Pagi itu halaman Sekolah Vokasi UGM tampak ramai oleh sejumlah mahasiswa yang sedang menonton pertunjukkan musik di panggung Cultural Days. Acara yang berlangsung Jumat-Sabtu (8-9/3) ini, ditujukan untuk meluncurkan Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi UGM. Cultural Days menampilkan berbagai seni pertunjukan budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Acara peluncuran departemen ini dibuka dengan atraksi Hombo Batu Nias (loncat batu). Waluyo, selaku penanggung jawab, mengatakan, atraksi lompat batu besar tersebut merupakan simbolisasi dari tantangan yang harus dihadapi. “Ibarat melalui batu besar, departemen butuh keberanian, kebersamaan dan tekad untuk melaluinya,” tambahnya.
Pada hari pertama, Cultural Days menyuguhkan berbagai festival seni dan budaya, seperti festival kuliner dan festival musik. Pertunjukkan tari tradisional dari mahasiswa juga turut meramaikan acara ini. Salah satunya, tari Faluaya dari Nias Selatan yang dibawakan oleh mahasiswa asli Nias. Dengan mengenakan pakaian adat, lengkap dengan tombak dan tameng, mereka berteatrikal saling melawan. Mereka menghentakkan kakiknya secara teratur dan memutari panggung sambil menyanyi dengan bahasa Nias Selatan.
Tidak ketinggalan pertunjukan seni khas luar negeri oleh mahasiswa dari beberapa prodi bahasa asing seperti prodi Bahasa Korea dan Jepang. Mereka menampilkan tari Talcum dari Korea,Yosakui Seicho dari Jepang dan Sumulnori dari Korea.
Seni pertunjukan gamelan dari berbagai sekolah menengah atas di Yogyakarta juga meramaikan malam puncak Cultural Days, salah satunya grup gamelan dari SMK Penerbangan. Pertunjukan wayang kulit, Babad Alas Wanamarta, oleh dalang Ki Sukisno, M.Sn. yang berlangsung semalam suntuk menutup serangkaian acara ini. [Anggun Intan P & Fikri Fawaid]