Senin (10/12), Keraton Ngayogyakarta menggelar sebuah acara yang bernama Pagelaran Karawitan. Pagelaran ini adalah salah satu dari acara-acara yang rutin diadakan setiap Senin, Selasa dan Kamis pukul 10.00 â 12.00 WIB di Pendopo Sri Manganti. Pagelaran ini dimainkan oleh kelompok karawitan KHP Krida Mardawa.
Pagelaran Karawitan termasuk dalam paket wisata bagi pengunjung Keraton. âIni salah satu paket wisata, tidak ada biaya tambahan. karena sudah termasuk dalam karcis masuk Keratonâ, terang KRT. Danukusumo pengelola serta penanggung jawab pagelaran ini.
Pukul 10.00 WIB, acara Pagelaran Karawitan mulai dipersiapkan dengan berdatangannya parasinden (penyanyi tembang jawa) dan niyaga (pemain gamelan). Mereka tampak bersiap-siap di belakang alat yang akan dimainkan. Beberapa saat kemudian, acara pagelaran dimulai dengan didengarkannya alunan musik alat gamelan. Musik gamelan yang dimainkan oleh para niyaga,yaitu: Gendhing Jati Kendang, Bedhayan, Kapang-kapang dan Ketawang.
Para pengunjung mulai mendekat ke Pendopo Sri Manganti tempat dimainkannya gamelan. Banyaknya pengunjung datang  menunjukkan antusiasme besar dari acara ini. Dibuktikan dengan pernyataan  salah satu wisatawan saat ditanya alasannya datang melihat pagelaran. âMusiknya sangat unik, saya tidak pernah dengar sebelumnya. Ini tradisi kesenian Jawa yang sangat bagusâ, jawab Shi Hao, wisatawan asal Singapura.
Selama pertunjukkan Pagelaran Karawitan berlangsung, banyak wisatawan yang mengabadikan gambar dengan kamera mereka. Bersamaan dengan pertunjukan tersebut, rombongan siswa SMA yang sedang study tour terlihat menuju ke pagelaran. Rombongan tersebut mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata sambil menikmati jalannya pagelaran. Pagelaran berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dengan ditandai alunan musik gamelan yang melambat dan berhentinya sinden menembang.
Menurut KRT Danukusumo, kendala pagelaran-pagelaran sebelum ini salah satunya ketika para sinden atau niyaga berhalangan hadir. âYa, kendalanya karena mereka kan sudah sepuh,jadi kadang-kadang (salah satu dari mereka) tidak bisa hadirâ, ujarnya.
Banyak wisatawan setelah melihat Pagelaran Karawitan mengharapkan acara ini terus diadakan supaya generasi muda lebih bisa mengenal dan melestarikan budaya tradisional. âYa, akan lebih ramai kalo anak muda juga turut ikut. Mereka yang saat ini memainkan gamelan kan sudah tua, kalo mereka sudah tidak ada siapa yang akan meneruskan?â ujar Anwar, salah satu wisatawan berasal dari Kuala Lumpur. [Bulan Wening Risang Ayu]