( Memanfaatkan dana hibah bank asing untuk menjalankan misi pembangunan )
Fasilitas gedung merupakan suatu keharusan dari suatu instansi, salah satunya universitas. Gedung merupakan cerminan bagaimana mutu dan kualitas dari suatu universitas. Tak heran banyak universitas berlomba-lomba melakukan pembangunan dan renovasi di setiap sudut kampus dengan budget yang tak sedikit. Hal yang tak kalah penting yakni pemeliharaan aset atau properti bangunan yang dimiliki. Keberadaan bangunan gedung tersebut perlu didukung adanya upaya pemeliharaan untuk menjaga agar bangunan gedung tersebut dalam kondisi berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti telah disinggung di atas, pemeliharaan gedung memakan biaya cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan analisis sejauh mana biaya tersebut telah direncanakan dan dikendalikan secara efisien.
Dalam tesis ini Agus Sudaryanto meneliti pemeliharaan bangunan gedung di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung estimasi biaya pemeliharaan tahunan dan mengidentifikasi tingkat keberhasilan pemeliharaan bangunan gedung. Peran pemeliharaan aset khususnya bangunan gedung sangat penting, yakni menjaga kondisi secara fisik maupun fungsi dan meningkatkan nilai aset tersebut. Biaya pemeliharaan bangunan gedung Universitas Gadjah Mada sangat besar yang terdiri dari pemeliharaan rutin jasa kebersihan dan perbaikan. Karena itu, dibutuhkan perencanaan dan pengendalian biaya yang efisien sehingga tujuan pemeliharaan dapat tercapai sesuai yang diinginkan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah biaya pemeliharaan bangunan gedung. Sedangkan variable independen adalah umur bangunan, luas bangunan, kualitas banguan dan kondisi bangunan. Data yang digunakan adalah tujuh gedung fakultas yang dibangun dari dana hibah Japan Bank of International Cooperation (JBIC) tahun 2007- 2011.
Penelitian yang mengambil lokasi di kampus biru ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada para responden dan wawancara dengan para penelitian serta pejabat yang terkait dengan pemeliharaan banguan gedung. Data sekunder diperoleh dari arsip buku serta laporan inventaris data laporan keuangan, dokumentasi media dan internet serta data yang lain yang berkenaan dengan pengelola asset bangunan gedung Universitas Gadjah Mada.
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat analisis untuk data primer dan data sekunder. Alat analisis untuk data primer menggunakan importance performance analysis, skala likert, uji validalitas dan uji reabilitas. Sedangkan data sekunder menggunakan Trend Linier Model untuk peramalan biaya pemeliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan trend linier model dapat diketahui standar biaya pemeliharaan tahunan per m2 selama 25 tahun (2012 -2036). Hasil estimasi biaya pemeliharaan bangunan gedung UGM pada tahun 2012 mengalami peningkatan 2 persen. Hasil analis standar menujukan perencanaan dan pengendalian biaya pemeliharaan bangunan gedung sudah efisien. Sayangnya, hal itu tidak didukung dengan penetapan standar yang berlaku dan penggunanya yang kurang optimal.
Metode penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Library research berarti penulis mendapatkan data dari media atau sumber-sumber pustaka. Sedangkan field research berarti penulis langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data. Misalnya bisa melalui wawancara terhadap para pejabat yang terkait dan juga melakukan kuosioner kepada para responden.
Agus Sudaryanto mengambil contoh sampel biaya pemeliharan pada tahun 2007-2011 yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT). Biaya tersebut seluruhnya berasal dari dana masyarakat atau pendapatan negara bukan pajak yang diperoleh Unversitas Gadjah Mada. Penelitian mengenai estimasi pemeliharaan tahunan bangunan gedung dilakukan terhadap tujuh bangunan gedung yang relatif masih berupa bangunan baru. Yakni: fakultas pertanian, fakultas teknologi pertanian, fakultas peternakan, fakultas kedokteran hewan, fakultas kehutanan, fakultas kedokteran gigi dan fakultas kedokteran umum. Gedung tersebut didanai dengan dana hibah dari pemerintah jepang (JBIC) yang dibangun pada tahun 2003. Untuk estimasi gedung JBIC UGM dari tahun ketahun mengalami kenaikan sejumlah nominal tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut seharusnya manajemen UGM seharusnya mengalokasikan anggaran biaya pemeliharaan pada tahun 2012 sebaik-baiknya.
Biaya pemeliharaan bangunan gedung UGM tahun 2007-2011 dalam rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT) mengalamai fluktuasi dengan biaya terbesar terjadi pada tahun 2011. Biaya di Universitas Gadjah Mada lebih kecil dari pada standar biaya. Hal itu disebabkan karena masih ada anggaran dana masyarakat atau penerimaan negara bukan pajak.
Hal yang disayangkan, alokasi dana dari Universitas kerakyatan ini terhambat karena dana turun terlambat. Anggaran tersebut ada setelah separuh waktu anggaran tahunan. Sehingga dalam pelaksanaanya terkadang mengalami kesulitan.
Hal tersebut akan diantisipasi pada tahun 2013 dengan diluncurkanya program untuk mempersiapkan lebih dini alokasi dana tiap-tiap fakultas dan unit-unit di UGM. Pihak manajemen Universitas Gadjah Mada memberikan alokasi kepada tiap-tiap fakultas untuk membuat perencanaan dana secara mandiri. Selain lebih efektif, dari ketujuh fakultas tersebut masing-masing memiliki rincian yang berbeda dengan luas yang berbeda pula. Sehingga apabila sewaktu-waktu ada anggaran biaya pendamping seperti DIPA dan BOPTN akan dengan mudah segera direalisai. Program tersebut masih dalam pengkajian dan akan diluncurkan pada tahun anggaran 2013 dengan nama system material request.
Selain itu hal-hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah, memberikan alokasi anggaran biaya pemeliharaan lebih meningkat dari tahun sebelumnya supaya bangunan tersebut tetap kuat, handal dan berfungsi maksimal. Bisa memberikan pilihan tingkat kebutuhan dan lebih menitikberatkan biaya pemeliharaan banguan gedung pada sektor yang lebih penting.
Dalam thesis ini penjelasan mengenai tingkat keberhasilan pemeliharaan bangunan gedung masih kurang. Sebagai salah tujuan penulisan thesis, penulis tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kriteria berhasilnya suatu perencanan pemeliharaan bangunan gedung. Misalnya apakah itu dilihat sisi pendanaan atau pemeliharaan gedung secara fisik dan lain sebagainya. Alangkah baiknya jika dalam mengupas suatu permasalah, penulis dapat melihat dari sudut pandang yang luas agar pembaca dapat mengambil keputusan yang lebih bijak [Arfidha].