Jum’at (7/12), Gedung Purna Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi lokasi diselenggarakannya acara penutupan Pentas Olahraga dan Seni Universitas Gadjah Mada (Porsenigama) 2012. Rangkaian lomba dan acara Porsenigama yang diadakan oleh Forum Komunikasi (Forkom) UGM dalam rangka memeriahkan Dies Natalis UGM ke 63 akhirnya ditutup dengan malam pentas seni.
Acara penutupan Porsenigama diawali dengan sambutan Dr. Drs. Senawi, M.P. selaku Pimpinan Direktorat Mahasiswa. Dalam sambutannya, Senawi menyampaikan respon positifnya atas kegiatan Porsenigama 2012. “Mahasiswa itu jangan pintar akademiknya saja, tapi otak kanan dan kiri harus selalu seimbang,” tutur Senawi.
Meski pentas seni sempat diundur beberapa menit akibat kesalahan teknis, akan tetapi panitia berhasil mengatasi masalah tersebut dengan mempersembahkan acara yang seru. penampilan atraktif dari Marching Band UGM yang berhasil mendapat sorak sorai para penonton. Penampilan lain, seperti: Gama Band, Paduan Suara Mahasiswa dan pertunjukan pencak silat turut meramaikan acara penutupan Porsenigama.
Di sela pertunjukan seni, Master of Ceremonymulai membacakan nama para juara dari berbagai bidang perlombaan. Gegap gempita sontak memenuhi gedung Purna Budaya setiap kali MC membacakan nama pemenang. Para penonton yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Teknik tak lelah bersorak, karena sebagian besar para juara yang disebutkan berasal dari Fakultas Teknik.
Pembacaan peraih fakultas bergilir Porsenigama resmi mengakhiri Closing Ceremony Porsenigama 2012. Masih sama seperti tahun lalu, fakultas Teknik berhasil mempertahankan gelar juara umum, diikuti Fisipol sebagai juara ke-2 dan fakultas Peternakan di posisi ke-3. Sedangkan kategori baru, best supporter, resmi dimenangkan oleh fakultas MIPA.
Ketua Panitia Porsenigama, Tommy Andjar menjelaskan peran Porsenigama dalam meningkatkan sportifitas dan toleransi di kalangan mahasiswa berbagai fakultas. Tommy menyatakan bahwa tujuan utama Porsenigama tercermin dalam tema Porsenigama tahun ini, yaitu “Harmoni dalam Sportifitas dan Kreatifitas”. “Yang penting kan kita bisa saling bersilaturahmi, bukan cuma ajang cari bibit unggul” tutur Tommy.
Serangkaian acara Porsenigama yang berlangsung kurang lebih satu bulan akhirnya selesai. Tommy Andjar mengharapkan setelah Porsenigama tahun ini, nilai sportifitas di kalangan mahasiswa tetap terjaga pada tahun berikutnya. Tommy menambahkan, “Bukan hanya peserta yang belajar sportif, panitia juga harus belajar banyak dari Porsenigama tahun ini.” [Ganesh Cintika, Deddy Setyadi]