara bertema “Jogja Cerdas Memilih” ini mengundang para pembicara, antara lain Arie Sujito, S.Sos., M.Si. (sosiolog UGM), Brigjen Pol. Drs. R.M. Haka Astana, M.W., S.H. (Kapolda DIY), Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. (Dirut Lembaga Penyiaran Publik RRI), dan Farid Bambang Siswantoro (Komisioner KPU DIY). Acara yang disponsori oleh RRI dan KPU DIY ini disiarkan secara langsung dan berskala nasional melalui Pro 2 Jogja FM 102.5 Mhz dan Pro 1 FM 91.1 Mhz.
Dialog interaktif tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara yang telah digelar di UGM sejak Senin (24/2). Acara ini merupakan wujud komitmen RRI sebagai radio pemilu 2014 yang turut aktif mendukung dan menyukseskan pemilu. Sasarannya adalah para pemilih pemula. “Pesertanya adalah siswa SMA dan mahasiswa semester-semester awal,” tutur Atang Basuki, seksi publikasi acara.
Sebelum acara dialog interaktif dimulai, peserta disuguhi penampilan para komedian dan grup musik Jikustik. Setelah itu, acara dibuka dengan sambutan-sambutan dan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya dialog interaktif.
Sebagai pembuka sekaligus gambaran acara, Rosarita Niken, Dirut LPP RRI, menuturkan bahwa acara ini diadakan untuk ikut menyukseskan pemilu mendatang dengan memberikan informasi kepada para pemilih pemula. Menyusul berikutnya arahan-arahan dari para pembicara bagi pemilih pemula untuk memilih calon yang berkualitas. “Pemilih cerdas tidak memilih karena uang dan sentimen. Pelajarilah track record mereka, siapa mereka, bisa nggak perjuangkan aspirasi kita,” tutur Arie Sujito, sosiolog UGM. Di samping arahan, para pembicara pun memberi informasi lain seputar pemilu. Informasi mengenai kesiapan KPU setempat menjelang pemilu disampaikan oleh Komisioner KPU DIY dan penjelasan terkait pengamanan yang akan dikerahkan selama pesta rakyat berlangsung dituturkan oleh Kapolda DIY. Tak hanya bertutur satu arah, para pembicara juga melayani pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan oleh peserta maupun pemirsa radio.
Sayangnya, perhelatan ini terkendala masalah audio. Audio yang beberapa kali bermasalah pun berakibat cukup fatal bagi para peserta yang duduk di barisan belakang. “Hanya dapat sedikit informasi. Karena duduk di belakang jadi nggak kedengeran,” ujar Alim Martina, peserta dari SMKN 1 Ngawen. Hal serupa juga diutarakan oleh Farhan ahmadi, mahasiswa jurusan geofisika, FMIPA UGM 2011. Farhan juga menyayangkan kondisi ruangan yang kurang kondusif.
Namun, terlepas dari semua kekurangan yang ada, panitia berharap acara ini dapat mengurangi angka golput. “Setelah mengikuti acara ini para peserta diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapat kepada keluarga dan teman-teman, mengajak mereka untuk tidak golput,” tutur Djodjo Raimadjo, ketua pelaksana acara. [Tabita Kristofani, Rizky Wahyuni]